6 dampak pencemaran lingkungan. Kulit durian secara proporsional mengandung
unsur-unsur utama seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Kandungan kulit durian [6] Kandungan
Persentase Selulosa
50-60 Lignin
5 Pati
5 Unsur lainnya
30-40
Jadi, dari data kandungan selulosa kulit durian tersebut yang tergolong tinggi, komposisinya, dan ketersediaannya yang melimpah, maka kulit durian berpotensi
untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bioetanol.
2.3 PROSES PRODUKSI BIOETANOL
Secara umum, keseluruhan proses pembuatan bioetanol meliputi tiga tahapan, yaitu persiapan bahan baku, fermentasi dan pemurnian. Setiap tahapan
mempengaruhi keberhasilan tahapan berikutnya. Dan untuk setiap bahan baku berbeda biasanya akan berbeda pada tahap persiapan bahan baku dan kondisi
prosesnya.
2.3.1 Tahap Persiapan Bahan Baku
Pada tahap persiapan, bahan baku berupa padatan terlebih dahulu harus dikonversi menjadi larutan gula sebelum difermentasi menjadi etanol. Untuk
bahan-bahan yang sudah berada dalam bentuk larutan seperti molase dapat langsung difermentasi, namun untuk bahan baku berpati dan berselulosa
diperlukan tahapan pendahuluan. Kulit durian termasuk bahan berlignoselulosa, sehingga memerlukan perlakuan awal atau pretreatment hingga diperoleh gula
sederhana. Terdapat tiga proses perlakuan awal atau pretreatment, yaitu secara biologi, kimia, dan fisikmekanis. Berikut ini diagram alir proses pembuatan
bioetanol dari bahan baku gula, pati, dan lignoselulosa [11].
Universitas Sumatera Utara
7 Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Bioetanol dari Bahan Baku Gula,
Pati, dan Lignoselulosa Pada penelitian ini, pengolahan awal yang dilakukan adalah pencucian,
pengecilan ukuran dan hidrolisis. Hidrolisis yang dipilih adalah hidrolisis dengan metode LHW Liquid Hot Water. Pemasakan bahan-bahan lignoselulosa dalam
LHW adalah salah satu metode hydrothermal pretreatment yang diaplikasikan untu perlakuan awal lignoselulosa sejak beberapa dekade yang biasa digunakan
untuk industri pulp. Air di bawah tekanan tinggi bisa melakukan penetrasi ke dalam biomassa, menghidrasi selulosa, dan membuang hemiselulosa dan sebagian
dari lignin. Keuntungan paling utamanya adalah tidak ada penambahan zat kimia dan
tidak memerlukan bahan-bahan yang tahan korosi untuk reactor hidrolisisnya. Tidak dibutuhkan pengecilan ukuran bahan baku yang merupakan proses yang
membutuhkan energi yang besar untuk bahan baku yang berukuran besar pada skala komersial. Proses ini juga membutuhkan sangat sedikit zat kimia untuk
proses netralisasi. Bahkan hampir tidak ada. Karbohidrat hemiselulosa terlarut sebagai larutan oligosakarida dan bisa dipisahkan dari fraksi selulosa yang tak
larut juga lignin [12].
Universitas Sumatera Utara
8
2.3.2 Tahap Fermentasi