Koefisien Determinasi Koefisien Korelasi Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara

n = ukuran sampel e i = variabel kesalahan Untuk rumus diatas, dapat diselesaikan dengan tiga variabel yang berbentuk : ∑Y i = nb + b 1 ∑X 1i + b 2 ∑X 2i + b 3 ∑X 3i 2.6 ∑X 1i Y i = b ∑X 1i + b 1 ∑ + b 2 ∑X 1i X 2i + b 3 ∑X 1i X 3i 2.7 ∑X 2i Y i = b ∑X 2i + b 1 ∑X 1i X 2i + b 2 ∑ + b 3 ∑X 2i X 3i 2.8 ∑X 3i Y i = b ∑X 3i + b 1 ∑X 1i X 3i + b 2 ∑X 2i X 3i + b 3 ∑ 2.9 Dengan b 1 , b 2 adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan. Untuk = − , = – , = – dan y = Y - , persamaan liniernya menjadi y = + + .

2.6 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R 2 adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel yang ada dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka R 2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu : R 2 = 2.10 Keterangan : JK reg = Jumlah Kuadrat Regresi Universitas Sumatera Utara ∑ = ∑ – 2.11 Harga R 2 yang diperoleh variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja.

2.7 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan ukuran kedua yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel takbebas. Nilai koefisien korelasi adalah - 1 ≤ r ≤ 1. Jika dua variabel berkorelasi negatif maka koefisien korelasi akan mendekati 0, sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka nilai koefisien korelai akan mendekati 1. Untuk lebih memudahkan menetahui seberapa jauh derajat keeratan antara variabel tersebut, dapat dilihat pada perumusan berikut : - 1,00 ≤ r ≤ -0,80 berarti berkorelasi kuat secara negatif -0,79 -0,50 berarti berkorelasi sedang negatif - 0,49 ≤ r ≤ 0,49 berarti berkorelasi lemah 0,50 ≤ r ≤ 0,79 berarti berkorelasi sedang secara positif 0,80 ≤ r ≤ 1,00 berarti berkorelasi kuat secara positif Universitas Sumatera Utara Untuk hubungan lima variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1. Koefisien Korelasi antara X 1 dan Y = 2.12 2. Koefisien Korelasi antara X 2 dan Y = 2.13 3. Koefisien Korelasi antara X 3 dan Y = 2.14 Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik BPS

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur pertanian, Kerajinan dan Perdagangan Directure Vand Landbow Nijeverheiden Handed dan Berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistik CKS atau kantor statistik dan di pindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Vitvoer en Accijnsen IUA yang sekarang disebut kantor Bea dan Cukai. Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1944, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan Statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistik CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan Statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali Central Kantor Voor de Statistik CKS. Berdasarkan surat edaran kementerian kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219S.C, KAPURRI Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia dan Central Voor de Statistik CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada dibawah dan bertanggung jawab menteri Kemakmuran. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor p44, Lembaga Kantor Pusat Statistik KPS berada dibawah dan bertanggungjawab Universitas Sumatera Utara menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor:18.099M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. Dengan keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementerian Perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan kementerian Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI Nomor 172, terhitung tanggal 1 Juni 1957 Kantor Pusat Statistik KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdana menteri.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Dalam rangka perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan pada organisasi Badan Pusat Statistik. Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat Statistik. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat Statistik. Universitas Sumatera Utara 3. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1992 tentang organisasi Badan Pusat Statistik dan Keputusan Presidan Nomor 6 tahun 1992 tentang kedudukan, fungsi, susunan dan tata Kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang-undang Nomor 16 tahun 1917 tentang Statistik 5. Keputusan Presiden RI Nomor 86 tahun1998 tentang Badan Pusat Statistik 6. Keputusan Pemerintah Nomor 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik Tahun 1968, ditetapkan peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 tahun1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.2 Visi dan Misi BPS Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

3.2.1 Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Universitas Sumatera Utara Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

3.2.2 Misi

Dalam menunjuk pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu, handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta pengembanan ilmu pengetahuan statistik.

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi.Dimana organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungannya yang satu dengan yang lain. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat diketahui pembagian tugas antara para pegawai dalam rangka pencapaian tujuan. Universitas Sumatera Utara Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah berbentuk Lini dan staff 1. Bagian Tata UsahaKepegawaian 2. Bidang Statistik Produksi 3. Bidang Statistik Distribusi 4. Bidang Statistik Kependudukan 5. Bidang Pengolahan, Penyajian dan Pelayanan Statistik 6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Universitas Sumatera Utara STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI Universitas Sumatera Utara

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan yang sering digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk dasar pembuatan keputusan-keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan tersebut didasrakan atas data yang baik. Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang Angka Kematian Bayi seperti yang terlah diutarakan sebalumnya, penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara adalah data mengenai Angka Kematian Bayi Terhadap Penolong Kelahiran di Sumatera Utara, Penolong Kelahiran diantaranya Dokter, Bidan dan Dukun. Adapun datanya yang telah diperoleh adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara