Tim Penyusun PS 1992 mengatakan pada masa penjajahan Belanda, perkebunan kelapa sawit baru terdapat di Pantai Timur Sumatera Deli dan Aceh.
Perkebunan ini berkembang pesat karena permintaan minyak sawit di pasaran meningkat sejalan dengan berkembangnya industri di Eropa. Awal mulanya
perkebunan-perkebunan tersebut dimiliki oleh perorangan tetapi dalam perkembangannya, kepemilikan perkebunan perseorangan tersebut akhirnya
tergantikan oleh perusahaan perkebunan asing milik swasta; Belanda, Perancis, dan Belgia.
Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia kehilangan banyak luas lahan dan produksi perkebunan kelapa sawit. Bahkan menjelang tahun 1943, Pemerintah
Pendudukan Jepang menghentikan produksi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Ada tiga hal yang menyebabkan penghentian produksi, antara lain 1
keperluan logistik, dimana mereka lebih mengutamakan tanaman pangan dibandingkan tanaman perkebunanindustri 2 penurunan permintaan minyak
sawit di pasaran dunia 3 masa perang menjadikan pengangkutan produk kelapa sawit ke luar Indonesia sulit, sehingga untuk menjaga kenyamanannya Jepang
menyimpan kelapa sawit di gudang-gudang pelabuhanperkebunan. Pada masa pemerintahan orde baru, Indonesia tidak seperti dulu lagi.
Indonesia mulai membubarkan Partai Komunis pada tahun 1969, dan semenjak itu, Indonesia memulai pembangunan tahun pertamanya. Keadaan politik dan
ekonomi yang stabil memungkinkan pemertintah dan rakyatnya mampu mengembangkan sumberdaya atau ketahanan nasional yang dimilikinya. Salah
satu sumberdaya yang berkembang pesat adalah sub-sektor perkebunan yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama.
2.1.2 Deskripsi Umum Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan satu tanaman yang sangat penting karena menghasilkan minyak nabati yang sampai saat ini berkembang sebagai tanaman
liar hutan, setengah liar dan sebagai tanaman yang dibudidayakan di daerah- daerah tropis Asia Tenggara, Amerika Latin dan Afrika Setyamidjaja 1991.
Klasifikasi botani kelapa sawit Palm oil berasal dari ordo Palmales, famili Palmaceae, sub-familinya adalah Palminae, genus Elaeis dan memiliki dua spesies
yaitu Elaeis guineensis Jack kelapa sawit Afrika dan Elaeis melanococca atau Corozo oleifera
kelapa sawit Amerika Latin. Kelapa sawit tidak memiliki akar tunggang maupun akar cabang karena merupakan tanaman jenis palma. Akar
kelapa sawit bertambah banyak dan sangat besar jumlahnya. Batang kelapa sawit tumbuh secara lurus ke atas tetapi pada pangkal batangnya membesar. Diameter
batang sekitar 40-60 cm dan pada ujung batangnya terdapat titik tumbuh yang membentuk daun-daun dan memanjangkan batang. Pertumbuhan pelepah daun
tiap tahun pada tanaman muda yang berumur 4-6 tahun mencapai 30-40 helai, sedangkan pada tanaman yang lebih tua berjumlah antara 20-25 helai
Setyamidjaja 1991. Tim Penulis PS 1992 menyebutkan bahwa tanaman kelapa sawit
dibedakan menjadi bagian vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatifnya meliputi alat
perkembangbiakan yaitu bunga dan buah. Akar kelapa sawit tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier, dan akar kuartener,
tetapi akan tumbuh pula akar nafas yang timbul di atas permukaan air tanah atau di dalam tanah dengan aerasi yang baik. Fungsi utama akar adalah menyangga
bagian atas tanaman dan menyerap zat hara. Batang kelapa sawit termasuk tanaman monokotil sehingga tidak
mempunyai kambium dan tidak bercabang. Batang tersebut berfungsi sangat penting karena sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan
makanan. Dilihat segi ekonomisnya, batang kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan kontruksi, pulp bahan baku kertas, bahan kimia, atau sebagai
sumber energi. Daun tanaman kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk yang mirip
dengan daun kelapa. Susunan daunnya membentuk pelepah daun yang panjangnya mencapai kurang lebih 7.5-9 m, jumlah anak daun berkisar 250-400 helai dan
biasanya daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Bila tanaman sawit tumbuh normal maka jumlah pelepah daun biasanya berkisar 40-60 buah.
Daun kelapa sawit yang tumbuh segar dan tua biasanya berwarna hijau tua, dari bagian daun ini terdapat lidi yang selalu dimanfaatkan sebagai sapu.
Tanaman ini merupakan tanaman berumah satu dimana pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina yang terangkai dalam satu batang, bila
umur sekitar dua tahun maka kelapa sawit sudah mulai berbunga. Setiap satu rangkaian bunga akan muncul dari pangkal daun dan rangkain bunga jantan
terpisah dengan bunga betina. Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang, ujung kelopak bunga agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil dibandingkan
dengan bunga betina, sedangkan pada bunga betina bentuknya agak bulat dengan ujung kelopak bunga agak rata dan garis tengah lebih besar.
Tanaman kelapa sawit normal yang telah berbuah akan menghasilkan kira- kira 20-22 tandan per tahun, dan bila umur tanaman kelapa sawit semakin tua
maka produktivitasnya menurun menjadi 12-14 tandan per tahun. Warna buah kelapa sawit tergantung varietasnya. Buah yang masih muda berwarna hijau pucat
kemudian berubah menjadi hijau hitam, semakin tua warna buah akan menjadi kuning muda dan pada waktu sudah masak berwarna kuning jingga. Jumlah
buah per tandan pada tanaman yang cukup tua mencapai 1.600 buah. Panjang buah antara 2-5 cm dan beratnya sekitar 20-30 gr per buah.
Komposisi kimiawi tandan kosong sawit yang terbesar adalah selulosa disamping hemiselulosa dan lignin dalam jumlah yang lebih kecil. Komponen
kimiawi TKKS dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Komposisi kimiawi tandan kosong kelapa sawit
Komponen Pratiwi et al. 1998
Azemi et al.1994
Kadar Abu 6.04
15.00 Selulosa
35.81 40.00
Lignin 15.70
21.00 Hemiselulosa
27.01 24.00
Sumber: Sa’id 1994 diacu dalam Lukman 2008 2.1.3
Potensi Kelapa sawit dan Tandan Kosong Kelapa Sawit
Menurut Badan Pusat Statistik BPS, luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 2010 di wilayah Sumatera mencapai 5.641.367 hektar dan jumlah total
produksi kelapa sawit adalah 16.445.141 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Jawa adalah 28.057 hektar dan jumlah total produksi kelapa sawit sebesar
49.759 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Kalimantan adalah 2.462.207 hektar dan jumlah total produksi kelapa sawit sebesar 4.853.001 ton; luas
perkebunan kelapa sawit di wilayah Sulawesi adalah 196.302 hektar dan jumlah
total produksi kelapa sawit sebesar 475.263 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Maluku dan Papua adalah 57.462 hektar dan jumlah total produksi kelapa
sawit sebesar 134.955 ton. Jadi total luas perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2010 adalah 8.385.394 hektar dan jumlah total produksi kelapa sawit
sebesar 21.958.120 ton. Pada tahun 2011, BPS memperkirakan luas perkebunan kelapa sawit pada
tahun 2011 telah mencapai 6.002.884 hektar di wilayah Sumatera dan jumlah total produksi kelapa sawit Sumatera adalah 16.843.602 ton; luas perkebunan kelapa
sawit di wilayah Jawa adalah 28.908 hektar dan jumlah total produksi kelapa sawit sebesar 50.998 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Kalimantan
adalah 2.606.374 hektar dan jumlah total produksi kelapa sawit sebesar 4.987.782 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Sulawesi adalah 210.019 hektar dan
jumlah total produksi kelapa sawit sebesar 487.624 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Maluku dan Papua adalah 60.214 hektar dan jumlah total
produksi kelapa sawit sebesar 138.006 ton. Jadi total luas perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2011 adalah 8.908.399 hektar dan jumlah total produksi
kelapa sawit sebesar 22.508.011 ton. Pada tahun 2012, BPS juga memperkirakan luas perkebunan kelapa sawit
pada tahun 2012 telah mencapai 6.169.258 hektar di wilayah Sumatera dan jumlah total produksi kelapa sawit Sumatera adalah 17.601.789 ton; luas perkebunan
kelapa sawit di wilayah Jawa adalah 25.577 hektar dan jumlah total produksi kelapa sawit sebesar 52.305 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah
Kalimantan adalah 2.795.033 hektar dan jumlah total produksi kelapa sawit sebesar 5.323.107 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Sulawesi adalah
215.377 hektar dan jumlah total produksi kelapa sawit sebesar 514.597 ton; luas perkebunan kelapa sawit di wilayah Maluku dan Papua adalah 38.088 hektar dan
jumlah total produksi kelapa sawit sebesar 88.320 ton. Jadi total luas perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan sebesar 9.271.039 hektar
dan jumlah total produksi kelapa sawit adalah 23.633.412 ton. Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa pertumbuhan produksi sawit meningkat dari tahun ke
tahun.
Peningkatan tersebut terdongkrak karena banyak petani yang menkonversi lahan karet, tebu dan coklat menjadi lahan sawit Hardianto 2006 diacu dalam
Fuadi 2009. Peningkatan produksi sawit akan meningkatkan produksi tandan kosong kelapa sawit. Tanaman sawit menghasilkan tandan buat sawit yang
merupakan bahan baku bagi industri pengolahan pabrik sawit. Pabrik sawit mengolah tandan buah sawit menjadi produk minyak sawit mentah CPO dan
minyak inti sawit PKO. CPO dan PKO merupakan bahan baku industri hilir sawit, industri hilir ini dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu industri pangan
yang berupa industri minyak goreng, dan industri non-pangan yang meliputi industri oleokimia seperti, fatty acid, fatty alcohol, stearin, gyserin, dan metallic
soap .
Gambar 1 Limbah tandan kosong kelapa sawit
2.2 Perekat Likuida