1.3 Manfaat Penelitian
1 Bagi penulis, menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan energi angin
sebagai energi alternatif baik secara teori maupun praktek. 2
Bagi nelayan, memberikan informasi kepada nelayan mengenai pemanfaatan energi angin turbin angin sebagai alternatif pengganti sumber energi listrik
untuk lampu navigasi pada kapal penangkap ikan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Angin dan Proses Terjadinya Angin
Menurut Harun 1987 yang diacu oleh Setiono 2006, adanya perbedaan suhu antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain di permukaan bumi ini
menyebabkan timbulnya angin. Terjadinya perputaran udara yaitu perpindahan udara dari daerah khatulistiwa suhu tinggi ke daerah kutub suhu rendah dan
sebaliknya dari daerah kutub suhu rendah ke daerah khatulistiwa suhu tinggi. Perpindahan udara atau gesekan udara terhadap permukaan bumi inilah yang
disebut dengan angin. Perbedaan suhu di permukaan bumi dikarenakan penyinaran matahari ke bumi dan peredaran bumi terhadap matahari. Oleh karena
itu, adanya angin pada suatu wilayah tergantung perbedaan suhu, sehingga dapat dikatakan secara periodik angin di suatu wilayah dibangkitkan kembali selama
ada perbedaan suhu oleh penyinaran matahari. Atas dasar hal tersebut, angin dapat
dikatakan sebagai sumber daya energi terbarukan. 2.1.1 Alat ukur kecepatan angin
Menurut Safarudin 2003 yang diacu oleh Alamsyah 2007, untuk memperkirakan kecepatan angin di lokasi, dapat dipergunakan dua teknik. Teknik
pertama yaitu menggunakan alat yang disebut anemometer, sedangkan teknik kedua yaitu menggunakan pengamatan langsung berdasarkan Skala Beaufort.
1 Anemometer
Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer. Anemometer jenis mangkok adalah yang mempunyai sumbu vertikal dan tiga buah mangkok
yang berfungsi menangkap angin.
Sumber: Safarudin 2003 diacu oleh Alamsyah 2007
Gambar 1 Anemometer.
Jumlah putaran per menit dari poros anemometer dihitung secara elektronik. Biasanya, anemometer dilengkapi dengan sudut angin untuk mendeteksi arah
angin. Jenis anemometer lain adalah anemometer ultrasonik atau jenis laser yang mendeteksi perbedaan fase dari suara atau cahaya koheren yang dipantulkan dari
molekul-molekul udara. 2
Skala Beaufort Menurut Hofman 1987 yang diacu oleh Alamsyah 2007, kecepatan angin
dan tipe angin juga dapat diperkirakan dengan menggunakan skala Beaufort, dimana skala Beaufort memperkirakan kecepatan angin berdasarkan kondisi
visual yang terdapat di daratan dan lautan. Sehingga, dapat ditentukan tipe angin di suatu wilayah berdasarkan besarnya kecepatan angin di wilayah tersebut.
Berikut tabel skala Beaufort beserta penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Skala Beaufort.
Skala Beaufort
Skala Petersen
Uraian jelas dari angin Kecepatan angin
Lazim dipakai di
laut Lazim
dipakai di darat
ms kmjam
0 Datar Suasana
sunyi Tidak ada
angin 0-0,2 0-1
1 Datar Lemah dan
sunyi Angin
lemah 0,3-1,5 2-5
2 Riakan ringan
Kesejukan lemah
Angin lemah
1,6- 3,3 6-11
3 Riakan ringan
sampai bergelombang
Kesejukan ringan
Angin lemah
3,4-5,4 12-19 4 Bergelombang
Kesejukan sedang
Angin sedang
5,5-7,9 20-28
5 Dahsyat Angin
sepoi – sepoi yang
segar Angin
yang cukup
kencang 8,0-10,7 29-38
6 Laut yang
agak dahsyat Angin
sepoi – sepoi yang
kaku Angin
kencang 10,8-13,8 39-49
7 Laut yang liar
- Angin
keras 13,9-17,1
50-61