Skala Beaufort
Skala Petersen
Uraian jelas dari angin Kecepatan angin
Lazim dipakai di
laut Lazim
dipakai di darat
ms Kmjam
8 Laut yang
tinggi -
Angin taufan
17,2-20,7 62-74 9
Laut yang tinggi
- Taufan 20,8-24,4
75-88 10
Laut yang sangat tinggi
- Taufan
berat 24,5-28,4 89-102
11 Laut yang luar
biasa tinggi - Badai
28,5-32,6 103-117
12 Liar
- Badai
32,6 117
Sumber: Hofman 1987 diacu oleh Alamsyah 2007
2.1.2 Jenis –jenis angin
Menurut Wyrtki 1961 yang diacu oleh Suardi 2009, secara umum angin dapat dibagi menjadi angin lokal dan angin musim. Salah satu yang termasuk ke
dalam angin lokal yaitu angin angin laut dan angin darat. 1
Angin laut Angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan
menyerap energi panas lebih cepat dari lautan. Sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut, akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan
udara dingin dari lautan. 2
Angin darat Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap
permukaan bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan udara dingin, sementara itu di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke
udara. Gerakan konvektif tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara
dari darat ke laut, dan biasanya angin darat terjadi pada tengah malam dan dini hari. Kedua angin ini banyak dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional untuk
menangkap ikan di laut. Pada malam hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya
angin laut, para nelayan pulang dari penangkapannya.
2.1.3 Pola umum angin di Indonesia
Pola angin yang sangat berperan di Indonesia yaitu angin muson. Hal ini disebabkan karena Indonesia teletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan
Australia dan di antara dua samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Menurut Wyrtki 1961 yang diacu oleh Suardi 2009, keadaan musim di
Indonesia terbagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1
Musim Barat Oktober – April Di Pulau Jawa angin ini dikenal sebagai angin muson barat laut, musim
barat umumnya membawa curah hujan yang tinggi di Pulau Jawa. Angin muson barat berhembus pada bulan Oktober - April, terjadi pergerakan angin dari benua
Asia ke benua Australia sebagai angin muson barat. Angin ini melewati Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta Laut Cina Selatan. Karena melewati lautan
tentunya banyak membawa uap air dan setelah sampai di kepulauan Indonesia turun hujan. Setiap bulan November, Desember, dan Januari Indonesia bagian
barat sedang mengalami musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi. 2
Musim Timur April - Oktober Angin muson timur berhembus setiap bulan April - Oktober, dimana selama
musim timur biasanya Pulau Jawa mengalami kekeringan. Terjadi pergerakan angin dari benua Australia ke benua Asia melalui Indonesia sebagai angin muson
timur. Angin ini tidak banyak menurunkan hujan, karena hanya melewati laut kecil. Oleh sebab itu, di Indonesia sering menyebutnya sebagai musim kemarau.
3 Musim Peralihan
Diantara musim penghujan Musim Barat dan musim kemarau Musim Timur terdapat musim lain yang disebut Musim Pancaroba Peralihan. Adapun
ciri-ciri musim pancaroba peralihan, yaitu antara lain udara terasa panas, arah angin tidak teratur, sering terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat
dan lebat. Musim peralihan terbagi menjadi dua periode, yaitu periode Maret – Mei dikenal seagai musim Peralihan I atau Muson pancaroba awal tahun.
Sedangkan, periode September – November disebut musim peralihan II atau musim pancaroba akhir tahun. Pada musim-musim peralihan, matahari bergerak
melintasi khatulistiwa, sehingga angin menjadi lemah dan arahnya tidak menentu.
2.2 Jenis