Sedangkan, pada turbin angin dengan 6 sudu diketahui kecepatan angin yang terendah yaitu 15,2 kmjam dengan arah angin dari darat pada pukul 00.45-
01.00 WIB, Sedangkan kecepatan angin tertinggi yaitu 24,8 kmjam dengan arah angin dari laut pada pukul 16.45-17.00 WIB. Kecepatan angin rata-rata yang
diperoleh dari turbin angin dengan 6 sudu yaitu sebesar 17,2 kmjam, kecepatan putaran per menit rpm alternator rata-rata sebesar 124,8 rpm, dan arus rata-rata
yang dihasilkan sebesar 3,44 ampere. Berdasarkan hal tersebut, waktu siang dan malam memberikan pengaruh
terhadap besarnya kecepatan angin yang bertiup di suatu daerah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Safarudin 2003 yang diacu oleh Alamsyah 2007, yang
menyatakan bahwa kecepatan angin akan berfluktuasi terhadap waktu dan tempat. Di Indonesia misalnya kecepatan angin di siang hari bisa lebih kencang
dibandingkan malam hari. Di beberapa lokasi bahkan pada malam hari tidak terjadi gerakan udara yang signifikan.
5.1.1 Sebaran frekuensi kecepatan angin pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu
Pada saat penelitian diperoleh data kecepatan angin yang sangat beragam, sehingga diperlukan pengelompokkan data agar dapat diketahui sebaran frekuensi
kecepatan angin yang terjadi di daerah Palabuhanratu. Data selengkapnya
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Sebaran frekuensi kecepatan angin kmjam pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.
Kelas Selang Kelas
kmjam Batas Kelas
kmjam Frekuensi
3 sudu Frekuensi
6 sudu 1 15,20-17,10
15,15-17,15 62 59
2 17,20-18,40 17,15-18,45 24
26 3 18,50-19,70
18,45-19,75 3 2
4 19,80-21,00 19,75-21,05 3
3 5 21,10-22,30
21,05-22,35 0 6 22,40-23,60
22,35-23,65 1 4
7 23,70-24,90 23,65-24,95 4
2 8 25,00-26,20
24,95-26,25 0 1
Sumber: Pengolahan data
Berdasarkan Tabel 5 di atas, maka dapat dibuat Histogram sebaran frekuensi kecepatan angin yang terjadi selama melakukan uji coba turbin angin
dengan 3 turbin ang
Gambar 2 Da
frekuensi kecepatan
terendah y kmjam. S
kecepatan angin 15,2
sebanyak itu, tidak a
5.1.2 Tip peng
Berd turbin ang
angin dan sudu dan 6
gin dengan 3
22 Histogra dengan
ari Gambar kecepatan
n angin 15 yaitu sebany
Sedangkan, n angin terti
20-17,10 km 1 kali, terda
ada angin pa
pe angin d gujian turb
dasarkan ke gin dengan 3
jenis angin 6 sudu. His
3 sudu dan 6
am sebaran 3 sudu dan
21 di atas, angin tertin
,20-17,10 k yak 1 kali, t
pada saat inggi yaitu
mjam. Sed apat pada se
ada selang k
dan jenis a bin angin d
ecepatan an 3 sudu dan
n berdasarka stogram seb
6 sudu disaj
n frekuensi 6 sudu.
pada saat nggi yaitu s
kmjam. S terdapat pad
pengujian t sebanyak 5
dangkan frek elang kecep
kecepatan a
angin berd dengan 3 su
ngin yang t 6 sudu La
an Tabel 1 s baran freku
jikan pada G
i kecepatan pengujian t
sebanyak 62 edangkan f
da selang k turbin angi
59 kali terd kuensi kece
patan angin angin 21,15-
dasarkan s udu dan 6 s
terdapat pa mpiran 1 da
skala Beaufo uensi kecep
Gambar 21.
n angin pa turbin angin
2 kali terda frekuensi k
kecepatan an n dengan 6
apat pada s epatan angi
25,00-26,20 -22,45 kmj
skala Beau
udu
ada tabel h an 2, maka
fort. patan angin
da turbin n dengan 3
apat pada s kecepatan
ngin 22,40-2 6 sudu frek
selang kece n terendah
0 kmjam. S jam.
ufort pada
asil pengam a didapatkan
pada
angin sudu
elang angin
23,60 kuensi
epatan yaitu
Selain
saat
matan n tipe
1 Tipe angin
Tabel 6 Tipe angin berdasarkan skala Beaufort pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.
Parameter Waktu Pengukuran Baling-baling
3 sudu 6 sudu
1 2
3 1
2 3
Kecepatan Angin kmjam
12-19 20-28 12-19 12-19 20-28 12-19
Skala Beaufort
3 4 3 3 4 3
Tipe Angin
Angin Lemah
Angin Sedang
Angin Lemah
Angin Lemah
Angin Sedang
Angin Lemah
Sumber: Pengolahan data
Keterangan: Waktu Pengamatan 1.
Pukul 06.00-15.45 WIB 2.
Pukul 15.45-17.45 WIB 3.
Pukul 17.45-06.00 WIB Pada turbin angin dengan 3 sudu, pukul 06.00-15.30 WIB kecepatan angin
berkisar antara 12-19 kmjam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin lemah. Pukul 15.30-17.45 WIB kecepatan angin berkisar
antara 12-19 kmjam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 4 dan termasuk tipe angin sedang. Pukul 17.45-06.00 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19
kmjam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin lemah.
Pada turbin angin dengan 6 sudu, pukul 06.00-15.30 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 kmjam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 3 dan
termasuk tipe angin lemah. Pukul 15.30-17.45 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 kmjam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 4 dan termasuk
tipe angin sedang. Pukul 17.45-06.00 WIB kecepatan angin berkisar antara 12-19 kmjam yang artinya masuk dalam skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin
lemah. Tabel 7 Tipe angin berdasarkan skala Beaufort untuk kecepatan angin rata-rata
pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.
Rata-rata kecepatan angin kmjam Skala
Beaufort Tipe Angin
3 sudu 6 sudu
17,5 17,2 3 Angin
Lemah Sumber: Pengolahan data
Berdasarkan Tabel 7, kecepatan angin rata-rata pada turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu masing-masing sebesar 17,5 dan 17,2 kmjam. Kecepatan angin
rata-rata keduanya berkisar antara 12-19 kmjam yang artinya memiliki nilai skala Beaufort 3 dan termasuk tipe angin lemah. Maka, kecepatan angin rata-rata di
Palabuhanratu pada saat penelitian berkisar antara 12-19 kmjam dan termasuk tipe angin lemah.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Wyrtki 1961 yang diacu oleh Suardi 2009, yang menyatakan bahwa pada musim-musim peralihan baik musim
peralihan I Maret-Mei maupun musim peralihan II September-November matahari bergerak melintasi khatulistiwa, sehingga angin menjadi lemah dan
arahnya tidak menentu. 2
Jenis angin Tabel 8 Jenis angin pada saat pengujian turbin angin dengan 3 sudu dan 6 sudu.
Waktu Jam Jenis Angin
3 sudu 6 sudu
06.00 - 17.45 WIB 05.45 – 17.30 WIB
Angin laut 17.45 - 06.00 WIB
17.30 – 05.45 WIB Angin darat
Sumber: Pengolahan data
Pada turbin angin dengan 3 sudu, pukul 06.00-17.45 WIB angin bertiup dari arah laut menuju daratan yang berarti masuk dalam jenis angin laut. Pada pukul
17.45-06.00 WIB angin bertiup dari darat menuju lautan yang berarti masuk dalam jenis angin darat. Sedangkan pada turbin angin dengan 6 sudu, pukul
05.45-17.30 WIB angin bertiup dari arah laut menuju daratan yang berarti masuk dalam jenis angin laut. Pada pukul 17.30-05.45 WIB angin bertiup dari darat
menuju lautan yang berarti masuk dalam jenis angin darat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wyrtki 1961 yang diacu oleh Suardi
2009, yang menyatakan bahwa angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi panas lebih cepat dari lautan
sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut, akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan. Sedangkan, angin
darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan udara dingin, sementara
itu di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara. Gerakan
konvektif tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut, dan
biasanya angin darat terjadi pada tengah malam dan dini hari.
5.2 Hubungan Kecepatan Angin kmjam dan Kecepatan Putaran per menit rpm