25
METODE
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium CITS Pusat Antar
Universitas PAU, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan selama ±4 bulan terhitung sejak bulan Maret 2012 hingga bulan Juni 2012.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah Latosol. Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas:
1. Audio generator 2. Pencatu daya power supplay
3. Gelas ukur 4. Timbangan
5. Multimeter 6. Pengeras suara loud speaker
7. Wadah pengujian 8. Cawan
9. Saringan tanah 10. Desikator
11. Oven 12. Pipa silinder
13. stabilizer
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan adalah tanah contoh berjenis Latosol yang diambil di sekitar daerah Darmaga, Bogor dan merupakan contoh tanah yang telah terganggu.
3.2.2 Alat
1. Penguat Audio Audio Generator
Penguat audio digunakan untuk membangkitkan sinyal sinusoidal yang disalurkan ke speaker pemancar. Penggunaan alat ini juga bertujuan untuk mempermudah pengontrolan frekuensi sinyal
yang diberikan pada pemancar. Audio generator mempunyai dua buah probe yaitu probe merah sebagai output sinyal yang dipasang pada input rangkaian dan probe hitam sebagai ground yang
dipasang pada ground rangkaian. Frekuensi yang digunakan tidak tetap dan keluarannya divisualisasikan pada monitor. Audio generator yang digunakan pada penelitian, bermerek audio
generator tipe GAG – 809. Frekwensi yang dihasilkan 10 Hz – 1000 kHz. Gambar audio generator
dapat dilihat pada Gambar 27.
26
Gambar 27. Audio Generator 2.
Pencatu Daya Power supplay
Pencatu daya digunakan untuk memberikan tegangan listrik konstan sebesar 12 Volt yang dibutuhkan oleh rangkaian agar dapat berfungsi dengan baik. Pencatu daya yang digunakan berupa
adaptor bermerek Rolinson RL – 8506 dengan 5 tingkat tegangan output yaitu 3 V, 4.5 V, 6 V, 9 V,
dan 12 V. Adaptor ini memiliki dua titik yaitu positif serta ground. Gambar adaptor dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Adaptor 3.
Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur banyaknya air yang dibutuhkan untuk mengkondisikan kadar air yang dibutuhkan tanah. Gelas ukur yang digunakan merupakan gelas biasa yang diberi tanda
batas untuk massa air 500 gram. Gambar gelas ukur dapat dilihat pada Gambar 29.
27
Gambar 29. Gelas ukur 4.
Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengukur massa tanah yang dikondisikan kadar airnya. Timbangan yang digunakan berupa timbangan digital dan timbangan analog. Timbangan digital
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan skala terkecil hingga 0 gram dan memerlukan ketelitian tinggi. Pada penelitian, timbangan analog dan timbangan digital digunakan sesuai
kebutuhan. Timbangan analog yang digunakan adalah timbangan Ohaus dengan beban maksimum 2 610 gram dan timbangan digital yang digunakan bertipe EP
– 12 KB dengan beban maksimum 12 kg. Gambar timbangan digital dan timbangan Ohaus, masing-masing dapat dilihat pada Gambar 30a dan
Gambar 30b.
Gambar 30a. Timbangan Digital Gambar 30b. Timbangan Ohaus
5. Multimeter
Multimeter digunakan untuk mengukur resistansi dan tegangan pada komponen maupun rangkaian. Multimeter yang digunakan bermerek cadik dengan tipe CM-888C, multimeter memiliki
dua probe yaitu probe merah + dan probe hitam -. Gambar multimeter ditunjukkan seperti pada Gambar 31.
28
Gambar 31. Multimeter 6.
Pengeras Suara Loud Speaker
Pengeras suara yang digunakan pada penelitian minimal dua buah, dimana fungsi dari masing- masing pengeras suara adalah sebagai speaker pemancar transmitter dan speaker penerima
receiver. Speaker yang digunakan bertipe twitter yang sudah dirangkai dengan kapasitor 4.7 µF dan memiliki hambatan 3.5 Ohm diukur menggunakan multimeter. Speaker berbentuk lingkaran dengan
diameter 8 cm. Gambar speaker dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32. Speaker 7.
Wadah Pengujian
Wadah tanah digunakan untuk tempat meletakkan tanah contoh dan juga sebagai tempat untuk melakukan pengujian. Wadah tanah berbentuk kotak dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi,
masing-masing adalah 40 cm, 30 cm, dan 30 cm. Tebal bahan yang digunakan untuk pembuatan wadah adalah 2 mm. Sambungan bahan diberi lapisan silikon agar air tidak merembes. Wadah uji
tanah dan skema dimensi wadah uji tanah, masing-masing digambarkan seperti Gambar 33a dan Gambar 33b.
29
Gambar 33a. Wadah Uji Gambar 33b. Skema Dimensi wadah tanah
8. Cawan
Cawan digunakan untuk menampung tanah sample yang akan dikeringkan. Cawan yang digunakan merupakan wadah berbentuk silinder dengan dasar tertutup dan terbuat dari bahan
aluminium. Gambar cawan dapat dilihat pada Gambar 34.
Gambar 34. Cawan 9.
Saringan Tanah
Saringan tanah digunakan untuk menyaring tanah yang telah dikeringkan sehingga didapatkan tanah contoh dengan ukuran seragam. Saringan tanah yang digunakan memiliki ukuran lubang 2 mm.
Gambar saringan tanah ditunjukkan pada Gambar 35. 30 cm
30 cm
40 cm
30
Gambar 35. Saringan Tanah 10.
Desikator
Desikator digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara tanah contoh yang telah dikeringkan menggunakan oven agar tidak terpengaruh lingkungan luar. Penggunaan desikator
bertujuan untuk mengkondisikan agar tanah contoh yang disimpan tidak menyerap uap air dari lingkungan, karena jika hal tersebut terjadi maka akan mempengaruhi hasil pengukuran kadar air
tanah. Penyimpanan dapat juga dilakukan langsung pada wadah yang digunakan karena memiliki tutup yang cukup rapat untuk mencegah adanya pengaruh lingkungan. Gambar oven ditunjukkan pada
Gambar 36.
Gambar 36. Desikator 11.
Oven
Oven digunakan untuk menguapkan air yang terkandung dalam tanah contoh. Pengeringan tanah contoh dalam oven akan dilakukan selama 24 jam pada suhu 110 °C untuk mendapatkan masa
tanah contoh yang kering. Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai kadar air pada tanah contoh.
Metode ini dikenal dengan metode gravimetri. Oven yang digunakan pada penelitian adalah oven bermerek Isuzu sterilizer 2
– 2095. Selain menggunakan oven, pengeringan juga bisa dilakukan menggunakan sinar matahari langsung. Gambar oven dapat dilihat pada Gambar 37.
31
Gambar 37. Oven 12.
Pipa Silinder
Pipa silinder digunakan sebagai corong untuk menutupi keliling speaker pemancar dan speaker penerima. Tujuan dilakukan penutupan keliling speaker ini adalah untuk memusatkan gelombang
audio yang dipancarkan maupun yang diterima ke satu titik tertentu. Pipa silinder disesuaikan dengan diameter speaker yang digunakan, sehingga diameter pipa silinder yang digunakan adalah sama
dengan diameter speaker yaitu sebesar 8 cm untuk lingkaran luar dan 4 cm untuk lingkaran dalam. Gambar rangkaian pipa silinder dengan speaker ditunjukkan pada Gambar 38.
Gambar 38. Rangkaian pipa silinder dengan speaker 13.
Stabilizer
Stabilizer digunakan untuk memberikan tegangan stabil sesuai dengan kebutuhan alat yang digunakan. Stabilizer pada penelitian digunakan untuk menjaga kebutuhan tegangan listrik komputer
agar dipertahankan stabil. Tegangan stabil diperlukan agar peralatan listrik tidak cepat rusak.
32 Stabilizer yang digunakan bertipe SVC
– 500 N, dengan dua tegangan keluaran yaitu 110 Volt dan 220 Volt. Gambar stabilizer ditunjukkan pada Gambar 39.
Gambar 39. Stabilizer 14.
Rangkaian Penguat Sinyal
Rangkaian penguat sinyal pada penelitian akan menggunakan rangkaian op-amp yang dibuat sendiri. Rangakaian penguat sinyal ini berfungsi sebagai penstabil dan penguat sinyal yang diterima
oleh speaker penerima. Skema rangkaian penguat sinyal op-amp dan rangkaian op-amp menggunakan IC 741, masing-masing ditunjukkan pada Gambar 40 dan Gambar 41.
Gambar 40. Skema rangkaian penguat Sinyal op-amp
Keterangan Gambar: 1.
Speaker penerima 2.
Kapasitor 1 µF 3.
Resistor 20 kOhm 4.
Resistor 1 kOhm 5.
Resistor 100 kOhm 6.
Resistor 100 kOhm 7.
IC 741 8.
Kapasitor 1 µF 9.
Dihubungkan ke catu daya 12 Volt 10. Dihubungkan ke ground
11. Dihubungkan ke oscilloscope
Fungsi dari komponen secara umum dijelaskan sebagai berikut: 1
2
3 4
5
6 7
8 9
11
10
33 a. Speaker penerima berfungsi sebagai alat penerima gelombang audio yang terpancar.
b. Kapasitor berfungsi untuk menjaga agar gelombang yang diterima sama dengan gelombang yang diteruskan ke Oscilloscope.
c. Resistor berfungsi sebagai tahanan d. IC berfungsi sebagai komponen penguat selisih
Rangkaian yang digunakan pada penelitian ini mengakibatkan adanya persamaan 5, yaitu
persamaan penguatan sinyal gelombang.
Vout = 19.38 x Vin .......................................................................................................... 5
Hasil Vout divisualisasikan oleh oscilloscope sehingga hasil penguatan dapat dibaca dengan mudah. Sedangkan Vin adalah nilai input dari speaker penerima. Penurunan persamaan dijelaskan
pada lampiran 20.
Gambar 41. Rangkaian penguat sinyal op-amp 15.
Oscilloscope
Oscilloscope digunakan sebagai alat visualisasi dari sinyal yang diterima speaker penerima. Visualisasi dari sinyal yang tertangkap akan ditampilkan pada layar oscilloscope screen berupa
gelombang sinusoidal. Melalui visualisasi yang baik maka amplitudo gelombang yang diterima dapat diketahui dengan mudah. Pada penelitian ini, digunakan oscilloscope bermerek protek 6510 dengan
frekuensi input maksimum 200 MHz. Gambar oscilloscope dapat dilihat pada Gambar 42.
34
Gambar 42. Oscilloscope 16.
Pahat
Pahat digunakan untuk memecah kembali lapisan padat tanah pada perlakuan lapisan olah. Penggunaan pahat dilakukan sebagai ganti fungsi cangkul untuk mengolah tanah. Pahat dipilih karena
lebih mudah digunakan pada wadah kecil. Gambar pahat ditunjukkan pada Gambar 43.
Gambar 43. Pahat 17.
Baskom
Baskom digunakan sebagai tempat penampungan sementara tanah sebelum diberi perlakuan kadar air, lapisan olah, maupun perlakuan lainnya. Ketika sudah diberi perlakuan, tanah akan dipindah ke wadah
uji dan langsung dilakukan pengujian. Gambar baskom dapat dilihat pada Gambar 44.
35
Gambar 44. Baskom 18.
Ember
Ember digunakan sebagai tempat penampungan air yang akan ditimbang, sebelum disemprotkan secara merata ke tanah yang akan di uji. Gambar ember dapat dilihat pada Gambar 45.
Gambar 45. Ember
3.3 Skema Rangkaian Alat Penelitian
Dua buah speaker yang berfungsi sebagai pemancar dan penerima, dipasang membentuk sudut 30
o
, sesuai dengan penelitian terdahulu yang menyatakan sudut terbaik untuk menghasilkan pengukuran nilai amplitudo gelombang akustik. Pemancar dihubungkan ke audio generator untuk
membangkitkan gelombang akustik, sedangkan penerima dihubungkan ke penguat op-amp untuk menjaga amplitudo gelombang yang diterima agar amplitudo yang kecil dapat terukur. Amplitudo
gelombang yang sudah melewati penguat op-amp diteruskan ke oscilloscope untuk dibaca pada LCD oscilloscope. Skema rangkaian alat yang digunakan pada penelitian ditunjukkan dalam bentuk
diagram blok seperti pada Gambar 46.
36
Gambar 46. Diagram blok rangkaian alat penelitian
3.4 Perlakuan
30
o
5 cm
Kadar air 30
Gambar 47. Skema rangkaian alat pada perlakuan saat pengukuran
Gambar 47 menunjukkan skema rangkaian alat pada perlakuan saat pengukuran. Penelitian dilaksanakan pada kadar air 30 dan posisi speaker membentuk sudut 30
o
dengan perlakuan pada
tanah contoh berupa perlakuan tebal lapisan olah. Perlakuan tebal lapisan olah bertujuan untuk
memperoleh gelombang pantulan dari suatu lapisan tanah padat tebal lapisan padat TLP yang berbeda pada kedalaman tertentu di bawah suatu lapisan tanah olah tebal lapisan olah TLO.
Penempatan pemancar dan penerima ditetapkan menyudut dengan sudut antara sebesar 30º. Pemilihan penempatan posisi speaker pemancar dan penerima sebesar 30º disebabkan berdasarkan hasil
penelitian terdahulu menunjukan bahwa perlakuan pada sudut ini diperoleh nilai gelombang pantulan yang terbaik. Pemilihan kadar air juga dilakukan dengan cara yang sama yaitu berdasarkan hasil
terbaik yang ditunjukkan dari hasil penelitian terdahulu. Kadar air 30 dipilih untuk mewakili kondisi tanah dilapangan. Tebal lapisan olah yang akan dilakukan adalah 0 cm, 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan 20
cm. Ketebalan 0 cm digunakan sebagai pembanding untuk pengamatan terhadap perlakuan tebal lapisan olah lainnya.
Audio generator
transduser Oscilloscope
Penguat Op-amp
receiver
Tanah sebagai obyek pengamatan
37 Kerapatan tanah merupakan perbandingan antara bobot total tanah terhadap volume tanah.
Penelitian dilaksanakan pada dua perlakuan kerapatan tanah yaitu 1.0 gramcm
3
dan 1.3 gramcm
3
. Dua variasi kerapatan tanah yang dilaksanakan pada penelitian ini bertujuan untuk memberikan
gambaran yang cukup mewakili kondisi tanah dilapangan. Kerapatan tanah 1.0 gramcm
3
dipilih untuk mewakili kondisi tanah normal yang umumnya dijumpai pada lapisan atas top soil. Sedangkan
kerapatan tanah 1.3 gramcm
3
dipilih untuk mewakili kondisi tanah yang mulai mengalami
pemadatan.
3.5 Pengukuran Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Dipancarkan
Audio generator yang digunakan memiliki 6 tingkat gangguan yang bisa diberikan oleh alat sendiri. Keenam tingkat gangguan tersebut dapat menyebabkan suara yang dipancarkan mengalami
atenuasi 0, 10, 20, 30, 40, dan 50 dB. Prosedur kerja pada tahap ini, ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 48.
Gambar 48. Diagram alir tahap prosedur kerja pengukuran pengaruh gangguan pada audio generator
terhadap amplitudo yang dipancarkan
3.6 Tahap Penelitian