12 Latosol merupakan salah satu jenis tanah. Tanah ini terdapat hampir diberbagai tampat dan
merupakan contoh tanah yang sudah terganggu. Tanah jenis latosol berada pada ketebalan antara 130 mm sampai dengan 500 mm, batas horizon jelas, warna merah, coklat sampai kuning, pH tanah 4.5
– 6.5 dengan tekstur tanah liat dan struktur renah, daya menahan air cukup baik dan cukup baik
menahan erosi Administrator, 2010. Menurut Braja 1986 dalam Prasetyo 2008 tanah jenis latosol terbentang luas disekitar garis
khatulistiwa. Tanah jenis ini berwarna merah sebagai cirinya yang disebabkan oksidasi dan besi yang ada. Tanah jenis latosol mempunyai sifat fisik yang baik struktur tetapi berkemampuan rendah
untuk menahan kation sangat mirip dengan tanah berpasir dan membutuhkan pemberian pupuk yang agak sering.
Tanah memiliki berbagai macam sifat yang sangat berhubungan dengan kondisi tanah yaitu: sifat fisik, mekanik, dan kimia. Sifat fisik tanah merupakan sifat yang paling mudah diamati dan dari
sifat ini sebagian besar kondisi tanah sudah dapat diketahui. Sifat fisik tanah yang penting untuk diketahui adalah tekstur, struktur, konsistensi, densitas, serta permeabilitas tanah. Masing-masing sifat
fisik tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tekstur Tanah
Tekstur tanah dalam pengertian umum adalah keadaan permukaan tanah yang bersangkutan Das, 1993 dalam Deni, 2007. Tekstur tanah tertuju pada besarnya butir-butir mineral, terutama pada
perbandingan relatif berbagai golongan dari tanah tertentu Buckman, 1982 dalam Prasetyo, 2008. Menurut Kalsim dan Asep 1993 dalam Prasetyo 2008, analisa tekstur tanah dapat dilakukan
dengan granulometri. Suatu contoh tanah yang dikeringkan, secara hati-hati dihaluskan dan dipisahkan ke dalam grup ukuran melalui ayakan bertingkat sampai diameter terke
cil 50 m. Kelompok partikel tanah yang tertinggal pada masing-masing ayakan disebut fraksi tanah.
2. Struktur Tanah
Struktur tanah adalah permasalahan yang ditimbulkan oleh susunan butir-butir tanah dalam berbagai golongan dan agregat Buckman, 1982 dalam Prasetyo, 2008. Struktur tanah dapat
menentukan sifat aerasi, permeabilitas dan kapasitas menahan air serta sifat-sifat mekanik dari tanah Kalsim dan Asep, 1993 dalam Prasetyo, 2008.
3. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah dipandang sebagai kombinasi sifat yang dipengaruhi oleh kekuatan mengikat antara butir-butir tanah. Konsistensi tanah ialah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan fisik tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda seperti yang diperlihatkan oleh reaksi tanah atas tekanan-tekanan mekanik Buckman, 1982 dalam Prasetyo, 2008.
Batas-batas yang sering digunakan untuk menggambarkan konsistensi tanah adalah batas cair, batas plastis dan batas melekat. Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
keadaan plastis. Batas plastis adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis. Sedangkan batas melekat adalah kadar air dimana massa tanah mulai tidak melekat pada benda-benda yang
mengenainya Braja, 1986 dalam Prasetyo, 2008.
4. Densitas Tanah
Densitas tanah bulk density adalah total massa tanah dibagi dengan volume tanah Vt. Namun, total massa akan sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang masih terkandung di dalam tanah,
sehingga tanah tersebut perlu dikeringkan terlebih dahulu. Tanah yang telah dikeringkan disebut
13 dengan massa tanah kering. Pengeringan tanah dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 105
˚C selama 24 jam. Selanjutnya, dari massa tanah kering yang diperoleh dapat ditentukan nilai kerapatan tanah kering Db dengan cara membagi massa tanah kering Ms tersebut terhadap
volumenya. Persamaan yang menggambarkan hal tersebut ditunjukkan pada Persamaan 3.
Db = Ms Vt .................................................................................................................... 3
Nilai Db bervariasi dari 1000 sampai 1800 kgm
3
. Bulk density akan semakin rendah apabila partikel tanah semakin halus atau kandungan bahan organik tanah semakin tinggi.
5. Permeabilitas Tanah