Hasil Pengukuran pada Setiap Perlakuan Horizontal, Vertikal, Sudut,

16 Penelitian Nugraha 2004, Ridwan 2005, dan Widianti 2005 menyimpulkan bahwa semakin besar jarak elektroda maka nilai resistansi listriknya semakin besar dan nilai tegangan listriknya semakin kecil. Semakin tinggi tingkat kadar air yang diikuti dengan semakin rendahnya nilai bulk density suatu tanah nilai resitansi listriknya semakin kecil dan nilai tegangan listriknya semakin besar. Dari penelitian Nugraha 2004 diperoleh nilai resistansi rata-rata tertinggi terjadi pada bulk density 0.8 grcm 3 dengan kadar air 15, yaitu sebesar 605.3 kOhm. Nilai resistansi rata-rata terendah terjadi pada bulk density 0.8 grcm 3 dengan kadar air 40, yaitu sebesar 7.2 kOhm. Nilai resistansi rata-rata tertinggi terjadi pada jarak antar elektroda 16 cm dengan kedalam penusukan elektroda 12 cm, yaitu sebesar 214.7 kOhm. Nilai resistansi rata-rata terendah terjadi pada jarak antar elektroda 6 cm dengan kedalam penusukan elektroda 24 cm, yaitu sebesar 65 kOhm.

2.10 Penelitan Ultrasonik Terdahulu

Penelitian ultrasonik terdahulu dilakukan dengan perlakuan sama menggunakan gelombang pada tingkat frekuensi yang berbeda-beda, yaitu gelombang frekuensi 10 kHz, 40 kHz, 50 kHz, dan 5 kHz. Gelombang frekuensi 5 kHz dan 10 kHz tergolong gelombang audio, sedangkan gelombang frekuensi 40 kHz dan 50 kHz tegolong gelombang ultrasonik. Hasil penelitian ultrasonik terdahulu dijelaskan lebih lengkap sebagai berikut:

1. Hasil Pengukuran pada Setiap Perlakuan Horizontal, Vertikal, Sudut,

dan Tebal Lapisan Olah Menggunakan Gelombang Frekuensi 10 kHz Deni, 2007. Penelitian Deni 2007 pada perlakuan horizontal menunjukkan nilai amplitudo terbesar berada pada jarak 9 cm dengan nilai kerapatan tanah 1.0 gcm 3 dan kadar air 30. Amplitudo menurun dengan meningkatnya kadar air dan kerapatan tanah. Grafik hubungan jarak antar speaker terhadap amplitudo diterima pada perlakuan horizontal oleh Deni 2007 ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11. Grafik hubungan jarak antar speaker terhadap amplitudo diterima pada perlakuan horizontal sumber: Deni, 2007. Penelitian Deni 2007 pada perlakuan vertikal menunjukkan nilai amplitudo terbesar berada pada jarak 3 cm dengan nilai kerapatan tanah 1.2 gcm 3 dan kadar air 50. Amplitudo menurun dengan meningkatnya jarak pada setiap perlakuan kadar air. Namun, penerimaan gelombang audio 17 meningkat dengan meningkatnya kerapatan tanah. Grafik hubungan jarak antar speaker terhadap amplitudo diterima pada perlakuan vertikal oleh Deni 2007 ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar 12. Grafik hubungan jarak antar speaker terhadap amplitudo diterima pada perlakuan vertikal sumber: Deni, 2007. Penelitian Deni 2007 pada perlakuan sudut menunjukkan nilai amplitudo terbesar berada pada sudut 30 o dengan nilai kerapatan tanah 1.4 gcm 3 dan kadar air 50. Perlakuan sudut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada tingkat kerapatan tanah dan kadar air berbeda. Amplitudo cenderung meningkat dengan meningkatnya jarak pada setiap perlakuan kadar air. Namun, penerimaan gelombang audio meningkat dengan meningkatnya sudut antara pemancar dan penerima. Grafik hubungan besar sudut antar speaker terhadap amplitudo diterima pada perlakuan sudut oleh Deni 2007 ditunjukkan pada Gambar 13. Besar sudut Gambar 13. Grafik hubungan besar sudut antar speaker terhadap penerimaan amplitudo pada perlakuan sudut sumber: Deni, 2007. Penelitian Deni 2007 pada perlakuan tebal lapisan olah menunjukkan nilai amplitudo terbesar berada pada tebal lapisan olah 4 cm dengan kadar air 30 dan 40, sebab pada tebal lapisan olah 4 cm hanya sedikit terjadi kehilangan energi gelombang audio yang dirambatkan maupun dipantulkan kembali oleh lapisan tanah padat ke penerima. Amplitudo cenderung menurun dengan meningkatnya 18 tebal lapisan olah. Grafik hubungan tebal lapisan olah tanah terhadap amplitudo diterima pada perlakuan tebal lapisan olah oleh Deni 2007 ditunjukkan pada Gambar 14. Gambar 14. Grafik hubungan tebal lapisan olah tanah terhadap penerimaan amplitudo pada perlakuan lapisan olah sumber: Deni, 2007.

2. Hasil Pengukuran pada Setiap Perlakuan Horizontal, Vertikal, Sudut,