penerimaan  mahasiswa  baru  ini.  Panitia  tersebut  bertugas  untuk  mengelola  segala sesuatu  yang  berhubungan  dengan  penerimaan  mahasiswa  baru  mulai  dari  promosi,
pendaftaran, ujian masuk hingga lulus ujian.  UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta selaku penyelenggara pendidikan juga membentuk suatu panitia guna mengurus hal tersebut.
Susunan kepanitiaannya
48
adalah sebagaimana terlampir pada lampiran.
B.  Sejarah Singkat dan Perkembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam  sejarah  dan  perkembangan  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  sejak berdirinya  sampai  sekarang,  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  telah  menjalankan
mandatnya  sebagai  institusi  pembelajaran  dan  transmisi  ilmu  pengetahuan,  institusi riset  yang mendukung proses pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian
masyarakat  yang  menyumbangkan  program-program  peningkatan  kesejahteraan sosial.  Selama  itu  pula,  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  telah  melewati  beberapa
periode  sejarah  atau  dapat  dikatakan  mengalami  perubahan  dan  pengembangan sehingga  sekarang  ini  telah  menjadi  salah  satu  universitas  Islam  terkemuka  di
Indonesia.  Secara  singkat  sejarah  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  dapat  dibagi  ke dalam  beberapa  periode,  yaitu  periode  perintisan,  periode  ADIA  1957-1960,
periode  fakultas  IAIN  al-Jami’ah  1960-1963,  periode  IAIN  Syarif  Hidayatullah Jakarta  1963-2002,  dan  periode  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta.  Perubahan  dan
pengembangan  tersebut  sebagai  upaya  konsolidasi  organisasi  agar  UIN  Syarif Hidayatullah Jakarta dapat lebih berperan aktif di dalam pengembangan dan kemajuan
ilmu  dan  teknologi  yang  nantinya  dapat  berguna  bagi  kepentingan  pembangunan
bangsa dan negara.
48
Data Akademik Pusat
Berdirinya  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  sebagai  universitas  didasarkan pada  gagasan  dan  hasrat  umat  Islam  yang  merupakan  mayoritas  bangsa  Indonesia
untuk  mencetak  kader  pemimpin  Islam  yang  diperlukan  bagi  perjuangan  dan pembangunan bangsa Indonesia.
49
Gagasan tersebut sebenarnya  sudah muncul sejak zaman penjajahan  Belanda, yaitu ketika Dr. Satiman Wirjosandjojo berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai
Lembaga  Pendidikan  Tinggi  Agama.  Kebutuhan  tenaga  fungsional  bidang  guru agama  Islam  yang  sesuai  dengan  tuntutan  modernitas  pada  dekade  1950-an
mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas  Ilmu Agama ADIA di Jakarta.  ADIA  didirikan  pada  1  Juni  1957  dengan  tujuan  mendidik  dan
mempersiapkan  pegawai  negeri  guna  mendapatkan  ijazah  pendidikan  akademi  dan semi  akademi  sehingga  menjadi  guru  agama,  baik  untuk  sekolah  umum,  sekolah
kejuruan, maupun sekolah agama. Dalam  perkembangan  selanjutnya,  terutama  dalam  kerangka  usaha  dan
langkah  peningkatan  pendidikan  tinggi  Islam,  timbullah  ide  untuk  menggabungkan PTAIN  di  Yogyakarta  dan  ADIA  di  Jakarta  dalam  bentuk  universitas  atau  institut.
Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun  1960  tertanggal  24  Agustus  1960  bertepatan  dengan  2  Rabi’ul  Awal  1380
Hijriyah.  Peraturan  Presiden  RI  tersebut  sekaligus  mengubah  dan  menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri IAIN al-Jami’ah
al-Islamiyah  al-Hukumiyah.  IAIN  diresmikan Menteri  Agama  di  Gedung  Kepatihan Yogyakarta.  Mengingat  perkembangannya  yang  pesat,  IAIN  yang  berpusat  di
Yogyakarta  kemudian  dibagi  menjadi  dua  institut  berdasarkan  keputusan  menteri agama  nomor  49  tahun  1963  tanggal  25  Februari  1963.  IAIN  yang  berpusat  di
49
Pedoman Akademik Tahun 20052006, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 1.
Yogyakarta menjadi IAIN Sunan Kalijaga dan IAIN yang berpusat di Jakarta menjadi IAIN Syarif Hidayatullah.
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah  satu IAIN tertua di Indonesia yang bertempat di ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik dan strategis. Ia tidak
hanya  menjadi  “Jendela  Islam  di  Indonesia”,  tetapi  juga  sebagai  simbol  bagi kemajuan  pembangunan  Nasional,  khususnya  di  bidang  pembangunan  sosial-
keagamaan.
50
IAIN Syarif  Hidayatullah Jakarta bertujuan untuk mendorong usaha  integrasi Islam  dan  ilmu.  Kerangka  integrasi  ini  memberikan  landasan  moral  Islam  bagi
pengembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  sekaligus  mengartikulasikan  ajaran Islam  secara  ilmiah  akademis  dalam  kehidupan  masyarakat.  Dalam  kaitan  itu  IAIN
Syarif  Hidayatullah  Jakarta  berupaya  menjadi  lembaga  pendidikan tinggi  terkemuka secara  Nasional  dan  Internasional  dalam  mengintegrasikan  keilmuan,  keislaman  dan
keindonesiaan Oleh  karena  itu  pada  tahun  2002,  tepatnya  pada  tanggal  20  Mei  berdasarkan
keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi  berubah  menjadi  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta.  Peresmiannya  dilakukan
oleh  Wakil  Presiden  Republik  Indonesia,  Hamzah  Haz  pada  tanggal  8  Juni  2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis Ke-45 dan Lestrum ke-9 serta pemancangan
tiang  pertama  pembangunan  Kampus  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta  melalui  dana Islamic Development Bank IDB
51
. Sejak konversi dari IAIN, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan
10  Fakultas  untuk  S1  Fakultas  Tarbiyah  dan  Keguruan,  Fakultas  Adab  dan
50
Pedoman Akademik …, h. 8.
51
Pedoman Akademik …, h. 10.
Humaniora,  Fakultas  Syariah  dan  Hukum  ,  Fakultas  Dakwah  dan  Komunikasi, Fakultas  Dirasat  Islamiyah,  Fakultas  Psikologi,  Fakultas  Ekonomi  dan  Ilmu  Sosial,
Fakultas Sains dan Teknologi dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, S2 dan S3.  disamping  itu  juga  menyelenggarakan  program  Double  Degree  baik  dengan
perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri.
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Didukung oleh para Guru Besar, Doktor dan dosen  Alumni  perguruan  tinggi  baik  di  dalam  maupun  luar  negeri  serta  fasilitas
pengajaran, Penelitian, Laboratorium, dan sistem menajemen berbasis teknologi yang memadai.
52
Pedoman Akademik …, h. 4.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN