10
d. Penyimpanan dan Pengamatan
Sebanyak 9 buah pisang disimpan dalam plastik Polietilen PE yang telah diaplikasikan penyerap etilen untuk tiap perlakuan seperti pada Gambar 6. Buah
pisang disimpan dalam bentuk potongan dengan bagian pangkal dipotong tidak sampai terlihat dagingnya dan tidak merusak bagian kulitnya. Hal tersebut
dilakukan untuk meminimalisir buah terserang cendawan. Penyimpanan buah dalam bentuk potongan juga dilakukan agar penyimpanan buah pisang lebih
efektif dan tidak memakan banyak tempat. Penyimpanan dilakukan pada suhu ruang 25
– 27ºC dengan RH 61 – 89 dengan lama penyimpanan sejak buah diberi perlakuan hingga pisang membusuk yaitu selama 12 hari. Selama
penyimpanan, plastik disimpan dalam keadaan terbuka. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pertukaran gas O
2
dan CO
2
di dalam kemasan dengan lingkungan. Selain itu, hal ini dilakukan untuk mencegah pengembunan di dalam kemasan
plastik akibat produksi CO
2
berlebih apabila plastik disimpan dalam keadaan tertutup. Plastik PE dipilih karena permeabilitasnya memungkinkan untuk terjadi
pertukaran gas dari dan ke luar lingkungan penyimpanan produk hortikultura Ahmad 2013.
Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari pengamatan karakter fisik dan kimia buah. Pengamatan karakter fisik meliputi perubahan
warna, susut bobot, serta kekerasan yang diamati setiap 2 hari sekali dan dimulai pada hari setelah diberi perlakuan. Untuk pengamatan karakter kimia meliputi
Total Padatan Terlarut TPT yang diamati setiap 2 hari sekali. Pengamatan laju respirasi dilakukan setiap tiga jam sekali selama 24 jam kemudian setelah itu
pengamatan dilakukan setiap 24 jam sekali Pradhana 2013.
Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 1 buah tiap perlakuan dan ulangan untuk dilakukan pengamatan kekerasan dan total padatan
terlarut. Untuk pengamatan susut bobot dan perubahan warna dilakukan dengan menggunakan sampel tetap mulai hari ke-0 hingga hari ke-12 sebanyak 1 buah
untuk setiap perlakuan dan ulangan. Untuk pengamatan laju respirasi, buah pisang dilakukan pemisahan awal, kemudian pisang diambil data bobot awal, volume,
dan densitas. Sebanyak 3 buah pisang disimpan dalam tiap stoples dengan jumlah total 15 stoples yang digunakan.
Gambar 6 Penyimpanan buah pisang dalam plastik PE
11
e. Analisis Laju Respirasi
Sampel pisang Ambon Kuning sebanyak 3 buah 300 g dimasukkan ke dalam stoples 3310 ml. Stoples ditutup dengan tutup plastik tebal yang telah
dilengkapi dengan dua buah pipa plastik fleksibel sebagai saluran pengeluaran dan pemasukan udara atau gas. Selanjutnya tutup stoples dilapisi lilin di sekelilingnya
dan pipa plastik ditutup dengan menggunakan penjepit kertas. Hal tersebut dilakukan dengan waktu penutupan stoples hingga pengukuran selama 3 jam dan
waktu perilisan buah dalam stoples selama 24 jam. Pengukuran laju respirasi dilakukan secara tertutup seperti pada Gambar 7 menggunakan cosmotector.
Gambar 7 Pengukuran laju respirasi sampel menggunakan cosmotector Setiap pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali ulangan tiap perlakuan. Laju
respirasi dihitung berdasarkan laju produksi CO
2
dan laju konsumsi O
2
berdasarkan persamaan:.
Dimana: R
= laju respirasi mlkg.jam, Wb
= bobot buah kg, X
2
, X
1
= konsentrasi O
2
atau CO
2
, t
2
, t
1
= waktu penutupan stoples jam, Vs
= volume stoples ml, db
= densitas buah kgml.
f. Analisis Perubahan Mutu
1. Susut Bobot
Pengukuran susut bobot dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik merk Metller tipe PM-4800 seperti pada Gambar 8 berdasarkan persentase
penurunan bobot bahan sejak awal penyimpanan sampai pada hari ke-n penyimpanan dan dinyatakan dalam persen. Setiap pengukuran dilakukan
12 sebanyak 3 kali ulangan tiap perlakuan. Rumus yang digunakan untuk mengukur
susut bobot adalah:
Susut bobot Dimana:
W = bobot bahan pada awal penyimpanan g,
W
n
= bobot bahan pada hari ke –n penyimpanan g.
Gambar 8 Pengukuran bobot sampel menggunakan timbangan Mettler PM-4800
2. Kekerasan
Pengukuran kekerasan dilakukan dengan menggunakan rheometer merk Sun tipe CR-300 seperti pada Gambar 9. Alat diset dengan mode 20, beban maksimal
10 kg, kedalaman penekanan 10 mm, kecepatan penurunan beban 60 mmm, dan diameter probe jarum 5 mm Rahmawati 2010. Pengukuran dilakukan di tiga
tempat yaitu bagian ujung, tengah dan pangkal buah. Setiap pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali ulangan tiap perlakuan. Kekerasan buah langsung dapat dibaca
pada skala penunjuk yang terdapat di alat dalam satuan kgf. Satuan ini menunjukkan nilai dari gaya tekan yang dibutuhkan alat untuk menusuk kulit
buah hingga menembus ke bagian daging.
Gambar 9 Pengukuran kekerasan sampel menggunakan rheometer Sun CR- 300; a pangkal b tengah c ujung