Curah Hujan Mata Pencaharian

14 mengumpulkan sampah atau sisa kayu dan ranting disuatu tempat. Sedangkan kegiatan bunching dilakukan untuk membuat jaluran untuk penumpukan kayu setelah ditebang. Pembukaan jalur untuk areal penanaman menggunakan excavator, lahan yang akan dujadikan gawangan sebelumnya sudah dilakukan penebangan menggunakan chainsaw, sehingga tidak ada pohon yang masuh berdiri tegak. Excavator masuk ke lokasi dan melindas semak belukar dan ranting-ranting serta kayu sisa penebangan. a b Gambar 6 Kegiatan a Pre bunching; b Bunching Spreading Kegiatan spreading dilakukan untuk membersihkan gawangan dari sampah atau sisa-sia kayu di sekitar skidding track jalan sarad. Kegiatan spreading dilakukan setelah kegiatan extraction selesai, alat yang digunakan adalah excavator. a b Gambar 7 Lahan a sisa-sisa tebangan; b pembersihan lahan dengan excavator 15 Spreading dilakukan untuk mengumpulkan sampah ranting dan kayu sisa tebangan ditumpuk hingga membentuk tumpukan dan disebut skidding track yakni tempat excavator melintas. Kegiatan ini dilakukan agar lahan yang sudah terbuka sudah bersih dan siap untuk ditanam. PT. WSL pada dasarnya sadar akan bahaya menggunakan api dalam pembersihan lahan yang justru akan merugikan dsn menghanguskan tanaman- tanaman yang bernilai ekonomis. Selain sadar akan bahaya kebakaran hutan, PT. WSL juga paham benar sanksi yang menanti apabila pembakaran meluas menjadi kebakaran yang tidak terkendali yang akan merugikan berbagai pihak, khususnya PT. WSL itu sendiri. Pembersihan lahan tidak dilakukan langsung oleh PT. WSL, yang terjun langsung dalam pembersihan dan penyiapan lahan adalah kontraktor, PT. WSL hanya bertindak sebagai pengawas kegiatan pembersihan lahan. Sebelum kegiatan pembersihan lahan dilakukan, PT. WSL dengan kontraktor sudah menandatangani kesepakatan tatacara dalam melakukan pembersihan lahan, sehingga apabila kontraktor dalam pembersihan lahan tidak sesuai dengan standar yang sudah disepakati maka akan dikenakan sanksi oleh PT. WSL sebagai tuan rumah. Walaupun secara umum pembersihan lahan dilakukan secara mekanis menggunakan alat berat, namun kenyataan dilapangan masih ada penggunaan api dalam pembersihan lahan. Sebagai contoh pembersihan lahan untuk persemaian di Blok D Kelabau yang masih menggunakan api untuk membersihkan semak dan kayu sisa-sisa penebangan Gambar 7. Sekecil apapun penggunaan api pasti akan menimbulkan resiko terjadinya kebakaran, apalagi di lahan gambut yang sulit untuk diprediksi apakah api sudah padam atau belum, karena kebakaran yang terjadi di lahan gambut adalah kebakaran bawah tanah. Gambar 8 Pembersihan lahan PT. WSL menggunakan api Menurut karyawan yang bekerja pembersihan areal untuk persemaian menggunakan api untuk mempercepat dan mempermudah pembersihan lahan, yang dibakar adalah tunggul dan kayu-kayu sisa penebangan. Teknik membakarnya yang dilakukan pertama yakni menumpuk kayu-kayu dan tunggul sisa penebangan menjadi satu tumpukan kemudian setelah ditumpuk sampah sisa 16 penebangan tersebut dibakar. Dalam proses pembakaran beberapa karyawan mengawasi agar pembakaran tidak meluas ke areal yang lain, apabila sampah penebangan dirasa sudah habis kemudian sampah penebangan tersebut disiram agar api padam. b Pembersihan Lahan oleh Masyarakat Sekitar Desa Permata dan Desa Radak II Pembersihan lahan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Permata dan Radak II di klasifikasikan menjadi 2 jenis yakni dengan cara bakar dan non bakar. Berdasarkan data pemberian kuesioner kepada masyarakat Desa Permata, dari 46 responden 27 responden 58.70 melakukan pembersihan lahan dengan cara bakar, dan 19 41.30 responden melakukan pembersihan lahan tanpa bakar. Sedangkan Desa Radak II dari 45 responden diperoleh data bahwa 24 responden 53.33 menggunakan cara bakar dalam pembersihan lahan dan sisanya 21 reponden 46.67 menggunakan cara tanpa bakar dalam pembersihan lahannya. Secara karakterisitik antara Desa Permata dan Desa Radak II berbeda, Desa Permata mayoritas masyarakatnya adalah penduduk asli melayu, sedangkan masyarakat desa Radak II sekitar 82 adalah masyarakat transmigran Jawa, sehingga cara dalam pembersihan lahannya pun berbeda, di Desa Permata lebih banyak masyarakat yang membersihkan lahan menggunakan api yakni sekitar 58.70 sedangkan Desa Radak II sekitar 53.33 Gambar 8. Gambar 9 Presentase cara pembersihan lahan masyarakat Sekitar 19 responden 70.37 dari 27 responden Desa Permata yang menggunakan api dalam pembersihan lahan beralasan mudah dan murah, 6 responden 22.22 beralasan agar abunya menjadi pupuk dan sisanya 2 responden 7.41 menjawab lain-lain. Untuk Desa Radak II dari 24 responden yang menggunakan api dalam membersihkan lahan sekitar 16 responden 66.67 menggunakan api karena mudah dan murah, sedangkan sisanya 8 responden 33.33 beralasan agar abunnya menjadi pupuk untuk tanaman yang akan ditanam kelak Gambar 9. 20 40 60 80 Bakar Non Bakar P resen tase Cara Pembersihan lahan Presentase cara pembersihan lahan Desa Permata Desa Radak II