Superovulasi dan Penyuntikan hCG Pengambilan Sampel Penghitungan Jumlah Sel Darah Merah, Hematokrit, dan Hemoglobin

Selama aklimatisasi domba diberikan antibiotik, anthelmintik, dan vitamin B kompleks agar kondisi domba tetap sehat dan kembali prima.

3.3.3. Kandang, Pakan, dan Minum

Kandang yang digunakan dalam penelitian ialah kandang kelompok dengan konstruksi kandang panggaung dengan ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Pakan domba perlakuan yang diberikan terdiri atas hijauan dan ampas tahu. Hijauan diberikan pada pagi dan sore hari, sedangkan pada siang hari diberikan ampas tahu. Pemberian air minum dilakukan secara tidak terbatas atau ad libitum. 3.4. Tahap Pelaksanaan 3.4.1. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan, yaitu  Kelompok perlakuan pertama yaitu kontrol yang tidak disuperovulasi dan tidak disuntik hCG.  Kelompok perlakuan kedua yang hanya disuperovulasi sebelum kawin dengan kode SO 1 .  Kelompok perlakuan yang ketiga, hanya disuntik hCG hari ke-6 setelah kawin dengan kode SO 2 .  Kelompok perlakuan keempat yang disuperovulasi sebelum kawin dan disuntik hCG hari ke-6 setelah kawin dengan kode SO 12 .

3.4.2. Superovulasi dan Penyuntikan hCG

Perlakuan diawali dengan sinkronisasi estrus terlebih dahulu terhadap semua domba pada setiap kelompok perlakuan. Sinkronisasi estrus dilakukan dengan menyuntikkan hormon PGF 2 α secara intramuskular sebanyak dua kali dengan rentang waktu 11 hari antara penyuntikan pertama dan kedua. Dosis PGF 2 α yang diberikan berkisar 5 hingga 15 mgkg per ekor. Perlakuan superovulasi berupa penyuntikan PMSG dan hCG intramuskular dilakukan pada hari yang sama dengan penyuntikan PGF 2 α kedua, sesaat setelah penyuntikan PGF 2 α . Kira-kira 24 hingga 36 jam pasca penyuntikan PGF 2 α kedua, domba berada dalam kondisi estrus, kemudian semua kelompok domba perlakuan dikawinkan dengan domba pejantan yang telah dipilih. Perkawinan dilakukan dengan mencampurkan domba pejantan dan domba betina perlakuan selama 3 hari dengan membagi 21 ekor domba perlakuan menjadi 4 kelompok dengan masing- masing kelompok terdiri atas 5 hingga 6 ekor domba betina perlakuan ditambah 1 ekor domba jantan. Penyuntikan hCG intramuskular dilakukan 6 hari setelah perkawinan. Pemeriksaan kebuntingan menggunakan USG dilakukan 30 hari setelah perkawinan.

3.4.3. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel darah dilakukan setiap 3 hari pada awal kebuntingan. Pengambilan darah dilakukan melalui vena jugularis menggunakan spuit sebanyak kurang lebih 5 mL kemudian langsung dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi antikoagulan EDTA sebelumnya. Tabung tersebut kemudian langsung ditutup menggunakan sumbat dan diberi label sesuai kode perlakuan. Sampel darah dalam tabung reaksi selanjutnya dimasukkan ke dalam kotak pendingin dan dibawa ke laboratorium fisiologi untuk dilakukan pemeriksaan darah.

3.4.4. Penghitungan Jumlah Sel Darah Merah, Hematokrit, dan Hemoglobin

Penghitungan jumlah sel darah merah eritrosit dilakukan secara manual dengan metode hemositometer. Penghitungan jumlah sel darah merah diawali dengan menghisap darah menggunakan pipet eritrosit hingga skala 0,5. Kemudian pipet dibersihkan dari noda darah yang menempel menggunakan tisu. Setelah itu, ujung pipet dimasukkan ke dalam cairan pengencer NaCl fisiologis 0,9 dan menghisap larutan tersebut sampai batas tera 101. Aspirator dilepas, pipet diangkat, ujungnya ditutup dengan jempol, dan pangkalnya ditutup dengan jari tengah. Pipet diposisikan mendatar dan dihomogenkan dengan memutar pipet seperti putaran angka 8. Setelah homogen, tetesan pertama dan kedua dibuang, selanjutnya hasil pengenceran dituangkan ke dalam kamar hitung dengan menyentuhkan ujung pipet pada tepi kaca penutup. Kemudian, kamar hitung didiamkan beberapa menit agar sel-sel darah merah mengendap pada dasar kamar hitung. Langkah berikutnya, kamar hitung dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif 40 kali. Jumlah sel yang dihitung adalah lima kotak, yaitu pada keempat sudut dan 1 kotak di bagian tengah. Jumlah sel darah merah yang diperoleh dikalikan dengan 10.000 per mm 3 . Penghitungan nilai hematokrit dilakukan menggunakan Adam Mikrohematocrit Reader. Tabung mikro yang digunakan adalah tabung mikro dengan panjang 7 cm dan diameter 0,1 mm. Sampel darah diambil dengan menempelkan bagian ujung dari tabung mikro tersebut ke dalam darah. Posisi ujung tabung mikro membentuk sudut kurang lebih 120º dan bagian ujung tabung yang lain dikosongkan kira-kira 1 cm. Bagian ujung tabung disumbat dan tabung mikro tersebut selanjutnya disentrifugasi selama 4-5 menit dengan kecepatan 10.000 rpm. Hasil sentrifugasi dibaca menggunakan Adam Mikrohematocrit Reader untuk mendapatkan nilai hematokrit. Penghitungan kadar hemoglobin dilakukan dengan menggunakan metode Sahli. Metode ini dilakukan dengan menambahkan HCl ke dalam tabung kemudian ditambahkan dengan sampel darah dan ditambahkan secara perlahan sejumlah akuades hingga warna yang terbentuk sama dengan kontrol. Kadar hemoglobin diperoleh dengan membaca skala yang tertera pada tabung Sahli.

3.5. Variabel yang Diamati