Analisis Debit Aliran HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 7 Fluktuasi curah hujan bulanan tahun 2009 – 2010.

5.2 Analisis Debit Aliran

Debit aliran diperoleh dari hasil pengolahan data tinggi muka air TMA yang terekam pada alat AWLR Automatic Water Level Recorder. Data yang digunakan pada analisis debit aliran adalah data TMA harian tanggal 1 Januari 2009 hingga 31 Desember 2010 pada hasil laporan tahunan monitoring dan evaluasi BP DAS Brantas. Debit aliran dapat diketahui dengan cara menggunakan persamaan regresi dan kemudian didapatkan kurva hubungan tinggi muka air TMA dengan debit aliran yang diperoleh dari hasil pengolahan data di lapangan pada bulan Januari – Maret 2012. Dari hasil pengolahan, kurva hubungan debit air dengan TMA dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Kurva hubungan TMA dengan debit aliran di SPAS Jedong. JAN FEB MA R APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES CH Tahun 2009 311.9 411 109 183.8 238.8 86.5 147.3 334.6 CH Tahun 2010 501 379.1 445.3 531.6 428.9 84.4 50.6 140.1 170.1 180 275.4 223.5 100 200 300 400 500 600 C ur a h H uj a n B ula na n m m bu la n Sumber: BP DAS Brantas 2009 - 2010 y = 7.8449x 2.2829 R² = 0.9021 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 D e b it A li ran m 3 s Tinggi Muka Air m Persamaan yang diperoleh dari hubungan debit aliran dan TMA yakni Q= 7,844 TMA 2.282 dan nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,902. Angka persamaan menunjukkan bahwa TMA dan debit aliran di SPAS Jedong memiliki korelasi yang nyata dan kuat, dimana keragaman debit aliran Q dapat diterangkan oleh TMA. Dari persamaan hubungan antara TMA dan debit aliran, maka diperoleh debit aliran harian dengan memasukkan nilai TMA. Berdasarkan hasil persamaan yang diperoleh, hubungan antara debit dan curah hujan digambarkan pada Gambar 9. Gambar 9 Hubungan antara curah hujan dan debit 2009 – 2010. Gambar 9 menunjukkan bahwa debit harian tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada tanggal 26 Mei sebesar 6,6 mmhari dengan curah hujan sebesar 13,5 mmhari, sedangkan pada tahun 2010 debit harian tertinggi terjadi pada tanggal 28 April yakni sebesar 18,5 mmhari dengan curah hujan sebesar 9 mmhari. Debit aliran sangat dipengaruhi oleh besar curah hujan yang terjadi, akan tetapi curah hujan yang tinggi belum tentu menyebabkan peningkatan debit aliran. Jika dikaitkan dengan analisis curah hujan, pada tahun 2009 curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 24 Februari sebesar 125 mmhari, debit aliran yang dihasilkan sebesar 3,3 mmhari, sedangkan tahun 2010 curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 17 April sebesar 97 mmhari dengan debit aliran sebesar 16,5 mmhari. 50 100 150 20 40 60 80 Debit H a ria n m m ha ri Tanggal Pengukuran Cu ra h H u ja n m m h a ri Curah Hujanmmhari Debit Aliran mmhari Pada musim kemarau yang terjadi bulan Juli – Oktober 2009 terlihat tedak terjadi hujan selama 4 bulan, namun terdapat debit aliran yang tetap, walaupun kecil sebesar 0,06 m 3 detik atau sebesar 0,6 mmhari, angka tersebut diduga merupakan base flow yang terjadi di area kajian. Analisis hubungan debit aliran dengan tinggi muka air di Sub DAS Melamon dapat dilihat pada Lampiran 1. Parameter lain selain curah hujan yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya debit aliran diantaranya intensitas hujan, lamanya hujan, tutupan lahan, kondisi tanah, batuan, dan topografi. Akumulasi hujan dan debit selama dua tahun 2009 – 2010 dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Akumulasi curah hujan dan debit aliran.

5.3 Analisis Hidrograf