c Pelajaran ketiga adalah laku dramatis
Pada tahap ini, dimana tingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi sebagai pemeran. Dalam hal ini sangat-sangat diperlukan
penghayatan terhadap tokoh secara mendalam, sehingga dapat beradaptasi. d
Pelajaran keempat pembangunan watak Pada tahap ini, yakni sesuai dengan tuntutan lakon. Pembangunan watak
itu didahului menelaah struktur fisik, kemudian mengidetifikasikannya dan menghidupkan watak seperti halnya watak sendiri.
e Pelajaran kelima adalah observasi
Tugas seorang aktor selain bermain di atas pentas adalah untuk mengamati segala yang terjadi disekitarnya.mulai dari hal yang umum sampai
pada hal yang paling detail. f
Pelajaran keenam adalah Irama Pada tahap ini, yakni bertujuan agar sebuah lakon dapat
menghanyutkan penikmatnya kearah yang dituju, maka permainan harus menggunakan irama. Dan irama itu adalah perubahan-perubahan yang teratur
dan dapat diukur dari segala macam unsur yang terkandung dari hasil sebuah seni.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang lain yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dari
Nurasia yang berjudul “
Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Role Playing untuk Meningkatkan Kemampuan Apresiasi
Drama : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Cimanggung, Kabupaten Sumedang ” http:ind.sps.upi.edu?p=175.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas classroom action research, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan atau difokuskan
pada situasi kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar peserta didik semakin meningkat.Berdasarkan hasil penelitian,
diperoleh beberapa simpulan bahwa 1 penerapan model bermain peran meningkatkan kinerja guru dengan indikasi membaiknya cara guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran; mulai dari membuka pembelajaran, mempersiapkan entry behaviour, mengelola kelas, memberi reward, menjadi
motivator dan fasilitator, maupun melaksanakan sistem evaluasi; 2 penerapan model bermain peran mampu meningkatkan apresiasi drama dan
pengalaman ekspresif siswa, dalam hal peningkatan aktivitas dan kreatifitas dalam proses pembelajaran, siswa memiliki keberanian bermain peran,
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat teman, etika bermain peran, memimpin diskusi, bekerja sama, tanggung jawab, mencari dan mengolah
informasi, menganalisis dan membuat simpulan, serta tumbuhnya sikap kritis, demokratis dan kreatif dalam menyikapi persoalan yang dihadapi pada saat
pembelajaran; 3 penerapan model bermain peran mampu meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu semakin membaiknya nilai rata-rata sesudah
penerapan model bermain peran dibandingkan dengan nilai sebelumnya. 2.
Penelitian dari Tahrir Susilo dengan judul “Peningkatan Kemampuan Memerankan Tokoh Drama dalam Pembelajaran Sastra melalui Teknik
Akting Richard Boleslavsky di SMA Negei 1 Widodaren Kabupaten Ngawi”.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa proses pembelajaran pemeranan tokoh drama dengan menggunakan teknik akting Richard Boleslavsky dalam
pertunjukan drama dapat melancarkan proses akting siswa sehingga akan menciptakan suasana pembelajaran drama yang menyenangkan. Pada
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama menggunakan teknik akting Richard Boleslavsky
atau untuk pembelajaran drama pada umumnya.
C. Kerangka Berpikir