H. Bentuk dan Startegi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan bentuk penelitian kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif yaitu
prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan keadaan subyekobyek penelitian seseorang, lembaga, dan lain-lain pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya Nawawi, 1992: 163. Metode deskriptif dapat diartikan juga sebagai metode penelitian yang
berusaha mendeskripsikan, menginterpretasikan, melukiskan dan menafsirkan keadaan, gejala, peristiwa atau kondisi yang ada berkenaan dengan proses-proses
yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang dirasakan atau kecendrungan- kecendrungan yang sedang berkembang Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 29. Untuk
dapat melukiskan keadaan atau kondisi yang terjadi di daerah penelitian maka dilakukan surveyobservasi yaitu pengamatan, pengambilan dokumen dan pencatatan
secara langsung di lapangan kemudian dilengkapi dengan analisis laboratorium.
I. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi
Obyek atau populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti dapat terdiri dari benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian Nawawi, 1992: 14. Penelitian ini dilakukan di sekitar Selokan Ngenden Desa
Gumpang Kecamatan Kartasura. Dalam penelitian ini terdapat tiga populasi yaitu populasi airtanah, populasi air limbah dan populasi sumur penduduk.
2. Sampel
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Penulisan laporan
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian Nawawi, 1992: 144. Dalam penelitian ini terdapat tiga
sampel yaitu sampel airtanah, sampel air limbah dan sampel sumur. Sampel airtanah digunakan untuk mengetahui ketinggian airtanah di daerah
penelitian yang berguna untuk membuat kontur airtanah. Dari kontur airtanah yang ada dapat digunakan untuk mengetahui arah aliran airtanah dangkal di daerah
penelitian. Sedangkan sampel limbah digunakan untuk mengetahui kadar maksimum limbah industri tekstil dan industri mebel yang dialirkan melalui Selokan Ngenden.
Sampel limbah cair industri tekstil dan mebel yang diambil dari Selokan Ngenden akan dibandingkan nilainya dengan parameter kunci baku mutu lingkungan menurut
Peraturan Daerah Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 tahun 2004 tentang baku mutu air limbah berbagai macam industri.
Sampel sumur digunakan untuk mengetahui kualitas air sumur penduduk di daerah penelitian yang diidentifikasi potensial tercemar oleh limbah industri tekstil
PT Tyfountex Indonesia dan limbah mebel PT Suwastama.Parameter airtanah sebagai air baku air minum dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001 tentang kriteria mutu air kelas I dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416MENKESPERIX1990 tentang persyaratan kualitas air minum.
Parameter lingkungan yang akan diukur adalah bau, suhu, TSS, TDS, rasa dan warna parameter fisika sedangkan parameter kimianya adalah pH, COD, BOD,
krom total. Pengambilam sampel limbah untuk diuji kualitasnya berjumlah dua yaitu sampel limbah industri tekstil dan sampel limbah industri mebel. Pengukuran elevasi
airtanah sebagai sampel airtanah dilakukan pada 35 sumur di Desa Gumpang, sedangkan pengambilan sampel airtanah untuk diuji kualitasnya diambil 8 sumur dari
35 sumur pengukuran di lapangan. Cara pengambilan sampel dilakukan pada titik-titik sampel yang representatif
dengan memperhatikan: 1 Pengambilan sampel limbah dilakukan di saluran pembuangan yang mengeluarkan limbah langsung ke Selokan Ngenden, 2
Pengambilan sampel airtanah dipilih pada pemukiman yang dekat dengan Selokan Ngenden, 3 Jarak sumur pengamat dari sumber pencemar, 3 Mempertimbangkan
arah aliran airtanah. Jenis sampel airtanah yang akan diambil adalah sampel sesaat yang
terintegrasi. Sampel sesaat yang terintegrasi adalah sampel sesaat yang diambil pada waktu yang sama di berbagai kedalaman dan kejauhan Slamet, 1996: 131. Sampel
sedemikian kemudian dicampur dan dianalisis, dan dianggap dapat mewakili kualitas
air di suatu daerah. 3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan untuk pengukuran dan pengambilan sampel airtanah dengan menggunakan:
a. Teknik Area Sampling Teknik area sampling adalah teknik pengambilan atau pengukuran sampel
yang mempunyai populasi tersebar pada suatu wilayah Tika, 1997 : 47. Teknik ini juga dapat diartikan sebagai teknik yang penerapannya pada lokasidaerah geografis
yang terdiri atas banyak area sub area yang diambil sebagai sampelnya Ruslan, 2004 : 154. Teknik ini digunakan untuk mengetahui kedalaman dan elevasi airtanah
dangkal dengan cara pengukuran sumur milik penduduk sekitar Selokan Ngenden yang dialiri limbah cair dari PT Tyfountex Indonesia dan PT Suwastama. Pengukuran
kedalaman dan elevasi ini berjumlah 35 sumur. b. Teknik Purposif Sampling
Teknik purposif sampling adalah sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil orang atau obyek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang
spesifik Tika, 1997 : 53. Teknik ini juga dapat diartikan sebagai cara pengamatan dan pengambilan sampel di lapangan yang dilakukan pada titik-titik sampel yang
ditentukan secara sengaja dan bertujuan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu pada suatu daerah penelitian Kusmayadi, 2000 : 41. Teknik purposif sampling ini
digunakan untuk mengetahui kualitas airtanah dangkal di daerah sekitar Selokan Ngenden Desa Gumpang. Selokan tersebut yang dialiri oleh limbah cair PT
Tyfountex Indonesia dan PT Suwastama Kartasura. Pengambilan sampel airtanah untuk diuji kualitasnya berjumlah 8 sumur.
J. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data