Kecernaan Pakan dan Pertumbuhan Bobot badan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Kecernaan Pakan dan Pertumbuhan Bobot badan

Macaca fascicularis Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kecernaan pakan monyet ekor panjang pada setiap tahap perlakuan atau pengaturan suhu dan kelembaban ruangan, yaitu pada adaptasi, aklimasi, dan post-aklimasi ditunjukkan pada Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5. Rataan kecernaan pakan Macaca fascicularis Kecernaan Pakan Adaptasi Aklimasi Post-Aklimasi Asupan Pakan gr 172,25 ± 37,85 189,61 ± 18,78 218,33 ± 22.14 Bahan Kering 76,60 ± 3,19 78,38 ± 1,59 80,47 ± 1,06 Serat Kasar 5,40 ± 2,07 5,82 ± 0,80 6.32 ± 1,01 Protein 10,16 ± 2,01 11,56 ± 1,13 13,07 ± 1,40 Lemak 1,68 ± 0,29 1,92 ± 0,08 1,96 ± 0,09 Abu 2,59 ± 1,17 1,50 ± 0,36 1,49 ± 0,60 Energi kalgr 406,44 ± 141,11 474,76 ± 64,16 583,21 ± 91,41 Asupan pakan merupakan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh hewan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan data Tabel 5, menunjukkan bahwa pada kondisi aklimasi, asupan pakan masih kisaran normal karena dianggap kondisi ini sebagai kondisi yang nyaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suprayogi et al. 2009 bahwa nilai asupan pakan pada suhu 25°C dan kelembaban 80 rel. untuk monyet ekor panjang berada pada kisaran 187,31 ± 23,87 gr. Sedangkan asupan pakan pada MEP cenderung meningkat pada adaptasi dan post-aklimasi. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya perbedaan umur, status gizi, dan masa pertumbuhan. Pada masa pertumbuhan, bunting, dan menyusui hewan akan membutuhkan asupan pakan dalam jumlah relatif lebih besar Tillman et al. 1998. Namun, apabila MEP terindikasi dalam keadaan stress menurut Collier 1985 maka hewan akan 31 menurunkan asupan pakan yang kemudian juga diikuti dengan penurunan bobot badan. Kecernaan pakan lainnya seperti bahan kering, serat kasar, protein, lemak, abu, dan energi ini pada kondisi adaptasi, aklimasi, dan post-aklimasi cenderung mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan. Hal ini juga disebabkan oleh monyet ekor panjang MEP masih dalam pertumbuhan dan memiliki status gizi yang baik sehingga membutuhkan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya setiap harinya. Peningkatan bahan pakan juga didukung dengan adanya peningkatan asupan pakan pada setiap kondisi lingkungan yang diberikan terhadap monyet ekor panjang MEP. Kondisi ini sesuai dengan pernyataan Suprayogi et al. 2009 yang menyatakan bahwa pada kondisi nyaman bahan kering, serat kasar, protein, lemak, abu, dan energi untuk monyet ekor panjang tidak menunjukkan perubahan nilai kecernaan pakan dan relatif stabil. Kecenderungan peningkatan kecernaan pakan yang terjadi merupakan upaya fisiologis tubuh untuk melakukan proses homeostasis. Homeostasis merupakan suatu bentuk mekanisme tubuh untuk menjaga kondisi fisiologis internal yang konstan dalam waktu yang relatif singkat Guyton and Hall 2008. Homeostasis ini terjadi akibat perubahan dari kondisi aklimasi yang diatur sesuai zona nyaman bagi kehidupan MEP menuju post-aklimasi yang kondisinya hampir serupa dengan adaptasi. Pada penelitian dengan pengaturan suhu dan kelembaban yang sama, pengaturan suhu dan kelembaban tidak menunjukkan perubahan yang nyata terhadap kondisi hematologi dan rasio netrofil:limfosit baik pada tahap adaptasi, aklimasi, maupun post-aklimasi Binol 2010. Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemberian perlakuan suhu dan kelembaban ruangan pada setiap kondisi tidak cukup memberikan pengaruh yang nyata walaupun adanya fluktuasi nilai pada setiap parameter kecernaan pakan namun masih dalam kisaran normal. Penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot badan monyet ekor panjang MEP yang diperoleh pada kondisi adaptasi, aklimasi, dan post-aklimasi yaitu pada hari ke-3, 10, 14, 28, dan 35 ditunjukkan pada Tabel 6. 32 Tabel 6. Pertumbuhan bobot badan Macaca fascicularis Adaptasi Aklimasi Post-aklimasi Hari ke-3 Hari ke-10 Hari ke-14 Hari ke-28 Hari ke-35 5,19 ± 0,47 5,33 ± 0,55 5,36 ± 0,44 5,43 ± 0,61 5,5 ± 0,64 Berdasarkan data Tabel 6, menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot badan monyet ekor panjang MEP cenderung mengalami peningkatan pada kondisi adaptasi, aklimasi, dan post-aklimasi. Pada kondisi aklimasi data yang diperoleh cenderung relatif stabil pertumbuhan bobot badan dibandingkan pada kondisi adaptasi dan post-aklimasi. Hal ini disebabkan bahwa kondisi aklimasi pada suhu 25 o C dan kelembaban 80 rel. merupakan zona nyaman bagi MEP. Sedangkan perubahan yang signifikan terjadi pada kondisi adaptasi dan post-aklimasi yang keduanya pada kondisi yang hampir serupa. Kondisi ini dipengaruhi asupan pakan yang meningkat pada Tabel 5 dan belum terlihat adanya indikasi stress yang dapat menurunkan bobot badan sesuai dengan pernyataan Collier 1985. Peningkatan pertumbuhan bobot badan monyet ekor panjang ini berbanding lurus dengan peningkatan asupan pakan, bahan pakan lainnya dan proses homeostasis dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh pada hewan yang masih dalam masa pertumbuhan. Menurut Lekagul dan McNeely 1998, pertumbuhan bobot badan MEP akan terus bertambah berkisar pada 4,7 – 8,3 kg. Nilai bobot badan pada Tabel 6 masih dalam kisaran normal sesuai dengan penelitian sebelumnya telah dilaporkan oleh Suprayogi et al. 2009 bahwa pengaturan suhu dan kelembaban yang sama terhadap monyet ekor panjang tidak memberikan pengaruh yang nyata pada penyerapan asupan pakan, bahan pakan, dan pertumbuhan bobot badan.

IV.2 Perilaku