50 Analisis Logam Berat dan Kandungan Hara
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan kadar logam berat Cr,
Ni, Mn, Fe dan Zn dalam tanah setelah perlakuan selama empat bulan di rumah kaca Gambar 2. Parameter Cr, mengalami penurunan kadar dari 200.36 ppm
sebelum perlakuan menjadi menjadi 76.68 – 8.38 ppm. Untuk parameter Ni, mengalami penurunan kadar dari 1.437,48 ppm menjadi 1.047,59 ppm – 207.85
ppm. Penurunan kadar Ni paling tinggi terjadi pada perlakuan P3, yaitu mencapai 207.85 ppm. Untuk parameter Mn, terjadi penurunan kadar dari 2.791,71 ppm
menjadi 327.84 ppm – 195.85 ppm. Penurunan kadar Mn paling tinggi terjadi pada perlakuan P3, yaitu mencapai 195.85 ppm .Untuk parameter Fe, terjadi
penurunan kadar dari 101.293,32 ppm menjadi 6.375,53 ppm – 763.69 ppm. Penurunan kadar Fe paling tinggi terjadi pada perlakuan P3, yaitu mencapai
763.69 ppm. Untuk parameter Zn, terjadi penurunan kadar dari 138.42 ppm menjadi 32.06 ppm – 8.18 ppm. Penurunan kadar Zn paling tinggi terjadi pada
perlakuan P3, yaitu mencapai 8.18 ppm. Penurunan semua kadar logam berat paling tinggi adalah pada perlakuan P3.
Persentase penurunan maksimal kadar logam berat dalam tanah yang ditanami tanaman N. orientalis untuk Cr, Ni, Mn, Fe dan Zn masing-masing
secara berurutan adalah 95.82, 85.54, 92.98, 99.25 dan 94.09. Penurunan maksimal kadar logam berat yang paling tinggi setelah perlakuan
adalah Fe dan yang paling rendah adalah Ni. Hasil analisis di atas mengindikasikan bahwa semakin banyak pupuk yang diberikan pada perlakuan,
maka semakin tinggi pula kadar logam berat dalam tanah pasca tambang yang berkurang.
Umumnya tanaman akumulator meningkatkan mobilitas dan serapan kontaminan logam dibandingkan dengan kondisi alam, namun harus dipahami
bahwa keberhasilan teknik phytoextraction terutama tergantung pada kemampuan spesies tanaman untuk ekstrak logam berat dalam jumlah besar di akar,
mentranslokasi di atas tanah dan menghasilkan jumlah besar biomassa tanaman Grcman et al. 2003; Kos Lestan 2003; Luo et al. 2004.
Fitoremediasi hanya bekerja efektif sebatas kedalaman akar tanaman. Oleh karena itu, kombinasi antara fitoremediasi dengan teknologi konvensional
sangat diperlukan yakni dengan penambahan bahan organik dan FMA. Bahan organik dapat mengurangi pengaruh buruk dari logam berat dan mempertahankan
kehidupan
mikroorganisme tanah
dalam keadaan
normal. Sebagian
mikroorganisme akan mempergunakan sebagian bahan organik sebagai sumber energinya. Selain itu bahan organik juga dapat bereaksi dengan logam berat
membentuk senyawa kompleks organo metalic complex sehingga dapat mengurangi sifat racun dari logam berat.
Penambahan kompos pada tanah tanah pasca tambang dapat meningkatkan kandungan hara terutama nitrogen N dan fosfor P, sementara itu kandungan
besi Fe+3 yang bersifat toksik menurun 3–5 kali Dharmawan 2003. Hal tersebut disebabkan oleh daya serap kation yang semakin besar akibat
penambahan bahan organik pada media tanah. Semakin tinggi kandungan kompos maka semakin tinggi pula KTK-nya sehingga Fe+3 berubah menjadi Fe+2 yang
diperlukan tanaman. Fe+2 memiliki fungsi penting dalam system enzim dan diperlukan dalam sintesis klorofil Hakim et al. 1986; Setiabudi 2005. Efek
positif penambahan kompos pada tanah yang tercemar ion logam berat dijelaskan bahwa bahan organik dapat mengurangi pengaruh buruk dari logam berat dan
mempertahankan kehidupan mikroorganisme tanah dalam keadaan normal.