54 siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran dapat dikembangkan potensinya secara
komprehensif dan optimal. Penelitian juga pernah dilakukan oleh Aunurrahman, Jurnal Penelitian
Pendidikan 1998 dengan judul “Usaha Guru Menciptakan Iklim Kelas yang Serasi Bagi Terwujudnya Kegiatan Belajar Mengajar yang Optimal Melalui
Pelibatan Murid dalam Pengaturan Fisik Kelas dan Penanganan Gangguan Disiplin Kelas”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan
penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan usaha guru menciptakan iklim kelas yang serasi melalui pelibatan murid dalam pengaturan fisik kelas dan
penanganan gangguan disiplin kelas mendapat perhatian yang cukup besar dari murid. Dalam kegiatan belajar mengajar jenis dan frekuensi gangguan di kelas
menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun. Persamaan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian
terdahulu adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan atau kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Terlebih lagi dengan diberlakukannya
Kurikulum Berbasis Kompetensi seorang guru dituntut harus mandiri dan mampu mengelola kelas dan proses belajar mengajar dengan baik serta dapat
menumbuhkan kesiapan siswa, sehingga tujuan pembelajaran berbasis kompetensi dapat terwujud dengan baik. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah lokasi atau tempat penelitian dan subyek yang diteliti. Penelitian sebelumnya dilakukan pada guru dan murid kelas V Sekolah Dasar
Negeri Nomor 27 Kotamadia Pontianak tahun pelajaran 19971998, sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan pada guru dan siswa Sekolah Menengah
Kejuruan SMK Batik 1 Surakarta Program Keahlian Akuntansi tahun diklat 20062007.
C. Kerangka Pemikiran
Kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidaklah selalu sama. Hal ini menunjukkan adanya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan proses belajar mengajar. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar secara garis besar dapat digolongkan menjadi
55 dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa internal dan fator yang berasal
dari luar eksternal. Salah satu faktor eksternal yang terlibat secara langsung dalam proses
pembelajaran di sekolah adalah guru. Guru merupakan salah satu komponen komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam
usaha pembentukan sumberdaya yang potensial. Guru harus berperan secara aktif baik sebagai pendidik maupun pengajar dalam mengantarkan siswa kepuncak
keberhasilan dan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Guru dalam melaksanakan tugasnya tersebut harus mampu dan menguasai kompetensi yang
ada sehingga dapat tercipta proses belajar mengajar yang bermakna. Dalam kaitannya dengan pembelajaran berbasis kompetensi, seorang
guru harus mempunyai kualifikasi profesional antara lain menguasai pengetahuan. Pengetahuan tersebut yang nantinya akan dipindahkan kepada siswa supaya dapat
diterima dengan baik. Kompetensi guru yang tinggi akan mendukung pelaksanaan pembelajaran kompetensi, sebaliknya kompetensi guru yang rendah akan
menghambat proses belajar. Jadi kompetensi guru sangat menentukan dalam keberhasilan pembelajaran berbasis kompetensi.
Kesiapan siswa dalam menghadapi proses belajar merupakan faktor internal dari dalam diri siswa yang dapat menentukan berhasil tidaknya proses
pembelajaran berbasis kompetensi yang dilaksanakan, sebab dalam proses pembelajaran tersebut seorang siswa dituntut untuk lebih aktif. Siswa dengan
kesiapan belajar yang baik akan mampu mengendalikan diri dan memberi motivasi pada dirinya untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang telah
ditetapkan pada setiap pelajaran. Kesiapan siswa juga menentukan bagaimana siswa bersikap dalam mencari solusi terhadap berbagai masalah. Kesiapan siswa
yang berkembang dengan baik berarti menguasai kebiasaan berpikir yang mendorong produktivitas dan dapat berpikir dengan jernih dan positif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dibuat kerangka penelitian dengan paradigma penelitian sebagai berikut :
56
Gambar 2 : Paradigma Penelitian Kompetensi
Guru
Kesiapan Siswa
Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial
Kompetensi Profesional
Kesiapan Fisik Kesiapan Psikis
Pembelajaran Berbasis
Kompetensi
57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Untuk mengadakan penelitian, penulis memilih lokasi di SMK Batik 1 Surakarta dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut :
a. SMK Batik 1 Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan
menengah kejuruan bidang bisnis dan manajemen yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi mulai tahun diklat 20042005.
b. Penelitian tentang penerapan pembelajaran berbasis kompetensi belum
pernah diteliti di SMK Batik 1 Surakarta. c.
SMK Batik 1 Surakarta memiliki sumber daya manusia yang cukup berkualitas baik tenaga pengajar maupun siswa serta memiliki sarana
pendidikan yang cukup lengkap.
2. Waktu Penelitian
Pengalokasian waktu secara tepat adalah langkah awal agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Berikut jadwal penelitian selama 10 bulan.
Tabel 1. Jadwal Penelitian 2006-2007
Jenis Kegiatan Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan
1. Persiapan · Proposal
· Ijin Penelitian 2. Pelaksanaan
· Pengumpulan Data
· Analisis Data · Penarikan Hasil
3.Penyusunan Laporan