Parafungsional Ketidakseimbangan Oklusi Faktor Mekanis

24 perbedaan jenis kelamin. 3,11,17,49,56 Hormon estrogen merupakan faktor penting dalam perjalanan timbulnya nyeri karena perubahan level estrogen dapat mengubah transmisi nosiseptif. 49

2.3.1.2 Faktor Mekanis

Trauma merupakan sifat mekanik yang dapat menimbulkan kelelahan pada diskus. Selain itu, juga diduga dapat menyebabkan kerusakan kartilago dan memproduksi inflamatori dan mediator-mediator nyeri. Secara umum trauma dapat dibedakan menjadi dua yaitu, makrotrauma dan mikrotrauma. Makrotrauma merupakan tekanan besar pada sendi yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan gangguan struktur sendi. 49,56 Makrotrauma menyebabkan deformitas dan resopsi kondilus secara progresif sehingga memengaruhi fungsi sendi temporomandibula. Mikrotrauma merupakan tekanan kecil yang diterima sendi dan berlangsung pada jangka waktu yang lama. Aktivitas seperti bruxism dan clenching dapat menghasilkan mikrotrauma pada jaringan. 29,49,56

2.3.1.2.1 Parafungsional

Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal mengunyah, bicara, dan menelan dan tidak mempunyai tujuan fungsional sepertibruxism, clenching dan kebiasaan mulut lainnya. 29,49 Aktivitas parafungsional akan menimbulkan tekanan abnormal dan pergeseran tekanan yang dapat menyebabkan perpindahan diskus, artikular dan perubahan degenerasi eminensia artikularis. Hiperaktifitas fungsional otot pterygoid lateral dianggap menyebabkan nyeri pada otot mastikasi. Bagian superior otot pterygoid lateral melekat sebagian pada kapsul artikular sendi temporomandibula dan baik secara langsung atau tidak langsung pada diskus artikular sehingga dapat disimpulkan bahwa disfungsi otot dapat menyebabkan gangguan internal sendi temporomandibula. 49,51,56 25

2.3.1.2.2 Ketidakseimbangan Oklusi

Salah satu faktor yang berperan penting dalam terjadinya gangguan sendi temporomandibula adalah keadaan oklusi gigi-geligi. 41 Perubahan bentuk komponen artikular terbukti ada hubungannya dengan beban biomekanis yang diterima sendi dan pada akhirnya berkaitan dengan oklusi. Ketidakseimbangan oklusi dapat disebabkan oleh karena hilangnya gigi geligi pada rahang. 49,56 Kehilangan gigi akan mengganggu kestabilan oklusi sehingga meningkatkan kerentanan terhadap perubahan beban fungsional sendi temporomandibula yang akan menyebabkan perubahan patologis kondilus dan artrosis proses degenerasi tanpa peradangan. 56 Berdasarkan penelitian Ciancaglini dkk 1999 melaporkan bahwa terdapat 60,2 pasien dengan kehilangan dukungan oklusal mengalami gangguan fungsional dan menyebabkan disfungsi sendi temporomandibula sehingga temuan ini menyatakan bahwa dukungan oklusal merupakan faktor yang berhubungan dengan penguyahan dan gangguan sendi temporomandibula. 12 Hal ini sesuai dengan penelitian Ross dkk 2002 yang menemukan adanya hubungan yang positif antara kehilangan gigi posterior rahang bawah dan adanya pergeseran diskus mandibula. 44 Pada kehilangan gigi akan terjadi proses remodelling pada sendi sebagai respon terhadap perubahan pada lingkungan fungsional sebagai toleransi terhadap hilangnya gigi. 4,49-51,58

2.3.1.2.3 Beban Fungsional dan Gesekan Sendi