Efisiensi Operasi Resiko Kredit

23 permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Ketentuan Bank Indonesia tentang LDR yaitu antara rasio 85 hingga 110 . Secara matematis LDR dapat dirumuskan sebagai berikut : Kasmir, 2003 100 Deposit Total Kredit × = LDR ..................................................................... 3

2.4 Efisiensi Operasi

Menurut Peter Drucker, efisiensi berarti mengerjakan sesuatu dengan benar atau dengan kata lain adalah kemampuan menggunakan sumber daya dengan benar, tidak membuang-buang sumber daya yang tidak perlu Mamduh, 1997. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, efisiensi operasi yaitu memperbandingkan antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi BOPO. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya. Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat rasio BOPO nya lebih dari 1. Secara matematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut SE Bank Indonesia No.330DPNP : 100 l Operasiona Pendapatan l Operasiona Biaya BOPO x = ................................................... 4 24

2.5 Resiko Kredit

Resiko kredit muncul akibat bank melakukan aktivitas-aktivitas seperti pemberian kredit. Jenis resiko ini merupakan resiko utama dalam aktivitas perbankan, terutama pada bank yang masih didominasi oleh kegiatan tradisional dimana simpan pinjam masih menjadi aktivitas utama. Dengan tingkat eksposure yang signifikan, ketidakmampuan sebagian kecil debitur membayar kewajibannya dapat menghantarkan bank pada kondisi insolvensi. Menurut peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003, risiko adalah potensi terjadinya suatu peristiwa events yang dapat menimbulkan kerugian bank. Oleh karena situasi lingkungan ekternal dan internal perbankan mengalami perkembangan pesat maka akan diikuti semakin kompleksnya risiko bagi kegiatan usaha perbankan. Menurut peraturan Bank Indonesia tersebut, salah satu risiko usaha bank adalah risiko kredit, yang didefinisikan : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajiban. Credit risk adalah risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai sebab, debitur mungkin saja menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada bank seperti pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain- lain. Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan tidak diterimanya penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan. Oleh karena itu perlu diantisipasi kemungkinan resiko yang mungkin timbul dalam rangka menjalankan usaha. Sehingga manajemen perlu meminimisir risiko yang mungkin terjadi dalam pengelolaan faktor produksi, sumber dana, dan investment risk ratio, credit risk ratio, liquidity ratio, capital risk ratio, deposit risk ratio dan interest rate risk ratio. 25 Pengukuran sangat berhubungan dengan pengukuran return, hal ini karena bank menghadapi risiko yang mungkin timbul disebabkan dalam rangka mendapatkan suatu return. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang operasinya memberikan kredit, karena makin besar piutang akan semakin besar risikonya Bambang, 1997. Dengan demikian apabila suatu bank kondisi NPL tinggi maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Secara matematis NPL dapat dirumuskan sebagai berikut : Kasmir, 2003 100 Kredit Total Bermasalah Kredit Jumlah × = NPL .................................................... 5

2.6 Struktur Modal