Pengaruh BOPO terhadap ROE Pengaruh NPL terhadap ROE

34 Suhardjono, 2002. Ini menyiratkan bahwa terjadinya akumulasi dana yang cukup besar kelebihan likuiditas dapat mengakibatkan kesulitan dalam menyalurkannya atau dengan kata lain peningkatan LDR memiliki potensi untuk mengurangi profitabilitas. Namun hal ini, kontradiktif dengan penelitian Badera I.D., 2003, dimana likuiditas tidak signifikan meningkatkan profitabilitas, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan. LDR merupakan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya dana yang ditempatkan dalam bentuk kredit yang berasal dari dana yang dikumpulkan oleh bank terutama masyarakat. Apabila hasil pengukuran jauh berada di atas target dan limitnya berarti tidak tertutup kemungkinan bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan beban biaya yang besar. Sebaliknya bila berada di bawah target dan limitnya, maka dapat dikatakan bahwa bank memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya pemeliharaan kas yang menganggur idle money Kuncoro M Suhardjono, 2002. Semakin tinggi LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif maka LDR berpengaruh positif terhadap laba bank, sehingga LDR juga diprediksikan berpengaruh positif terhadap ROE. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut : H 2 : LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE

2.8.3 Pengaruh BOPO terhadap ROE

35 Rasio BOPO menunjukkan efisiensi bank dalam menjalankan usaha pokoknya terutama kredit berdasarkan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan. Dalam pengumpulan dana terutama dana dari pihak ketiga, diperlukan biaya selain biaya bunga. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat, rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat termasuk Bank Beku OperasBBO rasio BOPO nya lebih dari 1. Dengan kata lain BOPO berhubungan negatif dengan ROE, dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H 3 : BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE

2.8.4 Pengaruh NPL terhadap ROE

Peneliti yang menghubungkan NPL dengan ROE dilakukan oleh Ganiarto F. 2003, non performing loan NPL merupakan aktiva tidak produktif yang dapat menurunkan perputaran dana bank, sehingga memperkecil kesempatan bank memperoleh pendapatan. Dengan kata lain, NPL menurunkan profitabilitas bank, yang pada gilirannya akan menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian Mawardi W., 2004, dimana NPL berbengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Namun penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Usman B., 2003, yang mengatakan credit risk ratio berpengaruh positif terhadap rasio pendapatan. Non performing loan NPL merupakan risiko kredit yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada bank menyebabkan bank menderita kerugian dengan tidak 36 diterimannya penerimaan yang sebelumnya sudah diperkirakan. Dengan demikian apabila suatu bank kondisi NPLnya tinggi maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis 4 sebagai berikut : H 4 : NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE

2.8.5 Pengaruh DER terhadap ROE