17
memaksimumkan dalam jangka panjang. Sedangkan social performance berarti memaksimumkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Beberapa penelitian mengambil kesimpulan bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah, dan menimbulkan masalah. Apabila tingkat bunga pinjaman yang
digunakan sebagai ukuran kinerja, kemungkinan ukuran tersebut akan bias, karena rata-rata tingkat bunga pinjaman akan tergantung pada portfolio pinjaman bank. Begitu pula dengan
rata-rata tingkat bunga simpanan karena tergantung pada distribusi jatuh temponya bermacam-macam simpanan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka menurut Gilbert,
1984 dalam Syofyan S., 2003 ukuran kinerja yang tepat adalah profitabilitas.
2.1 Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Chhin 1999 menyatakan profitabilitas adalah merupakan tingkat
keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Mahfoedz 1999 rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba perusahaan dan
investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba perusahaan tersebut. Profitabilitas memberikan informasi yang penting bagi pihak diluar perusahaan untuk melihat
efisiensi perusahaan yang dilakukan oleh manajemen. Manajemen adalah faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas bank. Seluruh
manajemen suatu bank, baik yang mencakup manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas pada akhirnya
akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba profitabilitas perusahaan perbankan
18
Payamta, Machfoedz, 1999. Manajemen yang baik yang ditunjang oleh faktor modal dan lokasi merupakan kombinasi ideal untuk keberhasilan bank dan salah satu aspek yang perlu
diperhatikan dari segi manajemen adalah balance sheet management yang meliputi assets dan liability management artinya pengaturan harta dan utang secara bersama-sama Badera
I.D, 2003. Bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada
masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan
laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk
memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya.
Rentabilitas modal sendiri atau sering juga disebut ROE Rate of Return on Equity, merupakan perbandingan antara laba sesudah pajak dikurangi dividen saham preferen, jika
ada dengan ekuitas yang diinvestasikan pemegang saham pada perusahaan. Dimana laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah
dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax EAT. Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan. ROE
merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih berkaitan dengan pembayaran
deviden. Rasio ini memberitahukan kemampuan menghasilkan laba pada nilai buku investasi pemegang saham dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan
19
dalam industri. Pengembalian ekuitas yang tinggi seringkali merefleksikan penerimaan perusahaan atas kesempatan investasi yang kuat dan manajemen biaya yang efektif.
Kenaikan dalam rasio ini berarti kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. Secara
matematis ROE dapat dirumuskan sebagai berikut : Van Horne, 1997 100
EKUITAS EAT
ROE ×
= ..................................................................... 1
2.2 Rasio Kecukupan Modal