Pengertian Akad Rukun Akad

Sejalan dengan permasalahan yang dikemukakan dalam tulisan ini, maka tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui teori akad yg terdapat dalam Hukum Islam dengan perjanjian yg terdapat dalam KUHPerdata. 2. Untuk mengetahui akibat hukum dalam pemutusan akad dan proses penyelesaiannya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian yang diharapkan dalam penulisan ini, yaitu sebagai berikut : 1. Dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum khususnya hukum perikatan atau perjanjian, terhadap perkembangan zaman dan pesatnya perekonomian membuat masyarakat akan semakin memerlukan aturan-aturan yang lebih luas tentang suatu bentuk perjanjian. 2. Dapat mengetahui dan mempelajari konsep-konsep akad dalam hukum Islam, konsep perjanjian menurut KUHPerdata dan bagaimana pengaturannya dalam hukum positif. 3. Untuk mengetahui akibat hukum dari pemutusan akad dan bagaimana penyelesaiannya.

E. Kerangka Pemikiran 1. Tinjauan umum mengenai Akad menurut Hukum Islam

a. Pengertian Akad

Kata akad berasal dari kata al-’aqd , berarti mengikat, menyambung, atau menghubungkan. Sebagai suatu istilah Hukum Islam, ada beberapa definisi mengenai pengertian akad ini, menurut Syamsul Anwar, akad merupakan pertemuan ijab dan kabul sebagai pernyataan kehendak dua pihak atau lebih untuk melahirkan suatu akibat hukum pada obyeknya. 6 Definisi diatas memperlihatkan bahwa, pertama akad merupakan keterkaitan atau pertemuan ijab dan kabul yang berakibat timbulnya akibad hukum. Kedua, akad merupakan tindakan hukum dua pihak karena akad adalah pertemuan ijab yang mempresentasikan kehendak dari satu pihak dan kabul yang menyatakan kehendak dari pihak lain. Ketiga , tujuan akad adalah untuk melahirkan suatu akibat hukum. Sementara itu Ahmad Azhar Basyir, memberikan definisi akad yaitu suatu perikatan antara ijab dan kabul dengan cara yang dibenarkan syarak yang menetapkan adanya akibat-akibat hukum pada obyeknya. 7 Definisi lain dari akad menurut Longman adalah ’a tie or knot binding two parties together’. 8 Pengertian akad juga dapat dijumpai dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 1 angka 13 yaitu kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah.

b. Rukun Akad

Rukun adalah unsur-unsur yang membentuk sesuatu, sehingga sesuatu itu terwujud Karena adanya unsur-unsur tersebut yang membentuknya. Menurut ahli-ahli hukum islam kontemporer, rukun yang membentuk akad itu ada empat, yaitu: 1. para pihak yang membuat akad al aqidan 2. pernyataan kehendak para pihak sighatu al akad 6 Syamsul Anwar, 2010, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, hal 68. 7 Ahmad Azhar Basyir, 2000, Asas-Asas Hukum Muamalat Hukum Perdata Islam ,Yogyakarta : UII Press, hal 65. 8 Longman, 2008, Islamic Banking : A Practical Perspective, Malaysia : Pearson Malaysia, hal 43. 3. objek akad mahallu al akad 4. tujuan akad maudhu al akad rukun yang disebut di atas harus ada untuk dapat terjadinya akad.

c. Syarat terbentuknya Akad