mengambil keputusan yang harus diridhoi oleh pihak-pihak yang bersengketa.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa lembaga yang berwenang dalam menyelesaikan sengketa muamalah di bidang perekonomian
syariah adalah BASYARNAS sepanjang diperjanjikan oleh para pihak dan Pengadilan Agama berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.
D. Langkah hukum dalam penyelesaian sengketa perjanjian menurut KUH.Perdata
Penyusunan setiap bentuk perikatan dalam suatu tatanan yang baik, lengkap dan jelas akan membangun tingkat kepastian hukum bagi
masing-masing pihak yang berkontrak. Selain membangun kepastian dan keadilan hukum dalam mencapai tujuannya, yaitu mendapatkan
keuntungan yang direncanakan masing-masing pihak dari aktivitas bisnis tersebut, juga dalam mendapatkan perlindungan maksimal bila terjadi
permasalahan ataupun sengketa hukum terhadap pelaksanaan kontrak. Dalam perjalanan suatu kontrak, sengketa-sengketa yang muncul
dari suatu kontrak tidak selalu disebabkan oleh ketidaksempurnaan kontrak tersebut dalam proses perancangannya, akan tetapi dapat juga
terjadi pada kontrak-kontrak yang sebenarnya secara teknis telah dirancang dengan sangat baik dan berhati-hati, misalnya diakibatkan oleh
permasalahan financial yang terjadi pada salah satu pihak berkontrak. Dengan pengertian bahwa permasalahan-permasalahan yang tidak dapat
diperhitungkan masih saja mungkin terjadi walaupun kontrak tersebut telah dirancang engan baik dan bahkan juga awalnya didasari oleh niat
baik dari masing-masing pihak. Dalam hal terjadi sengketa terhadap kontrak maka pada umumnya
para pelaku bisnis akan berupaya untuk mencari jalan penyelesaiannya
secara damai tanpa harus melibatkan pengadilan out of settlement. Akan tetapi, ketika permasalahan ataupun sengketa tersebut tidak lagi
dapat diselesaikan secara damai, maka pengadilan ataupun Arbitrase sebagai lembaga penyelesaian sengketa yang disepakati para pihak
dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dengan terpaksa harus dilibatkan sebagai upaya akhir.
Oleh karena itu, klausula pilihan hukum, dan cara penyelesaian serta domisili ataupun juridiksi penyelesaian sengketa menjadi sangat
penting bagi para pihak untuk memastikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membela dan memperjuangkan perlindungan haknya,
baik melalui pengadilan maupun melalui langkah-langkah alternativ penyelesaian sengketa diluar pengadilan alternative dispute settlement,
untuk memastikan upaya pembelaan hak masing-masing pihak dapat dilakukan dengan lebih terencana baik dari penggunaan waktu ataupun
biaya.
1. Pengadilan sebagai lembaga penyelesaian sengketa kontrak