hasilnya masih menuai kontroversi di kalangan klinisi. National Cancer Institute mengadakan penelitian berskala nasional untuk
membandingkan efektivitas penggunaan tomografi komputer toraks dan foto toraks dalam deteksi dini kanker paru. Penelitian yang
dilakukan secara uji acak terkontrol terhadap 53.456 laki -laki dan perempuan beresiko tinggi, memberikan hasil bahwa deteksi dini
dengan tomografi komputer toraks dapat menurunkan mortalitas sebesar 20,3.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana karakteristik penderita kanker paru yang telah didiagnosis dengan pemeriksaan tomografi komputer toraks di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita kanker paru yang
dilakukan pemeriksaan tomografi komputer toraks di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012.
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita kanker
paru. 2. Untuk mengetahui distribusi faktor resiko pada penderita
kanker paru.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pelbagai hal seperti :
1. Penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data untuk penelitian lebih lanjut tentang distribusi dan karakteristik
kanker paru. 2. Hasil data penelitian ini juga dapat memu dahkan dokter
untuk mendiagnosis serta melakukan penatalaksanaan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kanker Paru
2.1.1. Definisi Kanker Paru Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru. Kanker
paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru WHO.
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah
karsinogen lingkungan, terutama asap rokok. Menurut World Health Organization WHO, kanker paru merupakan penyebab kematian
utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita. 2.1.2. Etiologi Kanker Paru
a. Merokok Merupakan penyebab utama kanker paru. Suatu hubungan
statistik yang definitif telah ditegakkan antara perokok ber at lebih dari dua puluh batang sehari dari kanker paru karsinoma
bronkogenik. Perokok seperti ini mempunyai kecenderungan sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya
orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam
waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam tembakau rokok yang jika dikenakan pada
kulit hewan, menimbulkan tumor Thomson, 1997.
Universitas Sumatera Utara
b. Iradiasi. Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt
di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal lebih dari 50 meninggal akibat kanker paru berkaitan dengan
adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif Thomson, 1997 .
c. Zat-zat yang terhirup ditempat kerja . Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar
dengan karbonil nikel pelebur nikel dan arsenikum pembasmi rumput. Pekerja pemecah hematite paru – paru hematite dan
orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden. Contoh : radon, nikel,
radiasi dan arsenikum Thomson, 1997. d. Polusi Udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan
walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota. Contoh: Polusi udara,
pemaparan gas RT, asap kendaraan atau pembakaran Thomson, 1997.
e. Genetik. Terdapat perubahan atau mu tasi beberapa gen yang berperan
dalam kanker paru, yakni: i. Proton oncogen.
ii. Tumor suppressor gene. iii. Gene encoding enzyme Thomson, 1997.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Gejala Klinis Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan
gejala-gejala klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.
Gejala-gejala dapat bersifat Amin et al, 2006 : - Lokal tumor tumbuh setempat :
• Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis • Hemoptisis
• Mengi wheezing, stridor karena ada obstruksi saluran nafas
• Kadang terdapat kavitas seperti abses paru • Ateletaksis
- Invasi lokal : • Nyeri dada
• Dispnea karena efusi pleura • Invasi ke perikardium →
terjadi tamponade atau aritmia • Sindrom vena cava superior
• Sindrom Horner facial anhidrosis, ptosis, miosis • Suara serak, karena penekanan pada nervous laryngeal
recurrent • Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis
dan saraf simpatis servikalis - Gejala Penyakit Metastasis :
• Pada otak, tulang, hati, adrenal • Limfadenopati servikal dan supraklavikula sering
menyertai metastasis
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Klasifikasi Kanker Paru
Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel kecil small lung cancer, SCLC dan kanker paru sel tidak kecil non-small lung cancer, NSCLC.
Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan terapi. Termasuk di dalam golongan kanker paru sel tidak kecil adalah epidermoid, adenokarsinoma, tipe -tipe sel besar,
atau campuran dari ketiganya Wilson dan Price, 2005. Karsinoma sel skuamosa epidermoid merupakan tipe histologik kanker
paru yang paling sering ditemukan berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia atau displasia akibat merokok jangka
panjang secara khas mendahului timbulnya tumor. Karsinoma sel skuamosa bisasanya terletak sentral di sekitar hilus dan menonjol ke dalam bronki besar.
Diameter tumor jarang melampaui beberapa sentimeter dan cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar bening hilus, dinding dada, dan mediasternum.
Karsinoma ini lebih sering pada laki -laki daripada perempuan Wilson dan Price, 2005.
Adenokarsinoma memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian
perifer segmen bronkus dan kad ang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut lokal pada paru dan fibrosis interstitial kronik. Lesi sering kali meluas ke
pembuluh darah dan limfe pada stadium dini dan sering bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala -gejala Kumar et al, 2007.
Karsinoma bronkoalveolus dimasukkan sebagai subtipe adenokarsinoma dalam klasifikasi terbaru tumor paru dari WHO. Karsinoma ini adalah sel -sel
ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermaca m-macam. Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan
paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat - tempat yang jauh Kumar et al, 2007.
Karsinoma sel kecil umumnya tampak sebagai massa abu -abu pucat yang terletak di sentral dengan peluasan ke dalam parenkim paru dan keterlibatan dini
kelenjar getah bening hilus dan mediastinum. Kanker ini terdiri atas sel tumor
Universitas Sumatera Utara
dengan bentuk bulat hingga lonjong, sedikit sitoplasma, dan kromatin granular. Gambaran mitotik sering ditemukan. Bia sanya ditemukan nekrosis dan mungkin
luas. Sel tumor sangat rapuh dan sering memperlihatkan fragmentasi dan “ crush artifact” pada sediaan biopsi. Gambaran lain pada karsinoma sel kecil, yang
paling jelas pada pemeriksaan sitologik adalah berlipatnya nukleu s akibat letak sel tumor dengan sedikit sitoplasma yang saling berdekatan Kumar et al, 2007.
Karsinoma sel besar adalah sel -sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam -macam.
Sel-sel ini cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat -tempat yang jauh Wilson dan Price,
2005. Bentuk lain dari kanker paru primer adalah adenoma, sarkoma, dan
mesotelioma bronkus. Walaupun jarang, tumor -tumor ini penting karena dapat menyerupai karsinoma bronkogenik dan mengancam jiwa Wilson dan Price,
2005.
2.1.5. Jenis dan Tahap Kanker Paru Linda, 2006 Ada dua tipe utama kanker paru:
• Small cell lung cancer SCLC --- kanker paru jenis
karsinoma sel kecil KPKSK •
Non-small cell lung cancer NSCLC --- kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil KPKBSK yaitu terdiri dari :
- Adenokarsinoma yang mencakup 40 kanker paru,
lebih banyak muncul pada wanita. -
Skuamous sel karsinoma lebih jarang dijumpai, dan mencakup 25 dari kasus kanker paru serta paling
banyak terjadi pada pria dan orang tua.
Universitas Sumatera Utara
KPKBSK a
mencakup KPKBSK a
kanker ini m
Gambar 2
Tahapan perke Linda, 2006 :
a. Tahap Kan • Tahap te
satu bagi • Tahap e
jaringan kanker d
adalah tipe yang paling umum dari kank
p 75-80 dari semua kasus. Mem and KPKSK sanga tlah penting karena ke
ni memerlukan terapi yang berbeda Linda,
bar 2.1 : Tipe Kanker Paru Global Lung Cancer Coal
rkembangan kanker paru dibedakan menjadi :
anker Paru Jenis Karsinoma Sel Kecil KPK terbatas, yaitu kanker yang hanya ditemuk
agian paru-paru saja dan pada jaringan disek ekstensif, yaitu kanker yang ditemuka
an dada di luar paru -paru tempat asaln r ditemukan pada organ -organ tubuh yang ja
nker paru,
embedakan kedua tipe
a, 2006.
oalition
adi 2, yaitu
PKSK ukan pada
sekitarnya. ukan pada
alnya, atau g jauh.
Universitas Sumatera Utara
b. Tahap Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil KPKBSK
• Tahap tersembunyi, merupakan tahap ditemukannya sel kanker pada dahak sputum pasien di dalam sampel air
saat bronkoskopi, tetapi tidak terlihat adanya tumor di paru-paru.
Pembagian stadium klinis kanker paru berdasarkan sistem TNM International menurut Union Against IUACThe American Joint
Comittee on Cancer AJCC 1997 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 : Stadium Klinis Kanker Paru
STADIUM TNM
Karsinoma Tersembunyi Tx, N0, M0
Stadium 0 Tis, N0, M0
Stadium IA T1, N0, M0
Stadium IB T2, N0, M0
Stadium IIA T1, N1, M0
Stadium IIB T2, N1, M0
Stadium IIIA T3, N0, M0 ; T3, N1, M0
Stadium IIIB T berapa pun, N3, M0 T4, N berapa pun, M0
Stadium IV T berapa pun, N berapa pun, M1
Universitas Sumatera Utara
2.1.6. Patofisiologi Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen sub bronkus
menyebabkan silia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Pengendapan karsinogen ini menyebabkan
metaplasia, hiperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hiperplasia dan displasia menembus ruang pleura,
biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra Linda, 2006.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ulserasi
bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptisis , dyspnea, demam,
dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi Linda, 2006.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastasis, khususnya pada hati. Metastasis
kanker paru dapat terjadi ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, perikardium, otak, tulang rangka
Linda, 2006. 2.1.7. Diagnosis Kanker Paru
A
Anamnesis Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak
berbeda dari penyakit paru lainnya, terdiri dari keluha n subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis akan didapat
keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor –faktor lain
Universitas Sumatera Utara
yang sering sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan utama dapat berupa PDPI, 2003 :
• Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak d ahak putih, dapat juga purulen
• Batuk darah • Sesak napas
• Suara serak • Sakit dada
• Sulit atau sakit menelan • Benjolan di pangkal leher
• Sembab muka dan leher dapat terjadi dan kadang -kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat.
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena
kompresi hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang kaki. Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti :
• Berat badan berkurang • Nafsu makan hilang
• Demam hilang timbul
•
Sindrom paraneoplastik, seperti Hypertrophic Pulmonary Osteoartheopathy, trombosis vena perifer dan neuropatia.
Universitas Sumatera Utara
Gamba Pedoman Dia
B
Gambaran Hasil
p pemeriksaan
menentukan l penentuan sta
Pemeriksaan ra mungkin tomo
survey, sonogr dibutuhkan unt
metastasis.
mbar 2.2 : Alur Deteksi Dini Kanker Paru an Diagnosis Penatalaksanaan Asma Di Indonesia
ran radiologis Irshad, 2013 pemeriksaan
radiologis adalah
sala penunjang yang mutlak dibutuhkan
lokasi tumor primer dan metastasis stadium penyakit berd asarkan sistem
radiologi paru yaitu Foto toraks PAlate mografi komputer toraks, skintigrafi tulan
grafi abdomen dan tomografi komputer pa untuk menentukan letak kelainan, ukuran tu
a
alah satu
an untuk sis, serta
m TNM. ateral, bila
lang, bone r pada otak
tumo r dan
Universitas Sumatera Utara
a
Foto toraks : Pada pemeriksaan foto toraks PAlateral akan dapat dilihat
masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung keganasan adalah tepi yang irreguler, disertai
indentasi pleura dan satelit tumor. Pada foto tu mor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi
perikardia dan
metastasis intrapulmoner.
Sedangkan keterlibatan KGB untuk menentukan N agak sulit ditentukan
dengan foto toraks saja. Kewaspadaan dokter terhadap kemungkinan kanker paru pada seorang penderita penyakit paru
dengan gambaran yang tidak khas untuk keganasan penting diingatkan. Seorang penderita yang tergolong dalam golongan
resiko tinggi GRT dengan diagnosis penyakit paru, harus disertai rujukan yang seterusnya yang te liti. Pemberian OAT
yang tidak menunjukan perbaikan atau bahkan memburuk setelah 1 bulan harus menyingkirkan kemungkinan kanker paru,
tetapi lain masalahnya pengobatan pneumonia yang tidak berhasil setelah pemberian antibiotik selama 1 minggu juga
harus menimbulkan dugaan kemungkinan tumor dibalik pneumonia tersebut bila foto toraks menunjukkan gambaran
efusi pleura yang luas harus diikuti dengan pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD dan
ulangan foto toraks agar bila ada tumor pr imer dapat diperlihatkan. Keganasan harus difikirkan bila cairan bersifat
produktif, dan atau cairan serohemoragik.
Universitas Sumatera Utara
b
Tomografi Komputer Toraks : Metode pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru
secara lebih baik daripada foto toraks. Tomografi komputer dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm
secara lebih tepat. Demikian juga tanda -tanda proses keganasan juga tergambar secara lebih baik, bahkan bila terdapat
penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke
mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala. Lebih jauh lagi dengan tomografi komputer, keterlibatan KGB yang sangat
berperan untuk menentukan stadium juga lebih baik karena pembesaran KGB N1 sd N3 dapat dideteksi dan mendeteksi
kemungkinan metastasis intrapulmoner.
c
Pemeriksaan radiologi lain : Kekurangan dari foto toraks dan tomografi komputer
toraks adalah tidak mampu mendeteksi telah terjadinya metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan r adiologik
lain, misalnya tomografi komputer otak untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala atau jaringan otak, skintigrafi tulang
dan atau bone survey dapat mendeteksi metastasis di seluruh jaringan tulang.
Universitas Sumatera Utara
Radiografi :
Foto rontgen dada pada pertengahan p
juga nodul paru-p Peningkatan opasi
pleura kiri dengan
Gambar 2.4. Kanke
Foto rontgen dad paratrakeal kanan,
yang berkurang jug sering terlihat seba
:
Gambar 2.3 : Kanker Paru-paru Sel Kecil
da menunjukkan penyakit yang luas. Sebuah massa be n paru kiri dengan opasitas yang meluas ke bagian ata
u-paru kanan bawah yang menunjukkan gambaran asitas di paratrakeal kanan menunjukkan limfadenopa
an sinus kostofrenikus kiri yang tumpul.
anker Paru -paru Sel Kecil
dada menunjukkan peningkatan opasitas di daerah nan, dengan penebalan garis paratrakeal kanan. Adanya
juga terlihat pada lobus kanan bawah. Kanker paru -pa bagai massa hilus atau mediastinum
besar terlihat atas. Terlihat
n metastasis. nopati. Efusi
ah hilus dan danya volume
-paru sel kecil
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 : Kanke Foto rontgen dada
lobus kanan atas. kanan menunjukka
Gambaran To
anker Paru-paru Sel Kecil
da menunjukkan pneumonitis obstruktif dengan atele as. Peningkatan opasitas pada trakeo -bronkial dan
ukkan suatu massa atau limfadenopati pada daerah tersebut
Tomografi Komputer Toraks Ravenel, 2
elektasis dari n paratrakeal
ebut.
l, 2013 :