Klasifikasi antibiotika Penggunaan Antibiotik

7

2.1.1.1 Klasifikasi antibiotika

a. Berdasarkan mekanisme kerja antibiotika i. Menghambat biosintesis dinding sel contohnya: penicillin, sefalosporin, sikloserin, basitrasin. ii. Meninggikan permeabilitas membran sitoplasma contohnya: sefalosporin, sikloserin, basitrasin iii. Mengganggu sintesis protein bakteri contohnya: tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, novobiosin, dan antibiotika golongan aminoglikosida Mutschler, 2007. b. Berdasarkan daya kerja antibiotika i. Zat-zat bakterisida, yang pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman. Obat-obat ini dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu : 1. Zat-zat yang bekerja terhadap fase tumbuh, misalnya: penisilin, sefalosporin, polipeptida, rifampisin dan golongan kuinolon. 2. Zat-zat yang bekerja terhadap fase istirahat, misalnya: aminoglikosida, nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol, dan polipeptida. ii. Zat-zat bakteriostatik, yang pada dosis biasa terutama berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Contohnya adalah kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida dan linkomisin Tan, 2007. c. Berdasarkan luas aktivitas antibakteri i. Antibiotika narrow-spectrum spektrum sempit. Obat-obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja, misalnya Penisilin G, PenisilinV, eritromisin, dan klindamisin yang hanya bekerja terhadap bakteri gram 8 positif sedangkan streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, dan asam nalidiskat yang aktif khusus hanya pada kuman gram-negatif. ii. Antibiotika broad-spectrum spektrum luas bekerja terhadap lebih banyak kuman baik gram-positif maupun gram-negatif antara lain sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin Tan, 2007.

2.1.1.2 Penggunaan Antibiotik

Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan yang besar. Secara profilaktis juga diberikan pada pasien dengan sendi dan klep jantung buatan, juga sebelum cabut gigi Tan, 2007. Menurut Nastiti, 2011, Frekuensi penggunaan antibiotik yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan ketentuan yang sesuai atau tidak rasional dapat menimbulkan efek yang negatif, salah satunya adalah resistensi. Resistensi antibiotik dapat memperpanjang masa infeksi, memperburuk kondisi klinis dan beresiko perlunya penggunaan antibiotik tingkat lanjut yang lebih mahal dan efektivitas serta toksisitasnya lebih besar Nastiti, 2011.

2.1.2 Obat Generik