Asumsi Model Pelatihan Permainan Tradisional Edukatif

dan banyak mengandung manfaat bagi pengembangan kompetensi dan kecerdasan anak usia dini. Permainan tradisional yaitu permainan yang menggunakan sumber daya yang ada di lingkungan masyarakat, yang dapat menunjang aktivitas bermain anak, dan dapat meningkatkan kecerdasan anak secara maksimal. Potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar adalah: potensi alam, potensi manusia, potensi sosial, potensi ekonomi dan potensi kelembagaan.

2. Asumsi Model Pelatihan Permainan Tradisional Edukatif

Asumsi pengembangan model pelatihan permainan tradisional edukatif , berangkat dari kondisi empirik penyelanggaraan pelatihan permainan tradisional edukatif secara faktual dalam upaya pemberdayaan orang tua anak usia dini, serta kondisi pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam aktivitas bermain anak, untuk itulah perlu adanya pengembangan model pelatihan permainan tradisional edukatif Pengembangan model pelatihan permainan tradisional edukatif diarahkan pada kegiatan-kegiatan praktek, pengembangan pengetahuan dan keterampilan orang tua anak usia dini, dan pada akhirnya adanya peningkatan kemampuan orang tua anak dalam melaksanakan pendidikan bagi anaknya di lingkungan keluarga. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut: 1 orang tua anak usia dini memiliki potensi untuk ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui praktek langsung sehingga lebih mudah diterima orang tua, 2 Pelatihan yang dilakukan oleh Dinas terkait belum merata artinya belum semua orang tua yang mengikuti pelatihan, strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan belum optimal tidak sesuai dengan kebutuhan belajar orang tua anak usia dini3 keberhasilan tujuan pelatihan tergantung pada kegiatan proses pembelajaran, efektifitas pembelajaran tergantung pada kebutuhanbelajar dan sumber balajar, 4 pelatihnarasumber dalam melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peningkatan pengetahuan, lebih menekankan pada kegiatan praktek dalam kelompok dan berkolaborasi antara peserta pelatihan dengan pelatih, terjadi diskusi yang baik, 5 narasumber melaksanakan pembelajaran sangat memperhatikan karakteristik belajar orang dewasa dan memperhatikan kebutuhan belajar peserta pelatihan. Hal ini sejalan dengan karakteristik belajar orang dewasa, yaitu: 1 orang dewasa belajar sesuai dengan kebutuhannya, 2 belajar adalah proses internal, dan 3 pembelajaran orang dewasa meliputi kondisi umun dan berfokus pada prinsi-prinsp pembelajaran yang konduktif yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang optimal. Oleh sebab itu pelatihan dalammeningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua anak usia dini sangat sesuai dengan menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa, terutama menekankan pada upaya memotivasi orang tua agar melakukan kegiatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua.

3. Tujuan Model Pelatihan Permainan Tradisional Edukatif