Jurnalis secara Umum Fleksibilitas Tinggi

2.1. Jurnalis secara Umum Fleksibilitas Tinggi

Profesi jurnalis sebagai pekerjaan lapangan dilihat sebagai pekerjaan yang menyenangkan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ema Yuliani Utami dan Putu Ayu Gayatri.

saya merasa senang dengan apa yang saya kerjakan. Jadi mikirnya, pekerjaan aku itu menyenangkan. Aku mikirnya wartawan itu pekerjaan jalan-jalan, ngobrol sama orang, nulis, dapat

duit kan kasarane kaya gitu. 355

seneng-seneng aja sih karena aku gak di dalam kantor dengan ritme kerjanya misalnya besok kita liputan jam segini, disini, bisa keluar, selesai liputan yang harus ngerjain gitu, terserah sih, jadi boleh

fleksibel gitu. 356

Baik Ema maupun Ayu keduanya memberi penilaian berdasarkan pengalaman mereka yang pernah mengikuti program magang di media. Ema

di LKBN Antara Biro Jawa Tengah sedangkan Ayu di Suara Merdeka Biro

355 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011 356 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gyatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011 355 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011 356 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gyatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011

Pengabdian untuk Masyarakat

Dalam menjalankan tugasnya, sosok jurnalis dinilai positif karena pekerjaannya yang berhubungan dengan masyarakat. Hal itu seperti diutarakan oleh Ema Yuliani Utami berikut:

ada kesenangan tersendiri saat kita bisa menyampaikan

informasi itu ke orang dan tadi sih aku ngrasanya mungkin karena aku magangnya di kantor berita yang mana kan itu Kantor Beritanya pemerintah kan mbak, ya mungkin ada sedikit mindset bahwa goodnews is a goodnews gitu, bukan lagi badnews is a goodnews gitu lho....keluar

dengan berita yang manis dan membuat orang itu lega ketika membaca ditengah ketakutan dengan media. Itu disitu ada kepuasan tersendiri

gitu lho mbak 357

Dalam kondisi ini, penilaian Ema merangkap sebagai pengalaman subjektifnya sebagai seorang jurnalis perempuan. Ia merasa senang dengan pengalaman yang telah ia lewati. Bahkan dari proses itu ia merasa semakin mencintai profesi sebagai jurnalis. Ada dorongan untuk mengabdi kepada masyarakat. Ia merasa terpanggil untuk memberi pencerahan kepada

357 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011 357 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011

wartawan itu meliput acara-acara, buat berita, dan apa ya, jadi dia menulis berita yang dia dapat sama liputan dan menulis itu, dia gak hanya untuk diri sendiri tapi nulis untuk

orang lain. 358

sebagai wartawan, gak cuma menulis berita

aja, tapi dia benar-benar memberikan informasi kepada pembaca, jadi lebih bisa menghargai wartawan 359

Dalam kondisi ini, pekerjaan sebagai jurnalis yaitu meliput dan menulis berita dinilai begitu penting bagi kehidupan banyak orang sehingga membawanya sebagai pekerjaan yang berjasa.

Pekerjaan Laki-laki

Saat profesi sebagai jurnalis dihadapkan dengan identitas seks sebagai perempuan, beberapa Informan merasa ngeri. Untuk beberapa Informan yang lain, mereka mulai memikirkan beban ganda yang harus mereka panggul setelah menikah. Dalam kondisi ini para Informan mulai merasa diri sebagai orang yang ditakdirkan berbeda dari laki-laki baik secara fisik maupun tanggung jawab.

semakin jalan kesini kog rasanya berat ya wartawan.

Apalagi cewek kan

jadi wartawan kan emang

358 Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011 359 Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011 358 Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011 359 Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011

kalo nanti pun akhirnya nikah kaya gitu kan mikirin anak juga,

mikirin keluarga. Kalau cowok kan udah dasarnya dia harus jadi kepala keluarga, kalau cewek kan gimana pun ada tanggung jawab dia sebagai

ibu, ya ngurusin suami juga, jadi ya banyak pertimbangan lah. Kalau

cewek gak bisa bagi waktu ya matia wae, hehehe. 360

kayaknya susah nya di kejar deadline, untuk seorang wanita dan

juga masalah fisik kalau yang namanya cowok kan mungkin bisa untuk misalnya ada suatu paspampers gitu ya, dorong-dorong atau apa, kalau cowok kan masih punya ketahanan fisik dan mental yang bagus, kalau wanita kan susah mungkin secara niat dia baik, tapi secara apa namanya ya, mental juga, mentalnya juga cenderung lebih baik yang pria dari

awar, kerjanya itu malam tapi pagi malah enggak. Jadi dia kerjanya muter, meres otak banget nanti sementara kalau wanita kan gak baik kerja sampai tengah malam kayak gitu. 361

Dari pernyataan keempat Informan di atas, jurnalisme mulai dipahami sebagai dunia yang keras yang membutuhkan totalitas dalam hal pikiran dan

tenaga. Saat kesadaran akan diri dan juga kesadaran mengenai profesi sebagai jurnalis beradu, terjadi ketimpangan yang membuat para perempuan itu mendefinisikan ulang minat mereka terhadap profesi sebagai jurnalis. Dan sampailah mereka pada kesimpulan bahwa jurnalis adalah pekerjaan yang berat dan kurang pantas untuk perempuan.

Kalau pun mereka masih ingin tetap bertahan maka mereka harus mencari alternatif pekerjaan dengan jobdesk dan juga jam kerja yang lebih

360 Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011 361 Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011 360 Hasil wawancara mendalam dengan Aviana Cahyaningsih pada hari Rabu, 11 Mei 2011 361 Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011

alo jam kerjanya jam 8 sampai jam 5. Kadang jam 9-4 sore, senin sampai jumat. Tapi kalau ada liputan mendadak ya harus mau kerja walaupun itu libur

cara umum kerja jadi wartawan itu menurutku

kerja di bawah tekanan. 362

Adapun pemikiran berbeda ada pada Putu Ayu Gayatri yang lebih melihat beratnya pekerjaan jurnalis pada peran yang mereka emban sebagai pembentuk opini publik yang harus jeli, objektif dan berimbang.

karena tahu pekerjaannya berat

salah ambil angle, salah menyebut nama orang, tulis nama salah, ini ini ini,

bebannya berat gitu. Jadi berat aja membentuk opini masyarakat. Beratnya adalah bagaimana kita memfilter ini, informasi yang penting

atau tidak untuk diangkat. Terus bagaimana kita memberikan angle

berita yang menarik, tapi juga memiliki pesan ke masyarakat gitu. 363

Ema Yuliani Utami juga menilai berat. Namun ia memakai sudut pandang mobilitas jurnalis yang cukup tinggi.

Masalah geografis kali ya. Kalau soal geografis itu lebih pada setiap

hari harus ada di lapangan dan belum pernah lihat itu sebelumnya. 364

362 Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011 363 Hasil wawancara mendalam dengan pada hari Rabu, 23 Februari 2011 364 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011 362 Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011 363 Hasil wawancara mendalam dengan pada hari Rabu, 23 Februari 2011 364 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011

nyaman sih nyaman ya, cuman aku tidak nyaman menulis berita

disana karena mayoritas cowok dan mereka ngegangguin gitu kan. Eh, facebook kamu apa tanya gitu-gitu. Terus mereka mayoritas ngrokok semua, jadi ruangannya itu penuh dengan asap rokok. Ceweknya dikit banget 365

Dalam hal ini, sisi kenyamanan untuk perempuan terganggu karena laki-laki yang secara kuantitas mendominasi sehingga pola kerjanya pun mengikuti mereka dengan adanya selingan rokok yang sejauh ini kurang disukai oleh perempuan kebanyakan.

Terdapat Diskriminasi Gender

Pekerjaan sebagai jurnalis secara umum dinilai menganak bawangkan perempuan. Pokoknya maksimal ngumpulin berita jam 5 sore, itu udah harus jadi

dan teredit. Udah siap. Cuma kadang yang cewek di Suara Merdeka

kebagian liputan yang mudah dan jam 7 paling sampai jam 12 itu udah selesai

gak terlalu berat ya karena terasa dibedakan

kalo kamu wartawan cewek apa cowok. 366

Lebih lanjut Ayu mengungkapkan pembagian desk liputan yang berjalan di Harian Suara Merdeka yang membedakan tugas antara laki-laki dan perempuan.

365 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011 366 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011 365 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011 366 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011

apalagi criminal itu gak mungkin cewek ditaruh disitu, hehe. 367

Namun demikian, apa yang disampaikan oleh Ayu itu coba ditepis oleh Ema Yuliani Utami yang merasakan pengalaman berbeda selama magang di Kantor Berita Antara.

Ayu bilang ada perbedaan antara pekerjaan wartawan cewek dan cowok. Kalo aku kurang sepakat ya. Karena aku jujur gak ngalamin itu selama aku magang. Aku ngrasane mungkin ketika kemarin itu magang juga sempat ditaruh di desknya itu satu kota, dan dari kantor pun gak ada

perbedaan kamu cewek apa kamu cowok kaya gitu. Yo liputan liputan

gitu 368

Dalam kondisi ini, perempuan ditempatkan di posisi kelas dua (periferal). Mereka dinilai kurang pantas untuk mengampu desk-desk utama dan diberi tugas yang dinilai lebih ringan. Dari satu sisi, penempatan perempuan pada desk yang relative ringan dapat dilihat sebagai penghargaan pada perempuan untuk tidak terlalu sibuk namun di satu sisi dapat pula dilihat bahwa penempatan perempuan pada desk yang lunak adalah bukti bahwa media masih kurang percaya pada kemampuan perempuan. Maka tak berlebihan jika perempuan disini hanya bersifat sebagai pelengkap saja.

367 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011 368 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011

Beberapa Informan menilai pekerjaan sebagai jurnalis sebagai pekerjaan sementara.

ada jangka pendek ada jangka panjang mbak. Pendeknya di TV, panjangnya gak ada hubungannya dengan jurnalistik, berwirausaha,

-bagi dengan yang lain, kan ada masanya kita akan mundur, kalo udah tua kan gak mungkin jadi wartawan terus. 369

Kayake pasnya jadi pekerjaan sampingan aja deh. Soalnya melihat jobdesknya, pekerjaannya ngapain aja, butuh bensin dan tenaga untuk sampai ke lokasi, untuk makan, belum lagi nyari narasumbernya kesulitan untuk mencari narasumber, butuh pulsa dan ada juga kesulitan- kesulitan lain secara teknis, seperti framing berita dan lain- dibayanganku emang tidak sebanding 370

Masih seputar pengidentikan jurnalis sebagai pekerjaan kaum lelaki, profesi sebagai jurnalis dinilai kurang pas untuk perempuan karena perempuan terlebih saat ia sudah menikah maka ia akan memiliki tanggung jawab utama sebagai ibu rumah tangga. Dengan demikian jika sebelumnya sudah bekerja maka saat sudah menikah pekerjaan itu harus dipikirkan ulang.Hal itulah yang kemuadian dipikirkan oleh beberapa Informan dimana mereka mulai memikirkan jangka waktu profesi sebagai jurnalis untuk perempuan yang kurang memungkinkan untuk tetap dijalani saat telah memasuki pernikahan.

369 Hasil wawancara mendalam dengan Agnes Amanda pada hari Rabu, 23 Februari 2011 370 Hasil wawancara mendalam dengan Rahajeng Kartikarani pada hari Rabu, 23 Februari 2011

Ada pun mengenai penghasilan, para Informan memiliki pemikiran bahwa gaji wartawan itu sedikit. Hal itu seperti disampaikan oleh Fannany Norrohmah (2008). Ia mencoba menjadikan Upah Minimum Regional (UMR) sebagai indikator. Disini UMR menjadi ukurannya dalam menilai gaji yang sedikit tetapi relatif cukup.

memenuhi UMR kali ya, hehehe 371

Ada pun pada Dian Erika (2008), ia lebih melihat sisi gaji tergantung pada instansi dimana wartawan itu bekerja. Namun pada prinsipnya masih sejalan dengan pemikiran Informan lainnya bahwa gaji jurnalis itu sedikit:

sebenare gak tahu spesifikasinya cuman kayaknya yo gak

mulyo to mbak tergantung ininya, instansinya. Jadi kadang ada yang pesen kalau misalnya jadi wartawan pilihlah media yang bisa menggajimu dengan seimbang kaya gitu. Ada teman jadi potografer, gajinya itu 1 juta berapa gitu/bulan, pasnya gak tahu. 372

Dan selanjutnya Twinika S.F (2008) mencoba membandingkan pekerjaan wartawan dengan pekerjaan kantoran untuk memperkuat

penilaiannya bahwa gaji wartawan rendah.

kog gajinya maaf bisa di

bilang sedikit dibandingkan kerja yang di kantor meskipun dia jadi

gak gedhe

gak pernah lihat juga kan, orang

kaya gara-gara jadi wartawan, hehehe. 374

371 Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011 372 Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011 373 Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011 371 Hasil wawancara mendalam dengan Fannany Norohmah pada hari Senin, 16 Mei 2011 372 Hasil wawancara mendalam dengan Dian Erika pada hari Minggu, 8 Mei 2011 373 Hasil wawancara mendalam dengan Twinika Sativa pada hari Kamis, 12 Mei 2011

emang beda media mungkin beda ya mbak, kalau aku ngrasa untuk

menghargai pekerjaan jurnalis yang bertanggung jawab pada orang

banyak itu kurang. 375

Profesi sebagia jurnalis khususnya sebagai pewarta tulis dinilai sebagai pekerjaan yang kurang menghasilkan. Sebagai pekerjaan berbasis idealisme, pekerjaan ini telah disadari sebagai pekerjaan yang tak mudah untuk menjadikan orang kaya.

Pekerjaan Berat

Pola kerja jurnalis dinilai sebagai pekerjaan yang berat penuh resiko. Hal itu seperti disampaikan oleh Ambar Kusuma Ningrum (2010), Ia membayangkan pekerjaan jurnalis sebagai pekerjaan yang keras karena menguras tenaga dan pikiran.

Reporter, reporter itu cari berita, kesana-kesini, kepanasan terus, kalau gak dapat berita nanti dimarahin sama atasannya, kalau

beritanya standart dimarahin lagi sama atasannya, ini, apa ya, penuh

resiko gitu lah kerjanya. Kan lihat aja di TV-TV kan, reporter yang ditampolin sama massa lah, yang di dorong sama polisi lah, belum lagi

masalah Metro (MetroTV) waktu itu yang ditawan lah. 376

Apa yang disampaikan oleh Ambar di atas baru menyinggung pola kerja seorang wartawan khususnya reporter dalam kondisi-kondisi umum yang dapat terjadi sehari-hari. Ada pun pada Triendah Febriani (2009) secara

374 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011 375 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011 376 Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis 10 Maret 2011 374 Hasil wawancara mendalam dengan Putu Ayu Gayatri pada hari Rabu, 23 Februari 2011 375 Hasil wawancara mendalam dengan Ema Yuliani Utami pada hari Rabu, 23 Februari 2011 376 Hasil wawancara mendalam dengan Ambar Kusuma Ningrum pada hari Kamis 10 Maret 2011

kalau masalah gaji ya tetep nerima lah, tapi susah gitu lho cari orang yang yang mau dikirim ke tempat-tempat bencana atau yang lagi perang padahal itu kan resikonya tinggi

banget 377 .

Dari kedua kutipan wawancara di atas, beratnya pekerjaan sebagai jurnalis terbagi dalam dua kategori. Pertama, iklim kerja di media sendiri sudah cukup berat, disini diilustrasikan pada hubungan atasan dan bawahan dalam jabatan struktural. Sedangkan kategori kedua terkait dengan ladang kerja jurnalis yang tak jarang akan berhadapan dengan konflik.

Terkait dengan hubungan dalam jabatan struktural, penugasan peliputan memang membutuhkan tanggung jawab yang besar dalam menjalankannya. Terlambat atau salah dalam mengambil sudut pandang pemberitaan akan berakibat fatal maka seorang jurnalis harus benar-benar jeli dalam bertugas.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN DISPOSISI MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA Wahyu Tricahyanti, Dwi Astuti, Dian Ahmad Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: Wahyutricahyanti96gmail.com Abs

0 0 11

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI DI KELAS IX SMP NEGERI 1 SUNGAI RAYA Herlina Ningsih, Dwi Astuti, Romal Ijudin Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: herlinani

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA MATERI KOORDINAT KARTESIUS DI SMP Agustina Poligrentia, Zubaidah R, Dian Ahmad. B.S Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: Agustina_poligrentiayahoo.

0 0 9

Resta Lara, Abas Yusuf, Sri Lestari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email: restalara93gmail.com Abstract - ANALISIS LAYANAN INFORMASI TENTANG PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 PONT

0 1 9

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PUTIH DI KPMKP KRAI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Program Studi Agribisnis

0 2 105

Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali

0 0 39

Penerapan Contractor Safety Management System (Csms) Tahap Prakualifikasi di PT. Pageo Utama Jakarta Selatan

2 13 92

Analisis Potensi Pembangunan Ekonomi (Studi Kasus Tingkat Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010)

0 0 210

Analisis Biaya, Keuntungan dan Daya Saing Usahatani Tembakau di Kabupaten Boyolali

1 2 87

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sistem Tanam Benih Langsung di Kabupaten Karanganyar

0 2 139