METODOLOGI PENELITIAN

H. METODOLOGI PENELITIAN

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan paradigma postpositivistik rasionalisme. Pengkategorian tersebut mengacu pada pemaparan Muhajir yang membagi paradigma menjadi tiga yaitu paradigma positivistik, postpositivistik dan postmodern. Ada pun untuk paradigma postpostivistik terdiri dari empat jenis yaitu postpositivistik rasionalisme, phenomenologi-interpretif, teori kritis dan pragmatisme meta-etik 149 .

Secara umum, pendekatan postpositivistik bertujuan untuk mencari makna dibalik data. Ada pun secara khusus setidaknya terdapat tiga aksioma yang melandasi paradigma postpositivistik rasionalisme yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi.

Pertama, ontologi (realitas). Realitas adalah tunggal tetapi mengakui adanya perspektif realitas yaitu realitas dalam perspektif sensual, realitas dalam

148 Yosef, Op.Cit, hlm. 43 149 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. ke-4 (Yogyakarta: Rake Sarakin, 2000), hlm.

Kedua, epistemologi (cara memperoleh realitas). Dibutuhkan pendekatan holistik, dimana objek yang diteliti tidak dilepaskan dari

konteksnya. Sifat holistik yang dituntut oleh pendekatan rasionalistik adalah digunakannya konstruksi pemaknaan atas empiri sensual, logik dan etik. Argumentasi dan pemaknaan atas empiri menjadi penting sebagai landasan penelitian kualitatif berlandaskan pendekatan rasionalisme 151 .

Ketiga, aksiologi (nilai-nilai). Rasionalisme mengakui tentang penghayatan manusia mengenai nilai baik-buruk/ mengakui kebenaran etik 152 . Semua pengetahuan pada hakikatnya adalah pengetahuan atas kepentingan, meskipun tidak bermaksud mengaitkan dengan kepentingan tertentu tetapi adanya penelitian itu sendiri tidak lepas dari suatu kepentingan. Bagaimana pun orang berupaya untuk tidak mempunyai kepentingan tetap saja ada kepentingan yang masuk. Penelitian ini sendiri berhubungan dengan isu gender yang tidak dapat lepas dari nilai-nilai kemanusiaan khususnya keadilan gender.

150 Ibid, hlm. 82 151 Ibid, hlm. 84 152 Ibid, hlm. 82

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, metodologi penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati 153 .

Selanjutnya menurut Pawito terdapat lima karakteristik metodologi penelitian kualitatif yaitu: Pertama orientasi. Penelitian kualitatif lebih berorientasi pada kasus dan konteks, misalnya sifat unik, lain, urgen, menakjubkan atau mungkin memilukan. Kedua tujuan. Penelitian kualitatif lebih dimaksudkan untuk memberi gambaran atau pemahaman mengenai gejala (dari perspektif subjek), atau membuat teori. Ketiga penggunaan bukti empirik. Penelitian kualitatif lebih menekankan materi bersifat diskursif serta konversi ke dalam materi diskursif dari materi-materi nondiskursif. Keempat, sifat analisis. Kerapkali bersifat siklis dan fleksibel dan sangat memperhatikan konteks yang berkenaan dengan kategori-kategori yang digunakan.

Kelima prosedur. Penelitian kualitatif kerap kali bersifat intersubjektif dan cenderung bersifat interpretif namun ada prinsip triangulasi 154 .

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Menurut Robert K. Yin, studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan di mana multi sumber bukti dimanfaatkan 155 .

Selanjutnya menurut Deddy Mulyana, studi kasus didefinisikan sebagai uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. 156 . Dari kedua definisi di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa esensi studi kasus terletak pada kemampuannya untuk menangkap fenemona yang unik, menggali data mengenai fenomena itu secara mendalam, kemudian menyajikan data secara lengkap.

Penelitian ini sendiri dapat digolongkan sebagai studi kasus karena telah memenuhi ciri-ciri studi kasus menurut Rachmat Kriyantono. Ciri-ciri yang dimaksud yaitu: Penelitian ini sendiri dapat digolongkan sebagai studi kasus karena telah memenuhi ciri-ciri studi kasus menurut Rachmat Kriyantono. Ciri-ciri yang dimaksud yaitu:

b. Deskriptif. Hasil akhir metode ini adalah deskriptif detail dari topik yang diteliti.

c. Heuristik. Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti melalui interpretasi baru. Penelitian ini berniat untuk

menggali, memaparkan dan memberi wawasan bagi khalayak mengenai fenomena perempuan khususnya terkait dengan profesi jurnalis.

d. Induktif. Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran teori dan konsep. Sebagaimana lazimnya penelitian kualitatif, langkah pertama dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data di lapangan baru kemudian temuan data digeneralisasikan dalam teori yang sesuai 157 .

Keempat ciri di atas merupakan indikator metode studi kasus yang implisit. Di samping indikator implisit, studi kasus memiliki pula indikator eksplisit yang dapat dilihat sekilas yaitu melalui tipe rumusan masalahnya.

how

why kata tanya itu dirasa dapat menjembatani keterbatasan peneliti dalam

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cetakan ke-3, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hlm. 66 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Cetakan ke-3, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hlm. 66

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu mahasiswi S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2007 s.d 2010.

4. Sumber data

a. Data primer

Data primer dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara mendalam (Indepth Interview ) dengan subjek penelitian.

b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan dan artikel-artikel di situs internet yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini.

5. Teknik Sampling

Sebagaimana lazimnya penelitian dengan metodologi kualitatif, penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling lebih

158 Yin, Op.Cit, hlm. 1-4 158 Yin, Op.Cit, hlm. 1-4

Teknik sampling yang termasuk dalam kategori nonprobabilitas (sampel tidak melalui teknik random/acak) ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset 160 . Purposive sampling tidak digunakan untuk melakukan generalisasi statistik atau sekedar mewakili populasi melainkan lebih mengarah pada generalisasi teoritis. Sumber data yang digunakan disini tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya 161 .

Untuk penelitian ini, yang dipilih sebagai subjek penelitian yaitu mahasiswi (perempuan) saja karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman subjektif perempuan.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penumpulan data untuk penelitian ini adalah wawancara mendalam (Indepth Interview). Wawancara mendalam adalah suatu cara

mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam 162 .

159 Pawito, Op.Cit, hlm. 88 160 Kriyantono, Op.Cit, hlm156 161

H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian, (Solo: UNS Press, 2002), hlm. 56

162 Kriyantono, Op.Cit. hlm.100

Teknik wawancara dilakukan den

open ended yang tidak secara formal terstruktur, guna menggali informasi secara lebih jauh dan mendalam 163 .

Wawancara ini bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan kata- kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk karakteristik sosial budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan dsb.) responden yang dihadapi 164 .

7. Validitas Data

Validitas (validity) data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah upaya untuk menunjukkan bukti empirik untuk meningkatkan pemahaman terhadap realitas atau gejala yang diteliti 165 . Dengan cara menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik pengumpulan data yang berbeda, data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya 166 .

Menurut Patton dalam Sutopo, terdapat empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu: triangulasi data,

163 Sutopo, Op.Cit. hal.59 164 Mulyana. Op.Cit, hlm. 181 165 Ibid, hal.98 166 Sutopo, Op.Cit, hal.80 163 Sutopo, Op.Cit. hal.59 164 Mulyana. Op.Cit, hlm. 181 165 Ibid, hal.98 166 Sutopo, Op.Cit, hal.80

Triangulasi data menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Dengan cara ini Peneliti dapat mengungkapkan gambaran yang lebih memadai (beragam perspektif) mengenai gejala yang diteliti 168 .

Untuk penelitian ini, Penulis mempraktikkan triangulasi data dengan melaksanakan wawancara mendalam secara bertahap pada setiap Informan. Interpretasi data dari wawancara pertama coba Penulis verifikasi kepada Informan bersangkutan. Setidaknya Penulis melakukan wawancara mendalam dua kali untuk setiap informan.

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data untuk penelitian ini menggunakan model Interaktif Miles dan Huberman atau lazim disebut sebagai model interaktif 169 . Sebagaimana penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya, analisis data ini bermaksud hendak memberikan makna (making sense of) terhadap data,

167 Ibid, hlm. 79-83 168 Ibid 169 Pawito, Op.Cit, hlm. 104 167 Ibid, hlm. 79-83 168 Ibid 169 Pawito, Op.Cit, hlm. 104

a. Penyajian Data (Data display) Setelah melakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara mendalam (Indepth Interview), Peneliti membuat transkip wawancara. Setelah itu, Peneliti mengedit dan meringkas dengan mengacu pada interview guide yang merupakan operasionalisasi dari rumusan masalah. Proses ini menghasilkan data primer.

Data primer kemudian diolah lagi, diberi kode-kode dan catatan- catatan (memo) untuk menemukan tema-tema, kelompok-kelompok, dan pola-pola data. Proses ini lazim disebut dengan koding.

konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi) dari hasil proses koding. Data yang tersaji berupa kelompok-kelompok kemudian saling dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. Untuk memvisualisasikannya, dibuatkan gambar-gambar dan diagram yang menunjukkan keterkaitan antara gejala satu dengan yang lain. Pada tahap ini, Peneliti membangun jembatan untuk memasuki teoritisasi.

170 Ibid. hal.101 170 Ibid. hal.101

Dalam proses analisis data yang Peneliti lakukan, terdapat kondisi dimana data yang telah Peneliti terkumpul kurang relevan dengan rumusan

masalah. Oleh karena itu, hasil penelitian itu tidak peneliti gunakan.

Untuk data-data yang masih kurang lengkap, Peneliti melakukan lagi wawancara mendalam (Indepth Interview). Terhitung maksimal wawancara mendalam dilakukan dua kali pada setiap Informan untuk memenuhi kelengkapan data. Hasil dari proses wawancara susulan ini diproses seperti halnya tahap penyajian data yang telah disampaikan di muka.

c. Penarikan/pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions) Pada komponen terakhir ini, Peneliti pada dasarnya meng- implementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Dalam proses ini, ada kalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan final tetaplah berada di akhir proses penelitian pernah. Hubungan ketiga komponen analisis ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar I.1 Komponen-komponen Analisis Data : Model Interaktif

Miles dan Huberman 171

171 Ibid, hlm. 105

Kesimpulan- kesimpulan:

Penarikan/Verifikasi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN DISPOSISI MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA Wahyu Tricahyanti, Dwi Astuti, Dian Ahmad Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: Wahyutricahyanti96gmail.com Abs

0 0 11

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI BANGUN RUANG DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI DI KELAS IX SMP NEGERI 1 SUNGAI RAYA Herlina Ningsih, Dwi Astuti, Romal Ijudin Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: herlinani

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA MATERI KOORDINAT KARTESIUS DI SMP Agustina Poligrentia, Zubaidah R, Dian Ahmad. B.S Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak Email: Agustina_poligrentiayahoo.

0 0 9

Resta Lara, Abas Yusuf, Sri Lestari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email: restalara93gmail.com Abstract - ANALISIS LAYANAN INFORMASI TENTANG PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA PADA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 PONT

0 1 9

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAYU PUTIH DI KPMKP KRAI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Program Studi Agribisnis

0 2 105

Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan pada Sapi Perah Rakyat di Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali

0 0 39

Penerapan Contractor Safety Management System (Csms) Tahap Prakualifikasi di PT. Pageo Utama Jakarta Selatan

2 13 92

Analisis Potensi Pembangunan Ekonomi (Studi Kasus Tingkat Kecamatan di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2010)

0 0 210

Analisis Biaya, Keuntungan dan Daya Saing Usahatani Tembakau di Kabupaten Boyolali

1 2 87

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sistem Tanam Benih Langsung di Kabupaten Karanganyar

0 2 139