Keadaan Perikanan

D. Keadaan Perikanan

Produksi perikanan di kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010 di antaranya budidaya ikan di kolam dan di karamba.selain itu produksi ikan di peroleh dari penangkapan ikan di perairan umum serta pembenihan ikan

Tabel 11. Banyaknya Produksi Perikanan Darat Menurut Sub Sektor di

Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010 ( Ton )

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Dari Tabel 11 menunjukkan bahwa produksi perikanan darat di

kabupaten sukoharjo mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Untuk budidaya perairan dari tahun 2006-2010 terus mengalami peningkatan yaitu dari 264.58 ton di tahun 2005 dan 288.88 ton di tahun 2010.

Begitu pula dengan budidaya perikanan kolam yang terus mengalami peningkatan dari 806.28 ton di tahun 2006 samapi 967.68 ton di tahun 2010, sedangkan untuk budidaya karamba mengalami penurunan karena jumlah petani yang semakin berkurang atau gulung tikar.

commit to user

49

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Usaha Pembesaran ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan air hujan Hujan

Budidaya ikan adalah salah satu cara untuk mengembangbiakkan baik di kolam sawah sebagai mina padi maupun dengan keramba yang belum dikembangkan di semua daerah. Budidaya ikan dalam keramba ini, timbul karena suatu kebetulan, yang semula dilakukan oleh pedagang ikan hidup di daerah Bandung untuk menampung ikan dagangannya yang belurn laku dijual. Ikan-ikan tersebut disimpan di dalam keramba dekat rumah mereka. Akan tetapi ikan tersebut tetap hidup dan bahkan bertambah besar, sehingga hal ini menimbulkan niat para pedagang untuk membudidayakan ikan dalam keramba. Budidaya ikan dalam keramba ini juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga khususnya untuk daerah-daerah yang dekat dengan perairan untuk (sungai, danau dan rawa-rawa. Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan dalam membantu melestarikan sumber air ini di perairan umum, karena penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu kelestarian di perairan tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya dilakukan tanpa memperhatikan ukuran ikan. Dengan adanya sistim budidaya ikan dalam keramba, maka diharapkan anak-anak ikan yang ikut tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan bila ditangkap waktu masih kecil.

Usaha ikan nila sistem karamba di Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan di bekas alur sungai Bengawan Solo dan waduk sejak tahun 1997 atas inisiatif warga yang ingin memanfaatkan genangan tersebut daripada menjadi sarang nyamuk. Dari hasil ujicoba pada tahun 1997 tersebut usaha ini mendapat sambutan yang baik dan terus mengalami perkembangan. Dan dari lahan yang ada sudah ada tiga kecamatan yang melaksanakan usaha nila di karamba pada

49

commit to user

50

genangan yaitu Kecamatan Sukoharjo, Grogol dan Tawangsari sedangkan di waduk yaitu di Kecamatan Bendosari.

Budidaya ikan nila merah karamba di waduk yang sumber airnya dari aliran sungai tidak jauh berbeda dengan budidaya ikan nila merah karamba pada genangan yang sumber airnya dari air hujan. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi dalam pengembangan budidaya ikan nila merah karamba. Hal ini di dukung oleh keadaan geografis Kabupaten Sukoharjo yang sangat mendukung yaitu dengan tersedianya tempat-tempat yang cocok untuk budidaya perikanan dan sumber perairan yang tetap.

B. Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel merupakan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar belakang petani sampel yang berkaitan sekaligus berpengaruh terhadap kegiatannya dalam berusaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan. Hal ini meliputi luas karamba yang diusahakan, umur petani, pendidikan petani, jumlah anggota keluarga petani, jumlah keluarga yang aktif dalam usaha, serta pengalaman petani dalam budidaya pembesaran ikan nila merah karamba. Karakteristik petani pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

commit to user

51

Tabel 12. Karakteristik petani sampel usaha pembesaran ikan nila merah karamba

di waduk dan genangan air hujan hujan

No.

Uraian

Ikan Nila Merah

Karamba di

Waduk

Ikan Nila Merah di Genangan air hujan

Jumlah petani responden (orang) Rata-rata umur petani (th) Rata-rata pendidikan petani (th) Rata-rata luas karamba yang di

usahakan (m 2 )

Rata-rata jumlah anggota keluarga petani (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usaha pembesaran ikan nila merah karamba Rata-rata persentase jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usaha Rata-rata pengalaman dalam usaha pembesaran ikan nila marah karamba (th)

Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 1 dan 2 Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah petani responden yang

mengusahakan pembesaran ikan nila merah karamba di waduk adalah 16 orang, sedangkan petani responden yang mengusahakan penbesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan hujan sebanyak 30 orang. Rata-rata umur petani pada kedua usaha berada pada usia produktif, sehingga memungkinkan untuk penyerapan teknologi baru dan berusaha untuk meningkatkan pendapatan usahanya. Dilihat dari rata-rata pendidikannya, petani yang mengusahakan penbesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan telah menempuh pendidikan dasar. Sedangkan dilihat dari luas lahannya, usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk lebih luas dibandingkan dengan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan hujan. Hal ini di sebabkan karena ketersediaan lahan yang masih sangat luas sehingga

commit to user

52

memungkinkan untuk memperluas usahanya hal seperti ini yang tidak tersedia pada genangan air hujan.

Dilihat dari prosentase jumlah anggota keluarga yang aktif dalam kedua usaha, prosentase jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usaha pembesaran ikan nila merah karamba sama, yaitu hanya dua orang. Adapun rata-rata pengalaman dalam berusaha pada kedua usaha hampir sama, yaitu 9-10 tahun. Semakin lama dalam berusaha, maka akan menambah pengetahuan dan pengalaman petani dalam meningkatkan pendapatan usahanya.

C. Penggunaan Sarana Produksi dan Tenaga Kerja

Sarana produksi yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan meliputi benih yang dibeli petani dari penjual benih. Pembelian benih ikan dilakukan petani 5 bulan sekali setelah petani melakukan panen. Sarana produksi lain yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan adalah pakan ikan yang meliputi dua jenis pakan yaitu 781-2 dan 781-3. Jenis pakan ini mempunyai karakteristik yang sama yang membedakan hanya bentuk butirannya, 781-2 mempunyai bentuk butiran yang lebih kecil daripada 781-3. Komposisi atau kandungan dari 781-2 dan 781-3 adalah protein 31-33 %, lemak min 4 %, serat maks 5 %, kadar abu maks 13 %, dan kadar air maks 12 %. Untuk harga 781-2 Rp 4200.00 /kg dan untuk 781-3 Rp 4160.00

Rata-rata penggunaan sarana produksi pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan dapat dilihat dalam Tabel 13 berikut ini.

commit to user

53

Tabel 13. Rata-rata penggunaan sarana produksi Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan dalam satu kali masa pembesaran Tahun 2011.

No

Uraian

Ikan Nila Merah

Karamba di Waduk(MP)

Per

Ikan Nila Merah Karamba di Genangan air hujan(MP)

Per 1 Benih (Ekor)

a. 781-2 (Kg)

b. 781-3 (Kg)

2.734

8,44

1.737 8,86 Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 2-3

Tabel 13 menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan benih pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk lebih banyak bila di bandingkan dengan usaahatani pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan hujan. Hal ini disebabkan karena luas dan jumlah karamba yang berbeda di antara pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan. Pembesaran ikan nila merah karamba di waduk lebih luas dan banyak jumlah karambanya karena ketersediaan lahan yang cukup luas sehingga memungkinkan untuk penambahan jumlah karamba.

Usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan menggunakan jenis pakan yang sama yaitu jenis 781-2 dan 781-3. Petani memberi pakan ikan nila dua kali dalam sehari. Pakan yang diberikan adalah pakan dari pabrik untuk kegiatan pembesaran ikan maka pemberian pakan awal 781-2 sampai umur ikan 3 bulan dan 781-3 sampai umur ikan siap panen yaitu 6 bulan.

Tenaga kerja pada kedua usaha digunakan dalam pembesaran ikan nila merah karamba adalah persiapan karamba, pembersihan karamba, penebaran benih, pemberian pakan, perawatan, pemanenan dan pengangkutan.

commit to user

54

Tabel 14. Penggunaan Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah

Karamba Dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011

No

Uraian

Ikan Nila Merah Karamba

di Waduk )

HKP

Ikan Nila Merah Karamba di Genangan air hujan Hujan ( HKP ) 1 Persiapan karamba

1,44

1,77 2 Pembersihan karamba

1,44 1,53 3 Penebaran benih

1,75

2,00 4 Pemberian pakan

Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 3 dan 11 Tabel 14 menunjukkan bahwa ada beberapa tahap dalam pembesaran ikan

nila merah karamba diwaduk dan genangan air hujan. Untuk itu di perlukan tenaga kerja untuk menyelesaikan tahap-tahap tersebut.

Sebelum penebaran benih, kolam harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dalam persiapan karamba untuk pembesaran ikan nila merah karamba di waduk menbutuhkan 1,44 HKP sedangkan di genangan air hujan membutuhkan 1,77 HKP.

Setelah karamba sudah siap langkah selanjutnya adalah pembersihan karamba. Karamba perlu di bersihkan dari kotoran-kotoran dari bekas pakan dan sampah-sampah. Dalam pembersihan karamba untuk pembesaran ikan nila merah karamba di waduk menbutuhkan 1,44 HKP sedangkan di genangan air hujan membutuhkan 1,53 HKP.

Karamba sudah siap dan bersih benih siap di tebarkan. Benih ditebar pada pagi atau sore hari saat suhu rendah untuk menghindari benih stres. Jumlah benih ikan nila merah yang ditebarkan antara 800-1000 ekor per karamba. Dengan ukuran benih 2-3 cm, dalam kondisi yang sehat, sebab apabila kondisi benih tersebut tidak baik maka akan berpengaruh pada perkembangan ikan selanjutnya dan pada akhirnya hasil produksinya pun kurang bagus. Dalam penebaran benih

commit to user

55

untuk pembesaran ikan nila merah karamba di waduk membutuhkan 1,75 sedangkan di genangan air hujan membutuhkan 2 HKP.

Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari. Pemberian pakan membutuhkan 10,41 HKP tenaga kerja untuk yang di waduk dan 6,67 HKP untuk yang di genangan air hujan. Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar pakan di dalam karamba. Pemberian pakan harus di lakukan secara merata agar nantinya ikan dapat tumbuh dengan berat yang sama rata.

Karamba juga perlu perawatan untuk menjaga karamba dari kotoran, kerobekan karamba. Dalam perawatan karamba untuk pembesaran ikan nila merah karamba di waduk membutuhkan 1,25 HKP sedangkan di genangan air hujan tidak ada perawatan karamba karena petani di genangan cenderung acuh tak acuh terhadap usahanya sehingga mereka tidak mengeluarkan tenaga kerja.

Dalam kegiatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba ini pemeliharaan ikan hanya sampai ukuran konsumsi yaitu dengan berat 250-350 gram atau 4-5 ekor tiap kilogramnya. Pemanenan merupakan bagian akhir dari kegiatan pembesaran. Pemanenan dilakukan setelah nila berumur 6 bulan. Dalam pemanenan untuk pembesaran ikan nila merah karamba di waduk membutuhkan 2,00 sedangkan di genangan air hujan membutuhkan 2,77 HKP.

Tahap terakhir adalah pengangkutan. pengangkutan adalah kegiatan mengangkut hasil produksi ke pedagang pengumpul atau tengkulak. Dalam pengangkutan hasil produksi untuk pembesaran ikan nila merah karamba di waduk membutuhkan 1,56 HKP karamba sedangkan di genangan air hujan membutuhkan 2,20 HKP.

Sehingga total tenaga kerja yang dibutuhkan untuk budidaya pembesaran ikan nila merah karamba di waduk adalah 19,85 HKP. Sedangkan untuk pembesaran ikan nila merah karamba di waduk adalah 16,93 HKP.

Tenaga kerja untuk budidaya di genangan air hujan lebih banyak dari tenaga kerja di waduk hal ini di sebabkan jumlah responden yang lebih banyak, jumlah karamba serta perbedaan luasan karamba.

commit to user

56

D. Biaya dan Pendapatan Usaha

Biaya mengusahakan dalam usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan meliputi biaya pembelian sarana produksi, pembayaran upah tenaga kerja luar , dan biaya lain-lain yang dikeluarkan dalam rangka mengusahakan pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan .

Rata-rata biaya sarana produksi pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan dalam satu kali masa pembesaran dapat dijelaskan pada Tabel 15 :

Tabel 15. Rata-rata Biaya Sarana Produksi usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan dalam satu kali masa pembesaran Tahun 2011

No

Uraian

ikan nila merah karamba di

waduk (Rp)

ikan nila merah karamba di genangan air hujan (Rp)

Per MP

Per

Perr MP

Per 1 Benih

a. 781-2

b. 781-3

Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 2 dan 10 Tabel 15 menunjukkan sarana produksi yang diperlukan dalam usaha

pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan. Benih yang digunakan dalam usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan di dapat petani dari toko saprodi penjual benih ikan nila merah dengan harga sama di setiap petani yaitu Rp 60 per ekor. Budidaya ikan nila merah karamba di waduk benih yang di gunakan lebih banyak sehingga biaya yang dikeluarkan juga lebih banyak yaitu sebesar Rp 1.032.000,00 dalam satu kali masa pembesaran. Sedangkan untuk budidaya pembesaran ikan nila merah karamba di genengan air biaya yang di keluarkan untuk membeli bibit adalah sebesar Rp 638.000 dalam satu kali masa pembesaran. Hal ini sangat berpengaruh

commit to user

57

dari kemampuan petani dalam membeli pakan. Petani yang mampu membeli pakan dalam jumlah banyak pasti akan mengisi karambanya dengan bibit yang banyak pula.

Pakan yang digunakan dalam budidaya pembesaran ikan nila merah karamba adalah jenis 781-2 dan 781-3. Dilihat dari sarana produksi yang berupa pakan, budidaya pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk mengeluarkan biaya yang lebih banyak daripada budidaya pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan. Hal ini di sebabkan karena kebutuhan akan bahan pakan yang berbeda di antara keduanya. Budidaya ikan nila merah karamba di waduk lebih banyak membutuhkan jumlah pakan karena petani diwaduk lebih banyak memacu kebutuhan pakan untuk mencapai target yang di inginkan agar ikan nya laku di jual di pasaran.

. Rata-rata biaya tenaga kerja usaha usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan dalam satu kali masa pembesaran dapat dijelaskan pada Tabel 16.

Tabel 16. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan air hujan dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011

No

Uraian

ikan nila merah karamba di waduk (Rp)

ikan nila merah karamba di genangan air hujan (Rp)

Per 1 Persiapan karamba

43.125

133,10

53.000 270,22 2 Pembersihan karamba

43.125

133,10

46.000 234,53 3 Penebaran benih

52.500

162,04

60.000 305,91 4 Pemberian pakan

- - 6 Panen

Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 3 dan 11 Dari Tabel 16 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja terbesar adalah pada

kegiatan pemberian pakan. Biaya pemberian pakan yang dikeluarkan oleh petani

commit to user

58

besar karena di perlukan jumlah tenaga kerja yang lebih untuk kegiatan ini. Kegiatan pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari. Biaya tenaga kerja per hari per orang adalah sebesar Rp. 30.000,00.

Kegiatan lain yang memerlukan biaya besar juga antara lain kegiatan pengangkutan, penebaran benih, pembersihan, panen dan persiapan karamba. Kegiatan pengangkutan dan penebaran benih membutuhkan biaya yang besar karena kegiatan ini harus cepat selesai. Kegiatan penanaman harus memperhatikan kondisi bibit yang akan ditebar, sedangkan pada kegiatan pemanenan harus memperhatikan kondisi ikan agar resikonya kecil karena kegiatan pemanenan merupakan kegiatan terakhir dari budidaya pembesaran ikan nila merah karamba.

Pada kegiatan pembersihan karamba dan persiapan karamba juga diperlukan biaya yang cukup besar karena persiapan awal karamba sangat menentukan dalam pembesaran ikan nila merah. Karamba yang baik dan bersih dari sisa-sisa pakan pembesaran sebelumnya akan membuat ikan lebih cepat besar karena ikan sangat rentan akan stress dan apabila ikan sudah stress maka nafsu makan ikan tresebut akan berkurang. Maka dari itu kegiatan pembersihan karamba sangat perlu di perhatikan

Untuk mengetahui besarnya biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh petani, baik pada usaha usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan dalam satu kali masa pembesaran dapat kita lihat dalam Tabel

15 berikut ini :

commit to user

59

Tabel 17. Rata-rata Biaya Lain-lain dan Biaya Penyusutan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan air hujan dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011

No

Uraian

ikan nila merah karamba di

waduk (Rp)

ikan nila merah karamba di genangan air hujan (Rp)

Per MP

Per

Perr MP Per 1 Listrik

0 0 3 Kas Pengangkutan

Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 4 dan 12 Tabel 17 menunjukkan bahwa pengeluaran untuk pengangkutan merupakan

pengeluaran terbesar untuk kedua usaha. Besarnya biaya pengangkutan karena jarak yang digunakan untuk mengangakut hasil panennya sangat jauh sehingga memerlukan biaya yang cukup besar. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh letak karamba dengan rumah pemilik lahan. Petani juga mengeluarkan biaya untuk listrik dan selamatan dimana listrik disini digunakan untuk penerangan di malam hari untuk penjagaan karamba.biaya penyusutan alat paling besar adalah karamba karena disini karamba merupakan alat utama dalam budidaya ikan nila merah karamba di waduk dan genangan. Alat lain yang mengalami penyusutan adalah saringan,getek,serok,keranjang dan ember.

Tabel 18 berikut ini akan menjelaskan rata-rata biaya mengusahakan pada usaha usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan dalam satu kali masa pembesaran.

commit to user

60

Tabel 18. Rata-Rata Biaya Mengusahakan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan air hujan dalam Satu Kali Masa Pembesaran Tahun 2011

No

Uraian

ikan nila merah karamba di

waduk (Rp)

ikan nila merah karamba di genangan air hujan (Rp)

Per MP

Per

Per MP Per 1 Sarana Produksi

25.742.000

79.450,62

15.618.620 79.632,66 2 Tenaga Kerja

Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 6 dan 14 Tabel 18 menunjukkan bahwa biaya mengusahakan pada usaha pembesaran

ikan nila merah karamba di waduk lebih besar dari pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan. Hal ini disebabkan karena biaya untuk pakan yaitu 781-2 dan 781-3 dan benih ikan pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk lebih besar. Hal ini dikarenakan jumlah benih dan pakan yang digunakan sangat banyak karena petani menganggap bahwa semakin banyak pakan dan benih ikan yang digunakan maka akan semakin banyak pula produksi yang di hasilkan. Sedangkan pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan menggunakan pakan dan benuh yang lebih sedikit.

Besarnya pendapatan merupakan hasil dari pengurangan penerimaan dengan biaya total usaha. Penerimaan merupakan hasil perkalian produksi total dengan harga produk. Sedangkan biaya total merupakan biaya mengusahakan yang terdiri atas biaya untuk pembelian sarana produksi, upah tenaga kerja, biaya lain-lain dan biaya penyusutan yang dikeluarkan petani untuk pembiayaan usahanya. Rata-rata pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan dalam satu kali masa pembesaran dapat kita lihat dalam Tabel 20.

commit to user

61

Tabel 19 . Rata-rata Pendapatan Usaha usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan dalam satu kali masa pembesaran Tahun 2011

No

Uraian

UT Pembesaran ikan nila merah karamba di waduk (Rp)

UT pembesaran ikan nila merah karamba di genangan hujan (Rp)

Per 1 Produksi

0,79 2 Harga (Kg)

99.843,75 22.485.416,67 114.721,51 4 Biaya total

5.919.802,22 30.202,07 Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 7 dan 15

Tabel 19 menunjukkan bahwa rata-rata produksi pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk lebih kecil daripada usaha pmbesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan, yaitu sebesar 133,125 Kg/MP yang lebih kecil daripada rata-rata produksi pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan yang besarnya 151,97 Kg/MP. Tingginya produksi ini disebabkan karena perbedaan jumlah bibit yang tebar, jumlah pakan, kondisi air yang selalu berubah/air mengalir sehingga kotoran dan bekas pakan dapat larut dari pada lahan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk. Harga jual per kilo ikan hasil budidaya di waduk juga lebih mahal daripada ikan hasil budidaya di genangan air hujan, yaitu sebesar Rp 13.500,00 yang lebih besar daripada harga perkilogram ikan di genangan air hujan yang besarnya Rp 12.500,00. Hal ini disebabkan karena perbedaan besar kecilnya ikan dan tempat penjualan ikan. Tingginya harga jual ini akan mempengaruhi besarnya penerimaan pada kedua usaha.

Penerimaan usaha dalam penelitian ini dihitung dengan mengalikan besarnya produksi ikan nila merah karamba dengan harga jualnya. Tingginya harga jual ikan hasil budidaya di waduk menyebabkan penerimaan yang diterima petani ikan karamba di waduk juga lebih besar, yaitu sebesar Rp 33.003.281,25 / MP yang lebih besar daripada penerimaan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan sebesar Rp 22.485.416,67 /MP.

commit to user

62

Adapun pendapatan usaha ikan nila merah karamba dihitung dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya usaha pembesaran ikan nila merah karamba. Besarnya pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk adalah Rp 5.878.450,52 MP, sedangkan pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan sebesar Rp 5.919.802,22 / MP.

Tabel 20 . Rata-rata produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan dalam satu kali masa pembesaran Tahun 2011

No

Uraian

UT Pembesaran ikan nila merah karamba di

waduk

UT pembesaran ikan nila merah karamba di genangan hujan 1 Produksi (Kg)

133,13 151,97 2 Luas lahan ( )

324,00 196,13 3 Produktivitas (Kg/

0,63 0,79 Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 8 dan 16

Tabel 20 menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas dalam satu kali masa pembesaran dari usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk lebih kecil dibanding dengan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di genangan hujan, hal ini dikarenakan luasan lahan/kolam berbeda antara waduk dan genangan air hujan.

E. Analisis Perbandingan Produktifitas/Pendapatan/Efisiensi

Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah bahwa produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk diduga lebih tinggi daripada produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba digenangan air hujan. Pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk diduga lebih tinggi daripada pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba pada

genangan air hujan. Selain itu usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk diduga lebih efisien daripada usaha pembesaran ikan nila merah karamba pada genangan air hujan.

Untuk mengetahui adanya perbedaan yang nyata antara produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk dengan produktivitas usaha

commit to user

63

pembesaran ikan nila merah karamba digenangan air hujan, maka digunakan uji t yang terlebih dahulu digunakan uji homogenitas dua varians atau uji F. Hasil uji F yang dilakukan pada produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk dengan produktivitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba digenangan air hujan diperoleh nilai F hitung (2,23) lebih besar daripada F tabel (2,05), sehingga varians heterogen. Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung (1,45) < t tabel (2,095), sehingga H o diterima dan H i ditolak maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang nyata antara produktifitas usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dengan ikan nila merah di genangan air hujan.

Adapun untuk mengetahui perbedaan yang nyata antara pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk dengan pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba digenangan air hujan diketahui dengan menggunakan uji t yang terlebih dahulu juga digunakan uji homogenitas dua varians atau uji F. Hasil uji F yang dilakukan pada pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk dengan pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba digenangan air hujan F hitung (0,051) lebih kecil daripada F tabel (2,05). Sehingga varians homogen.Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung (0,026) <t tabel (1,686), sehingga H o diterima dan H i ditolak maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dengan ikan nila merah di genangan air hujan.

Efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk dan usaha pembesaran ikan nila merah karamba digenangan air hujan. Hasil uji F yang dilakukan pada efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba diwaduk dengan efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba digenangan air hujan

F hitung (0, 075) lebih kecil daripada F tabel (2,05). Sehingga varians homogen. Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung (0,58) < t tabel (1,686), sehingga H o diterima dan H i ditolak maka dapat disimpulkan tidak berbeda antara efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dengan ikan nila merah di genangan air hujan.

commit to user

64

F. Efisiensi dan Kemanfaatan Usaha

Dalam penelitian ini, R/C Ratio digunakan untuk mengetahui efisiensi usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan dengan membandingkan besarnya penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk maupun genangan air hujan hujan. Sedangkan untuk mengetahui usaha manakah yang memberikan kemanfaatan dan lebih menguntungkan diketahui dengan Increamental B/C Ratio. Besarnya R/C Ratio dan Increamental B/C Ratio pada usaha pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan dapat dilihat dalam Tabel 21.

Tabel 21. Hasil Analisis R/C Ratio dan Increamental B/C Ratio pada Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan Air Hujan Tahun 2011

No

Uraian

UT pembesaran ikan nila merah

karamba di waduk

UT Pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan hujan 1 R/C Ratio

1,26

1,18 2 Increamental B/C Ratio

1,00

Sumber : Diolah dan diadopsi dari Lampiran 7 dan 15 Tabel 21 menunjukkan bahwa R/C Ratio pada usaha pembesaran ikan nila

merah karamba di waduk besarnya 1,26 sedangkan R/C Ratio pada usaha Pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan hujan 1,18. Nilai R/C Ratio kedua usaha lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa kedua usaha efisien dengan nilai R/C Ratio pada usaha Pembesaran ikan nila merah karamba di waduk lebih tinggi. Karena t hitung (0,58) < t tabel (1,686), sehingga H o diterima dan H i ditolak maka dapat disimpulkan tidak berbeda antara pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dengan ikan nila merah di genangan air. Hal ini berarti bahwa usaha Pembesaran ikan nila merah karamba di waduk tidak berbeda tingkat efisiensi

commit to user

65

daripada usaha Pembesaran ikan nila merah karamba di genangan air hujan hujan yaitu sama-sama efisien.

Nilai Increamental B/C Ratio yang merupakan perbandingan antara benefit (penerimaan) dengan selisih cost (biaya) antara usaha Pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan genangan air hujan hujan adalah sebesar 1,00. Nilai Increamental B/C Ratio tersebut lebih dari satu, hal ini berarti bahwa usaha Pembesaran ikan nila merah karamba di waduk dan pembesaran ikan nila merah di genangan air hujan sama- sama memberikan kemanfaatan.

G. Analisis Risiko

Hubungan antara risiko dan pendapatan dapat diukur dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah pendapatan (L). Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung dengan jumlah pendapatan yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi. Semakin besar nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung semakin besar dibanding dengan pendapatannya. Sedangkan batas bawah pendapatan (L) menunjukkan nilai nominal pendapatan terendah yang mungkin diterima oleh pengusaha (Hernanto, 1993). Untuk mengetahui besarnya risiko usaha dan hubungan antara besarnya risiko dengan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Risiko dan Batas Bawah Pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan air hujan Hujan Tahun 2011

No

Uraian

Rata-rata Per Pembesaran

Waduk

Genangan air hujan Hujan 2 Simpangan Baku (Rp)

41.800.051,89

76.775065,03 3 Koefisien Variasi

7,11

12,96 4 Batas Bawah Pendapatan (Rp)

-77.721.653,26

-147.630.327,8 Sumber Diadopsi dan Diolah dari Lampiran

Tabel 22 menunjukkan bahwa besarnya simpangan baku Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan air hujan Hujan

commit to user

66

Tahun 2011 adalah Rp. 41.800.051,89 dan Rp. 76.775065,03 besarnya koefisien variasi sebesar 7,11 dan 12,96. Sedangkan batas bawah pendapatan sebesar Rp - 77.721.653,26 untuk usaha pembesaran Ikan Nila Merah karamba di waduk dan Rp. -147.630.327,8

untuk usaha pembesaran Ikan Nila Merah karamba di genangan air hujan hujan. Dari nilai koefisien variasi dan nilai batas bawah pendapatan Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan Genangan air hujan Hujan Tahun 2011 sebesar 6,11 dan12,96 atau lebih besar dari 0,5 dan batas bawah pendapatan bernilai negatif (L < 0), maka dapat dinyatakan bahwa Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan di Genangan air hujan Hujan memiliki peluang mengalami kerugian. Hal ini berarti Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Karamba di Waduk dan di genangan air hujan menanggung risiko. Resiko usaha pembesaran ikan nila merah karamba d genangan air hujan mengandung resiko yang lebih besar bila di bandingkan dengan pembesaran ikan nila merah karamba di waduk hal ini terbukti dengan nilai batas bawah pendapatan yang lebih besar. Hal ini di karenakan beberapa sebab di antaranya sirkulasi air dan perawatan.

commit to user

67