Validitas dan Reliabilitas Instrumen

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Angket

a. Validitas angket

commit to user

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakakukan fungsi ukurnya (Azwar,1992:). Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006:1168). Ada beberapa jenis validitas, antara lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, validitas konstruk dan validitas faktor. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan validitas konstruk dan validitas isi.

Validitas isi sering digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan- perubahan psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran tertentu (Arifin,2009:248). Validitas isi dimaksud bahwa isi atau bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran pengalaman atau latar belakang orang yang diuji.

Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkapkan suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukurnya Saifuddin Azwar (2003 : 480). Penelitian ini juga menggunakan validitas konstruk karena item disusun berdasarkan teori yang relevan serta dalam penelitian ini angket bertujuan mengungkapkan suatu konstruk teoritik yang hendak diukur, dan pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistika. Validitas soal ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment angka kasar :

− (∑ )(∑ )

[∑ − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ]

Keterangan : r xy = koefisien korelasi

X = skor butir Y = skor total N = jumlah subyek (Arikunto, 2006:171) Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga r xy >r tabel .

b. Reliabilitas Angket

commit to user

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar,1992: 26). Adapun teknik pengukuran reliabilitas yang peneliti gunakan adalah “Teknik Belah Dua”. Langkah-langkah yang peneliti lakukan berdasarkan pendapat Masri Singarimbun dan Sofian Effendi yang telah dijelaskan di atas yaitu :

1) Memberikan alat ukur (angket) kepada sejumlah responden. Dalam penelitian ini responden yang digunakan untuk try-out sejumlah 30 siswa. Setelah diuji validitasnya, maka akan terlihat item yang valid dan yang tidak valid. Maka item-item yang valid dikumpulkan dan item-item yang tidak valid disingkirkan.

2) Setelah item-item yang valid terkumpul, kemudian item-item tersebut dibagi menjadi dua belahan. Dalam membelah item-item ini, penulis menggunakan cara membagi item berdasarkan “nomor awal-akhir”.

3) Menjumlahkan skor masing-masing item pada tiap belahan. Maka akan diperoleh dua skor total. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua.

Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut :

Keterangan : Σσ b 2 = jumlah varians butir k = jumlah butir angket σ t 2 = varians skor total r 11 = koefisien reliabilitas (Suharsini Arikunto, 2006:196) Untuk mencari varians butir dengan rumus :

commit to user

Keterangan : σ = Varians tiap butir

X = Jumlah skor butir N = Jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 2006:196)

Suatu instrumen dikatakan reliable jika memiliki harga r11 > rtabel .

2. Tes

a. Validitas Tes Validitas instrumen tes diukur dengan

Keterangan : rpBis = koefisien validitas butir soal M p

= Jumlah skor benar dari suatu butir soal Mt = Jumlah skor keseluruhan S t

= Standar deviasi P = proporsi soal dijawab benar Q = proporsi soal dijawab salah

b. Reliabilitas Tes Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson yang dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20, sebagai berikut :

Keterangan : r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

St

Mp Mt

rpBis

commit to user

n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 101) Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Apabila harga r hitung >r tabel , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen reliabel.

c. Taraf Kesukaran Soal yang baik untuk alat ukur prestasi adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Untuk menentukan taraf kesukaran dari tiap-tiap item soal digunakan

Keterangan : P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal betul Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Suharsimi Arikunto, 2001 : 208)

Menurut ketentuan indeks kesukaran sering terjadi klasifikasi sebagai berikut : 1)

Soal sukar jika

: 0,00  P  0,30

2)

Soal sedang jika

: 0,30  P  0,70

3)

Soal mudah jika

: 0,70  P  1,00

d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (kemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda setiap soal, dapat digunakan rumus sebagai berikut :

commit to user

Keterangan : J = jumlah peserta tes

J A = banyaknya siswa kelompok atas J B = banyaknya siswa kelompok bawah

B A = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar

B B = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar P A = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar

P B = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Daya pembeda (nilai D) diklsifikasikan sebagi berikut :

1) soal dengan 0,00 

D  0,30 = jelek

2) soal dengan 0,20 

D  0,40 = cukup

3) soal dengan 0,40 

D  0,70 = baik

4) soal dengan 0,70 

D  1,00 = baik sekali

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 211-213)

Berikut ini rangkuman data hasil uji coba instrumen :

Tabel 3.2 Rangkuman Data Hasil Uji Coba Instrumen

Kriteria

Angket Motivasi

Angket Persepsi

Tes Jumlah item

56 54 30

Validitas

Item Valid

36 38 23 Item Tidak valid

Tingkat Kesukaran Tes

Daya Pembeda Tes

Baik Sekali

1 Baik

18

commit to user

Sedang

6 Jelek

5 Data selengkapnya dapat dilihat di lampiran 8 s.d. 13