9 Kebutuhan Afektif

Tabel 4.9 Kebutuhan Afektif

Sub

Alternatif Jawaban

Pernyataan Skor Variabel

Kebutuhan Afektif

Berdasarkan tabel 4.9 di atas terlihat bahwa dari 36 Ibu menyusui, sebagian besar responden menjawab sangat sesuai yaitu sebesar 52,78%, selanjutnya diikuti dengan menjawab sesuai yaitu sebesar 31,94% dan menjawab cukup sesuai yaitu sebesar 15,28%.

Menurut tabel 4.9 di atas, terlihat bahwa skor jawaban indikator dari sub variabel Kebutuhan Afektif sebesar 315 untuk 2 indikator yang diberikan, nilai tertinggi diberi skor 5 dan nilai terendah diberi skor 1, maka :

a. Skor minimum

: 1 x 2 x 36 = 72

b. Skor maksimum

: 5 x 2 x 36 = 360

c. Range

d. Panjang Interval

Interval kategori untuk skor jawaban indikator dari sub variabel

Gambar 4.2 Garis Kontinom Kebutuhan Afektif

Sesuai Sangat Kurang

Data pada garis kontinom di atas menunjukkan bahwa sub variable kebutuhan Afektif berada pada kategori sangat sesuai. Dengan demikian, nampak bahwa sebagian besar responden menilai sub variabel tersebut dengan kategori sangat sesuai. Hal ini nampak pada persepsi 36 Ibu menyusui yang setelah dianalisis mencapai 315.

Berdasarkan data pada garis kontinom diatas, jawaban responden terhadap pertanyaan “Apakah informasi yang disampaikan oleh para petugas kesehatan dalam program perbaikan gizi: ASI Eksklusif di Puskesmas Pekan Kamis Kabupaten Agam Sumatera Barat dapat memenuhi kebutuhan informasi afektif ibu menyusui?” sebagian besar yang menjawab sangat sesuai yaitu sebesar 52,78%. Dengan demikian, mayoritas responden adalah menjawab sangat sesuai.

perasaan dan emosi, serta mempunyai gaya atau makna untuk menunjukkan perasaan. Pengaruh dari sikap afektif tersebut akan mengakibatkan perasaan yang lebih mendalam. Perasaan yang mendalam ini disebut dengan emosi.

Salah satu wujud dalam pemenuhan kebutuhan afektif yang ditunjukkan ibu kepada bayinya adalah kasih sayang. Kasih sayang merupakan perasaan kehangatan, rasa persahabatan dan simpati yang ditunjukkan pada orang lain. Cara ibu menunjukkan rasa kasih sayang kepada bayinya yakni dengan memberikan makanan atau ASI eksklusif yang berguna untuk memenuhi gizi anaknya. Dengan mengikuti kegiatan penyuluhan perbaikan gizi ini, ibu menyusui lebih dapat mamahami pentingnya memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sehingga dapat terwujudnya rasa kasih sayang ibu kepada bayinya.

Kebutuhan yang berkaitan dengan penguatan estetis dan dapat menimbulkan rasa senang sehingga lebih menguatkan rasa antar sesama. Kebutuhan afektif merupakan kebutuhan informasi yang dapat menimbulkam rasa senang serta untuk menambah pengalaman emosional seseorang. Agar informasi yang diberikan dapat menimbulkan rasa senang terhadap diri seseorang sehingga komunikasi tidak hanya terjadi dari sebelah pihak maka komunikasi yang baik untuk menimbulkan interaksi antar dua arah tersebut, maka informasi yang disampaikan harus memenuhi memiliki syarat informasi sebagai berikut:

1. Pesan yang akan disebarluaskan harus disusun secara jelas, mantap dan singkat agar mudah dimengerti oleh pembaca atau orang membutuhkan 1. Pesan yang akan disebarluaskan harus disusun secara jelas, mantap dan singkat agar mudah dimengerti oleh pembaca atau orang membutuhkan

2. Lambang-lambang serta simbol-simbol yang digunakan haruslah mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh mereka yang menjadi sasaran dari penyebaran informasi tersebut. Maka harus dipahami bahwa gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti oleh sebagian banyak orang.

3. Pesan yang akan disebarluaskan ataupun disampaikan hendaknya dapat menimbulkan minat serta attention, perhatian dan keinginan bagi penerima untuk dapat melakukan sesuatu hal tertentu.

4. Pesan yang disampaikan atau yang disebarluaskan harus dapat menimbulkan keinginan seseorang ataupun kelompok untuk memecahkan masalah yang ada disekitar mereka. (Sastropoetro 1987)

Komunikasi merupakan kemampuan seseorang untuk dapat menyampaikan suatu informasi kepada orang lain sehingga dapat menimbulkan rasa penasaran dan ingin memahami apa yang disampaikan. Komunikasi yang berjalan dengan baik juga akan mampu menjadikan seseorang berpikir secara emosional untuk menciptakan kaitan antar berbagai ide sehingga mampu untuk berpikir secara logis dan sesuai dengan realitas.

sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh peserta kegiatan penyuluhan yang membuat mereka berpikir logis pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayinya yang akan menimbulkan rasa senang bagi ibu menyusui.

Jadi dapat diketahui bahwa sebagian besar mayoritas responden menjawab program penyuluhan tersebut sangat dapat memenuhi kebutuhan afektif. Setelah mengikuti program penyuluhan tersebut responden merasa senang karena mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka sehingga informasi tersebut dapat mereka praktekkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menimbulkan rasa senang dan bahagia dalam diri mereka.