Kategori DI PA

Kategori DI PA

Nomor

Pagu

( Rp.)

1 Kantor Pusat 7.823.027.742.000

2 Kantor Daerah 10.320.601.497.000

3 Dekonsentrasi 4.680.568.411.000

4 Tugas Pembantuan 1.144.988.218.000 Jumlah 23.969.185.868.000 Sumber : Kanwil XI I I tjen Perbendaharaan Bandung

Dari jumlah alokasi APBN yang masuk ke Jawa Barat sebesar Rp.23,969 Triliyun pada tahun 2009 yang bersumber dari PHLN adalah sebesar 771,282 Milyar dengan rincian berdasarkan Departemen sebagai berikut :

Tabel 5.18. Alokasi Dana PHLN berdasarkan Kementrian di Provinsi Jawa Barat

5.3.3. Kebijakan Non APBD

Sesuai dengan amanah Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Permendagri Nomor 65 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembentukan Tim Koordinasi Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi dan Kabupaten/ Kota, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 dan Permen PPN/ Kepala Bappenas Nomor 05 Tahun 2006 tentang tata cara pengadaan Pinjaman dan/ atau Penerimaan Hibah serta penerusan pinjaman dan/ atau hibah luar negeri, bahwa sumber pendanaan pembangunan lainnya yang masuk ke pemerintah provinsi Jawa Barat adalah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN/ PHLN), baik berupa dana dekonsentrasi yang pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada OPD provinsi maupun dana APBN tugas pembantuan, yang dikelola oleh OPD di kabupaten/ kota maupun oleh OPD provinsi.

Program dan kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan program & kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan harus memperhatikan aspek kewenangan, efisiensi, efektifitas, kemampuan keuangan negara, dan sinkronisasi antara rencana kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan dengan rencana kegiatan pembangunan daerah.

Dengan demikian diharapkan melalui penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta pemanfaatan pinjaman/ hibah luar negeri akan dapat meningkatkan pencapaian efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan pembangunan di daerah serta menciptakan keselarasan dan sinergi secara nasional, antara

Sedangkan berdasarkan sasaran yang akan dicapai dalam RPJM Nasional tahun ke I I , maka prioritas pembangunan nasional pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

1. Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat, serta Penataan Kelembagaan dan Pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial;

2. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia I ndonesia;

3. Pemantapan Reformasi Birokrasi dan Hukum, serta Pemantapan Demokrasi dan Keamanan Nasional;

4. Pemulihan Ekonomi yang Didukung oleh Pembangunan Pertanian, infrastruktur dan Energi;

5. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kapasitas Penanganan Perubahan I klim.

Adapun fokus prioritas pembangunan Nasional adalah :

1. Prioritas 1Æ Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat, serta Penataan Kelembagaan dan Pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial, melalui:

Pengurangan Kemiskinan, dengan fokus perluasan akses pelayanan dasar masyarakat

miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS); peningkatan keberdayaan dan kemandirian masyarakat; peningkatan efektivitas pelaksanaan dan koordinasi penanggulangan kemiskinan; penanganan dampak krisis (ekonomi) terhadap kemiskinan.

Sistem Perlindungan Sosial, dengan fokus penataan dan pelaksanaan kelembagaan dalam pelaksanaan jaminan sosial; peningkatan kapasitas usaha skala mikro dan kecil melalui penguatan kelembagaan.

2. Prioritas 2 Æ Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia I ndonesia, melalui:

Pemuda dan Olah Raga, dengan fokus peningkatan peran pemuda dan prestasi olah raga.

3. Prioritas 3 Æ Pemantapan Reformasi Birokrasi dan Hukum, serta Pemantapan Demokrasi dan Keamanan Nasional, melalui:

Reformasi Birokrasi, dengan fokus peningkatan kualitas pelayanan publik; peningkatan kinerja dan kesejahteraan PNS; penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, serta sistem pengawasan dan akuntabilitas; penguatan kapasitas pemerintah daerah.

Pemantapan Hukum: dengan fokus pemantapan harmonisasi peraturan perundang- undangan; pemantapan pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas penanganan perkara korupsi; pemantapan desentralisasi, peningkatan kualitas hubungan pusat daerah, dan antardaerah.

Pemantapan Demokrasi, dengan fokus peningkatan efektivitas pelaksanaan organisasi masyarakat sipil, dan partai politik; pelaksanaan keterbukaan informasi publik.

Keamanan Nasional, dengan fokus penguatan wilayah perbatasan; peningkatan kemampuan pertahanan dan industri strategis pertahanan; peningkatan rasa aman dan ketertiban masyarakat; peningkatan penggalangan keamanan nasional.

4. Prioritas 4 Æ Pemulihan ekonomi yang didukung oleh Pembangunan Pertanian,

I nfrastruktur, dan Energi, melalui: Pertumbuhan Ekonomi, dengan fokus peningkatan daya tarik investasi; penguatan

daya saing ekspor; revitalisasi industri manufaktur; revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan; peningkatan produktivitas dan kompetensi tenaga kerja; peningkatan produktivitas dan akses UKM kepada sumber daya produktif.

Sedangkan Pada Skala Nasional Kebijakan Pembangunan yang bersumber dari APBN, PHLN, dan Kemitraan antara lain diprioritaskan antara lain bagi :

1. Perkuatan sistem distribusi nasional, terutama untuk memperlancar arus barang antar wilayah yang dapat meningkatkan ketersediaan bahan pokok di daerah perdesaan, tertinggal, terpencil, perbatasan, pulau-pulau kecil terluar dan pasca bencana.

2. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar, sarana dan prasarana dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan, kesehatan, kependudukan (Keluarga Berencana), infrastruktur, serta sarana dan prasarana perdesaan.

3. Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mencegah kerusakan lingkungan hidup, dan mengurangi resiko bencana melalui kegiatan khusus di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

4. Mempercepat penyediaan, meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana dasar, serta meningkatkan kualitas pelayanan terutama keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan dalam satu kesatuan sistem yang terpadu, melalui kegiatan khusus di bidang infrastruktur jalan dan perhubungan.

5. Mendukung penyediaan prasarana pemerintahan di daerah pemekaran dan daerah yang terkena dampak pemekaran pemerintahan kabupaten/ kota dan provinsi dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 melalui kegiatan khusus di bidang prasarana pemerintahan.

Kebijakan pembangunan yang bersumber dari kemitraan yang berupa kerjasama pemerintah dan swasta adalah kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur dan/ atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/ atau pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur. Sesuai

Tabel 5.19. Proyeksi Non APBD Provinsi Jaw a Barat Tahun 2010

Proyeksi 2010 ( Rp) Realisasi Non APBD Di Jaw a Barat

Non APBD

Rencana 2009 ( Rp)

23.969.185.868.000 26.366.104.454.800

Sementara itu, perkiraan alokasi anggaran untuk Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Tahun 2010 berdasarkan hasil Musrenbangnas yang telah menyepakati prioritas kegiatan berdasarkan kesesuaian/ relevansi dan keterkaitan antara prioritas nasional dan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Barat ( Common Goals & Non-Common Goals), adalah sebesar Rp. 10,824 Trilyun.

Berdasarkan pada Prioritas Pembangunan Nasional 2010 serta dengan merujuk pada hasil Pembahasan usulan pendanaan pada Musrenbang Nasional 2009, Alokasi anggaran sementara kegiatan dekonsentrasi dan Tugas pembantuan Provinsi Jawa Barat untuk tahun 2010 ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 5.20

Alokasi Anggaran Sementara Kegiatan Dekonsentrasi dan