Pelaksanaan Tindakan

4.1.3.3.2 Hasil Belajar IPA Peserta Didik

Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery, guru mengadakan evaluasi kepada peserta didik dengan memberikan soal tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus II yaitu pertemuan 3. Dilihat dari hasil belajar peserta didik pada Siklus I, hasil belajar IPA siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekap nilai peserta didik pada saat siklus I dan siklus II. Hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik siklus I, dari jumlah peserta didik sebanyak 27 siswa, jumlah peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) ada 12 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 15 siswa. Setelah dilaksanakan siklus II, jumlah peserta didik yang mencapai KKM meningkat menjadi 25 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 2 Setelah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery, guru mengadakan evaluasi kepada peserta didik dengan memberikan soal tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus II yaitu pertemuan 3. Dilihat dari hasil belajar peserta didik pada Siklus I, hasil belajar IPA siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rekap nilai peserta didik pada saat siklus I dan siklus II. Hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik siklus I, dari jumlah peserta didik sebanyak 27 siswa, jumlah peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) ada 12 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 15 siswa. Setelah dilaksanakan siklus II, jumlah peserta didik yang mencapai KKM meningkat menjadi 25 siswa dan yang belum mencapai KKM ada 2

Tabel 4.7 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pesrta Didik Kelas IV SDN 01 Ngombak Siklus II

Persentase Kategori

Keterangan Frekuensi

25 93 Belum tuntas

Nilai Minimal

Nilai Maksimal

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa peserta didik yang tuntas mencapai KKM pada siklus II meningkat dari 12 siswa dengan persentase 44% menjadi 25 siswa dengan persentase 93% sedangkan peserta didik yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 7% dari sebelumnya 15 siswa dengan persentase 56%. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 61,5 menjadi 78,4. Nilai maksimal yang diraih peserta didik adalah 100 dan nilai minimalnya 23. Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat diubah ke dalam grafik lingkaran sebagai berikut:

HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN 01 NGOMBAK SIKLUS II

TIDAK TUNTAS

TUNTAS

Gambar 4.5 Grafik Persentase Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN 01 Ngombak Siklus II

Dengan demikian melalui penerapan model pembelajaran discovery , hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak semester II mengalami peningkatan dibandingkan sebelum diterapkan model pembelajaran discovery. Dari hasil tes evaluasi siklus II, sebanyak 25 peserta didik telah mencapai KKM IPA yaitu 70. Atau sebanyak 93% dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80% peserta didik mencapai KKM. Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus II, indikator keberhasilan telah tercapai sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.

4.1.3.3.3 Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery

a. Siklus II Pertemuan 1

Pada siklus II pertemuan 1, observer melakukan observasi untuk mengukur keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran discovery pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk meningkatkan keberhasilan pada siklus II. Pada siklus II pertemuan 1 akan dijelaskan materi baru yaitu Energi Alternatif. Hasil observasi pada siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1

Skor No.

Kegiatan

Aspek Yang Diamati

 Pembelajaran

A. Pra

1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran.

 B. Awal

2. Memeriksa kesiapan siswa.

3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi.

 4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan

materi pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

 C. Inti

Stimulation

6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan.

7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna

 8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan

menemukan permasalahan.

pada masalah. 9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan

10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah.

11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis.

 13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi.

Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok.

14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen.

 Data

15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis.

 Processing

16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi.

17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru.

 18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

 Verification

19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep.  20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil

 Generalizaation

temuannya.

 D. Akhir

21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan berdasarkan konsep.

22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.

24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa.

25. Melaksanakan tindak lanjut.

26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran.

Jumlah masing-masing skor

24 72

96

Jumlah keseluruhan skor

Rata-rata implementasi

3, 69

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa ada 8 kriteria yang mendapat poin 3 dan 18 kriteria mendapat poin 4. Jumlah keseluruhan poin adalah 96 dan rata-rata implementasi 3,69. Dibandingkan dengan pertemuan 2 pada siklus 1, jumlah kriteria yang mendapat poin 4 mengalami peningkatan dari 11 kriteria menjadi 18 kriteria. Jumlah keseluruhan poin mengalami peningkatan dari 89 menjadi 96. Rata-rata implementasi juga mengalami peningkatan dari 3,42 menjadi 3,69. Berdasarkan kategori tang telah dibuat, jumlah keseluruhan poin 96 termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 2 ini masih ada sedikit catatan dari observer yaitu jangan terlalu banyak ceramah, gunakan waktu seefektif mungkin.

b. Siklus II Pertemuan 2

Pada siklus II pertemuan 2 adalah terakhir kalinya observer melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil dari observasi pada pertemuan 2 dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 2

Skor No.

Kegiatan

Aspek Yang Diamati

 Pembelajaran

A. Pra

1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran.

 B. Awal

2. Memeriksa kesiapan siswa.

3. Melakukan kegiatan apersepsi dan atau motivasi.

 4. Apersepsi dan atau motivasi yang diberikan sesuai dengan

materi pembelajaran. 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

 C. Inti

Stimulation

6. Memulai materi dengan memberikan permasalahan.

7. Membimbing siswa untuk membaca materi guna

menemukan permasalahan. 8. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menghadapkan

pada masalah. 9. Merespon partisipasi aktif siswa dalam mengemukakan

10. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi masalah.

11. Membimbing siswa dalam penyusunan hipotesis.

 13. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari informasi.

Data Collecting 12. Memfasilitasi siswa bekerja dalam kelompok.

14. Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen.

 Data

15. Memfasilitasi siswa untuk membuktikan hipotesis.

 Processing 17. Memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pengetahuan baru.

16. Memfasilitasi siswa untuk mengolah informasi.

 18. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa dan sumber belajar.

 Verification

19. Memfasilitasi siswa untuk menemukan dan menyusun konsep.  20. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil

 Generalizaation

temuannya.

21. Membimbing siswa dalam menyusun kesimpulan

berdasarkan konsep.

D. Akhir 22. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa. 

23. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.

24. Memberikan penguatan yang positif kepada siswa.

25. Melaksanakan tindak lanjut.

26. Melaksanakan evaluasi sesuai tujuan pembelajaran.

Jumlah masing-masing skor

Jumlah keseluruhan skor

Rata-rata implementasi

Berdasarkan data pada Tabel 4.9 terlihat peningkatan dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Pada pertemuan 1, kriteria yang mendapatkan poin 3 ada 8 kriteria menjadi 2 kriteria saja. Ada 18 kriteria yang mendapat poin 4, pada pertemuan 2 menjadi 23 kriteria mendapat poin 4. Jumlah keseluruhan poin dari 96 menjadi 102. Rata-rata implementasi meningkat dari 3,69 menjadi 3,92. Berdasarkan kategori yang telah ditetapkan, jumlah poin 102 termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 2 siklus II sudah tidak ada lagi catatan dari observer.

c. Siklus II Pertemuan 3

Pada siklus II pertemuan 3, observer tidak mengisi lembar observasi. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3 hanya dilaksanakan tes evaluasi siklus II, sehingga guru tidak menerapkan langkah-langkah pembelajaran discovery .

Hasil berbandingan observasi pada siklus I dan siklua II dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Analisis Komparatif Observasi Siklus I dan Siklus II

Siklus/Pertemuan Kategori dari

Baik Ada Siklus I Pertemuan 2

Siklus I Pertemuan 1

Sangat Baik Ada Siklus I Pertemuan 1

Tes Evaluasi Siklus I Siklus II Pertemuan 1

Sangat Baik Ada Siklus II Pertemuan 2

Sangat Baik Tidak ada Siklus II Pertemuan 3

Tes Evaluasi Siklus II

Berdasarkan data pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil observasi oleh observer mengalami peningkatan pada setiap pertemuan masing-masing siklus. Dimulai dari siklus 1 pertemuan

1 dengan jumlah poin 80 dan rata-rata 3,07 dalam kategori Baik, 1 dengan jumlah poin 80 dan rata-rata 3,07 dalam kategori Baik,

96 poin dan rata-rata 3,69 dalam kategori Sangat Baik. Pada siklus

II pertemuan 2 mengalami peningkatan kembali dari 96 poin dan rata-rata 3,69 menjadi 102 poin dan rata-rata 3,92 dalam kategori Sangat Baik. Pada siklus I pertemuan 1 dan 2 masih ada catatan dari observer. Pada siklus II pertemuan 1 juga masih ada catatan dari observer, dan pada siklus II pertemuan 2 sudah tidak ada lagi catatan dari observer.

Hasil perbandingan observasi siklus I dan siklus II dari Tabel

4.10 dapat diubah dalam grafik batang sebagai berikut:

Grafik Batang Perbandingan Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 01 Ngombak

Siklus II Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan 1 2 1 2 Series1

Siklus I

Siklus I

Siklus II

Gambar 4.6 Grafik Komparatif Hasil Observasi Implementasi Model Pembelajaran Discovery Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN 01 Ngombak

Berdasarkan grafik batang pada Gambar 4.6 terlihat hasil observasi mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, kategori implementasi juga sudah termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 3 siklus II juga sudah tidak ada lagi catatan dari observer. Dengan demikian, indikator keberhasilan yang dibuat Berdasarkan grafik batang pada Gambar 4.6 terlihat hasil observasi mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, kategori implementasi juga sudah termasuk dalam kategori Sangat Baik. Pada pertemuan 3 siklus II juga sudah tidak ada lagi catatan dari observer. Dengan demikian, indikator keberhasilan yang dibuat

4.1.3.4 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I, II dan III maka diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas (observer) dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran discovery pada mata pelajaran IPA kelas IV. Dari diskusi ini didapatkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran discovery, kegiatan pembelajaran dirasa lebih menarik dan menyenangkan, peserta didik mampu berlatih untuk bekerjasama dan menumbuhkan keberanian peserta didik untuk tampil di depan kelas ataupun dalam mengemukakan pendapat.

Berdasarkan angket motivasi belajar pada siklus II, didapatkan hasil sebanyak 44% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA tinggi dan 56% peserta didik memiliki motivasi belajar IPA sangat tinggi. Hasil angket motivasi peserta didik pada siklus

II juga mengalami peningkatan dari siklus I. Berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan yaitu 75% dari jumlah peserta didik memiliki motivasi belajar dalam kategori tinggi dan sangat tinggi, berarti pada siklus II indikator keberhasilan motivasi belajar IPA peserta didik kelas IV SDN 01 Ngombak telah tercapai.

Dalam indikator proses, pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model discovery sudah masuk dalam kategori sangat baik. Sudah tidak ada lagi catatan dari observer. Berdasarkan indikator proses yang ditentukan yaitu berada dalam kategori baik Dalam indikator proses, pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model discovery sudah masuk dalam kategori sangat baik. Sudah tidak ada lagi catatan dari observer. Berdasarkan indikator proses yang ditentukan yaitu berada dalam kategori baik

Berdasarkan hasil belajar pada siklus II, sebanyak 93% peserta didik sudah tuntas belajar IPA dengan KKM 70 dan 7% peserta didik masih belum tuntas, dengan rata-rata kelas 78,4. Dilihat dari hasil belajar pada siklus I, siklus II telah mengalami peningkatan. Selain itu, hasil belajar peserta didik pada siklus II juga telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% dari jumlah peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM.

Berdasarkan hasil refleksi, yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: Kelebihan

1) Rancangan kegiatan pembelajaran sudah terprogram

dengan baik.

2) Peserta didik lebih antusias untuk belajar.

3) Guru sudah bisa menguasai kelas.

4) Pemanfaatan alokasi waktu sudah baik.

5) Antara rencana pelaksanaan pembelajaran dengan proses

pembelajaran sudah sesuai.

6) Kegiatan pembelajaran terarah dan lebih menarik, kerjasama antar peserta didik meningkat.

7) Peserta didik lebih berani untuk tampil dan

mengemukakan pendapat.

8) Peserta didik lebih bersemangat untuk belajar karena melakukan percobaan sendiri dan praktikum sendiri untuk menemukan jawaban/membuat sesuatu.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD di Ahmad Yani Gugus Ahmad Yani Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 11

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD di Ahmad Yani Gugus Ahmad Yani Kota Salatiga Semester II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD di Ahmad Yani Gugus Ahmad Yani Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model CTL (Contextual Teaching and Learning) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD di Ahmad Yani Gugus Ahmad Yani Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 50

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Hakim terhadap Penguasaan Tanah Secara Melawan Hukum: Studi terhadap Putusan Mahkamah Agung RI No. 2462 K/PDT/2015 Juncto Putusan Peng

0 0 15

BAB II PENGUASAAN ATAS TANAH, HAK ATAS TANAH DAN PERALIHANNYA MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA A. Penguasaan Atas Tanah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Hakim terhadap Penguasaan Tanah Secara Melawan Hukum: S

2 2 24

BAB III PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM KONSTRUKSI HUKUM DI INDONESIA A. Konsep Dan Definisi Perbuatan Melawan Hukum - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Hakim terhadap Penguasaan Tanah Secara Melawan Hukum: Studi ter

0 0 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pertimbangan Hakim terhadap Penguasaan Tanah Secara Melawan Hukum: Studi terhadap Putusan Mahkamah Agung RI No. 2462 K/PDT/2015 Juncto Putusan Pengadilan

0 0 42

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Numbered Heads Together(NHT) Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas 4 di SD Negeri Dadapayam 02 Kecamatan S

0 0 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery pada Peserta Didik Kelas IV SD

0 0 31