Gangguan, Pemeliharaan, dan Perbaikan Motor Asinkron

C. Gangguan, Pemeliharaan, dan Perbaikan Motor Asinkron

Motor induksi, baik motor induksi 1 phasa maupun 3 phasa banyak digunakan pada sistem pembangkitan tenaga listrik.

Peggunaan motor induksi tersebut diantaranya adalah untuk memompa sirkulasi minyak pendingin, memompa air, mengatur suhu ruangan (untuk blower), sebagai sistem pengaturan, maupun untuk menaikkan dan menurunkan beban mekanis serta keperluan yang lain.

288 Pembangkitan Tenaga Listrik

Batere Kompas

US

SU

Gambar VI.6.

Cara Memeriksa Kutup Motor Sinkron Menggunakan Kompas

Pada bagian ini diuraikan mengenai jenis gangguan, pemeliharaan dan perbaikan pada motor induksi, baik untuk motor induksi 1 phasa maupun

3 phase. Istilah yang lebih populer untuk motor asinkron adalah motor induksi dan

untuk uraian selanjutnya digunakan istilah motor induksi. Secara umum motor induksi terdiri dari dua bagian, yaitu stator dan rotor.

Stator motor induksi berupa belitan yang dihubungkan ke sumber tegangan listrik.

Berdasarkan konstruksi belitan stator, maka motor induksi dibagi dua, yaitu motor induksi 1 phasa dan motor induksi 3 phasa. Gangguan pada motor induksi 3 phasa secara garis besar terdiri dari 4 bagian:

1. Motor induksi 3 phasa tidak dapat distart

Pada motor induksi 3 phasa tidak dapat distart, penyebabnya antara lain adalah:

a. Sekering putus

Gejala yang terjadi jika motor induksi pada bagian sekeringnya putus adalah motor induksi tidak berputar sama sekali (untuk motor induksi 1

Gangguan, Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin-Mesin Listrik

phasa) dan putaran motor indusi 3 phasa tidak normal (jika sekring putus pada salah satu phasanya).

Cara untuk mengatasi adalah dengan melakukan pemeriksaan pada sekering menggunakan Avometer. Jika sekering masih baik, maka jika diukur dengan Avometer dengan posisi selektor pada Ohm, jarumnya akan menunjuk pada posisi nol dan sebaliknya jika sekering putus maka jarumnya menunjuk pada angka tidak terhingga.

Sekering putus harus diganti dengan sekering baru yang memiliki ukuran sesuai dengan kapasitas motor induksi, dalam hal ini besar ukuran sekering adalah 1,5 arus nominal motor induksi.

Apabila sekering yang digunakan adalah Mini Circuit breaker (MCB), maka perlu pemeriksaan sebelum dilakukan penggantian MCB, apakah hanya terjadi trip dan MCB rusak.

Jika MCB hanya trip, maka hanya tinggal menghidupkan kembali (atau menggrerakkan tuas pada MCB) pada posisi ON. Jika MCB sudah terbakar atau aus harus diganti dengan MCB baru.

Agar sekering tidak mudah putus harus dilakukan pemeliharaan dengan cara mengecek kerapatan kontak antara rumah sekring dengan tudung sekring.

Hal yang harus perlu diperhatikan jika motor induksinya adalah motor induksi

3 phasa, maka pemeriksaan sekering harus pada ketiga phasanya karena jika putus satu phasa maka motor listrik berputar tidak normal dan bisa terbakar belitannya.

b. Bantalan aus

Gejala yang muncul adalah putaran motor induksi tidak smooth dan terdengar bunyi yang keras (berisik).

Agar tidak mudah aus, maka pelumasan harus sering dilakukan dengan cara mengganti atau menambah pelumas.

Untuk memperbaiki bantalan yang aus dilakukan dengan cara melepas rotor dari bantalannya. Apabila bantalan terlalu aus, maka harus dilakukan pelapisan tetapi hasilnya kurang baik dan lebih baik dilakukan penggantian.

290 Pembangkitan Tenaga Listrik

c. Beban lebih

Gejalanya antara lain adalah motor induksi tidak mau berputar normal.

Cara mengatasinya adalah dengan mengurangi beban sampai sesuai dengan kemampuan motor listrik atau sesuai daya nominalnya.

Agar motor induksi tidak cepat rusak akibat beban yang berlebihan, maka sebelum pembebanan harus dilakukan perhitungan agar besar beban sesuai yang diijinkan atau sesuai beban nominal motor induksi yang ada pada plat nama motor.

d. Phasa terbuka

Gejalanya, pada saat start motor induksi berputar sebentar dan tidak normal.

Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pemeriksaan pada bagian sambungan belitan phasa dan sambungan antar belitan phasa

pada saat motor listrik dihubungkan bintang atau segitiga. Phasa terbuka juga dapat terjadi pada bagian sambungan di terminal

motor induksi.

e. Kumparan antar belitan dalam phasa terhubung singkat

Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pengukuran menggunakan Avometer atau Megger.

Cara melakukannya sama dengan pada pemeriksaan dan perbaikan Generator Sinkron.

Pencegahan pada kasus ini dapat dilakukan dendab cara melakukan pemeriksaan dan pengujian hubung singkat sebelum motor induksi dioperasikan.

f. Batang rotor terbuka atau lepas

Gejala yang muncul adalah motor induksi suaranya berisik atau bising, bunga api terlihat pada bagian batang rotor dan bagian ujung cincin rotor pada saat motor induksi berputar untuk beberapa lama.

Batang rotor dapat diperiksa menggunakan glower dan bagian yang memiliki getaran yang paling kuat menunjukkan adanya sambungan yang kurang baik atau putusnya rotor.

Gangguan, Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin-Mesin Listrik

Mengatasinya adalah melakukan penyolderan atau pengelasan pada batang rotornya yang terbuka atau lepas.

g. Kesalahan sambungan dalam

Gejala yang muncul adalah motor induksi tidak berputar sama sekali atau berputar tidak normal.

Cara mengatasinya dengan melepas bagian rotor dulu. Pemeriksaan dilakukan dengan cara memasukkan gotri atau pelor kedalam stator motor induksi yang sudah dilepas rotornya.

Jika sudah benar sambungannya, maka pelor akan berputar sempurna. Cara lain juga dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan menggunakan Avometer seperti pada pemeriksaan pada Generator Sinkron.

h. Bantalan pekat atau lengket

Gejalanya antara lain adalah putaran motor induksi sedikit berisik. Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pembersihan pada

bantalan dan memberi pelumas (fet) baru yang spesifikasinya sesuai. Agar tidak mudah terjadi kepekatan atau lengket pada bantalan, maka

pemeliharaan harus dilakukan rutin dengan cara melepas rotor dari bantalan dan mengganti fet secara rutin (3 bulan sekali).

i. Sistem kontrol rusak

Gejala yang muncul adalah motor listrik tidak berputar sama sekali atau motor listrik berputar tidak sesuai dengan kinerja yang diinginkan (sesuai putaran yang tertera pada name plate).

Untuk meyakinkan bahwa bagian sistem kontrolnya rusak, dilakukan pemeriksaan dan atau pengukuran tegangan pada output atau keluaran sistem kontrolnya.

Apabila keluaran tegangan pada sistem kontrol tidak sesuai dengan output (keluaran) yang diinginkan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem kontrolnya yang rusak dan dengan catatan tegangan input pada sistem kontrol normal.

Cara lain, dengan cara melepas motor induksi dari sistem kontrol. Motor induksi selanjutnya diberi tegangan input (masukan) langsung dari luar sesuai tegangan kerja motor induksi. Jika motor induksi bekerja normal dapat dipastikan bagian sistem kontrolnya yang rusak.

292 Pembangkitan Tenaga Listrik

Karena sistem kontrol macamnya banyak, maka dalam memperbaiki sistem kontrol sangat diperlukan keterampilan khusus tentang sistem kontrol.

Jika sistem kontrolnya elektronik, kemungkinan terbesar kerusakan terjadi pada thyristor atau diode power. Jika sistem kontrol

menggunakan rangkaian magnetic contactor atau kontaktor yang dilengkapi timer dan saklar push-button, kerusakan yang sering terjadi adalah pada bagian kontaktor (ausnya kontak-kontak, terbakarnya coil), pada over load sudah jenuh.

Kerusakan ringan yang sering terjadi adalah kerusakan pada saklar push button.

j. Belitan terhubung singkat dengan badan atau bodi motor induksi

Gejala yang muncul adalah adanya sengatan listrik pada bodi motor listrik jika sistem pentanahanya tidak baik atau kurang sempurna.

Cara mengatasinya adalah dengan melakukan pemeriksaan apakah terjadi hubung singkat antara belitan phasa terhadap bodi motor induksi dengan menggunakan alat Avometer atau Megger.

Apabila terjadi hubung singkat, harus segera dilakukan perbaikan dengan cara memberi isolasi pada bagian yang hubung singkat atau dengan memberi lapisan lak.

2. Motor Induksi putarannya tidak normal

Penyebab motor induksi putarannya tidak normal antara lain adalah:

a. Sekering putus,

b. Bantalan aus,

c. Kumparan terhubung singkat

d. Sambungan dalam phasa terbalik,

e. Hubungan paralel terbuka, gejalanya motor induksi mendengung pada saat dijalankan,

f. Hubungan paralel terbuka,

g. Belitan terhubung dengan badan motor induksi, dan

h. Batang rotor terbuka, Cara untuk mengatasi, memelihara dan melakukan perbaikan sama

dengan pada bagian a sampai dengan bagian h bagian 1.

i. Kesalahan tegangan dan frekuensi Jika besar tegangan atau frekuensi kurang dari nominalnya maka motor induksi akan berputar kurang dari putaran nominalnya.

Gangguan, Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin-Mesin Listrik

Cara untuk mengatasi adalah dengan mengatur besar tegangan dan frekuensi pada input motor induksi atau output system kontrolnya sampai sesuai dengan besar frekuensi dan tegangan yang ada pada plat nama motor induksi.

3. Motor induksi berputar pelan

Penyebab motor induksi berputar pelan antara lain adalah:

a. Kumparan atau group terhubung singkat,

b. Kumparan atau group terbalik,

c. Bantalan aus,

d. Beban lebih,

e. Salah sambungan atau hubungan phasa terbalik, dan batang rotor terbuka atau lepas.

4. Motor induksi terlalu panas

Penyebab motor induksi terlalu panas, antara lain adalah:

a. beban lebih.

b. Bantalan aus,

c. Motor induksi hanya berputar dengan tegangan satu atau dua phasa (untuk motor induksi 3 phasa).

d. Kumparan atau group terhubung singkat, dan

e. Batang rotor terbuka.