UNIT Start Up Very Hot Condition

D. UNIT Start Up Very Hot Condition

1. Kondisi awal:

a) Unit dalam keadaan normal operasi

b) Terjadi gangguan jaringan transmisi atau unit pembangkit sehingga unit mengakibatkan Black Out

2. Tindakan pengamanan unit

a) Emergency Diesel Generator Auto Start

b) Boiler Banking

c) Condenser Vacuum Break

d) Stop Auxiliary Steam

e) Unit langsung bisa dioperasikan

3. Persiapan Start Up

a) Power Receiving

Standard Operation Procedure (SOP)

b) Start Circulating Water Pump

c) Start Sea Water Booster Pump

d) Start Bearing Cooling Water Pump

e) Start Instrument Air Compressor

f) Start House Service Air Compressor

g) Furnance Purge

h) Reset Main Light Oil Pump

4. Persiapan Firing Boiler

a) Sebelum 2 Firing Steam Press 70Kg/Cm dan Temperature 400 o Celcius

b) Light off Burner FLO A2-At-A3. Kenaikan temperature rata-rata 90 o Celcius/jam (lihat kurva unit start up very hot condition) dengan

mengatur Drain Valve (V4-12) Main Steam Pie (MSP). Sedangkan untuk mengatur kenaikan tekanan uap agar sebanding dengan kenaikan temperatur dengan mengatur Drain Valwe Secondary Super Heater Outlet.

c) Jalankan Main Fuel Oil Pump (MFO). Buka Aux. Steam ke Deaerator, Heater set MFO dan jalankan Steam Air Heater (Drain to PIT)

d) Aux Oil Pump jalan dan Turning Gear OIL Pump mati

e) Vacuum up pada tekanan uap 70 Kg/Cm 2 dan temperatur 400 o Celcius (lihat kurva unit start up at very hot condition) temperature)

f) Lock vacuum trip device ƒ Operasikan Gland Leakage ƒ Operasikan Gland Steam Regulator (GSR) ƒ Buka Turbine Exhaust Spray Valve ƒ Operasikan Starting Ejector ƒ Tutup Vacuum Breaker Valve ƒ Pada Vacuum di atas 500 mmHg Main Air Ejector (MAE)

dioperasikan dengan Starting Ejector. ƒ Pada Vacuum 680 mmHg Starting Ejector dimatikan

ƒ Periksa sebelum Rooling Eccentricity Turbine di BTB lebih kurang 0,025 mm ƒ Reset Turbine.

5. Rolling Turbine

a) Tekanan uap 75 Kg/Cm2. Temperature 420 o Celcius Vacuum 700 mmHg

b) Posisi Governor Control pada Lower dan Load Limit Valve membuka penuh

c) Buka Main Stop Valve (MSV), sesuaikan dengan putaran Turbine yang dikehendaki, sampai 500 RPM ditahan selama 5 menit

420 Pembangkitan Tenaga Listrik

d) Sebelum menaikkan putaran dari 500 rpm ke 2.000 RPM, periksa Eccentricity dipanel BTB dengan ketentuan nilainya lebih kurang 0,025 mm dan kenaikan putaran rata-rata 250 RPM pada saat putaran 2.000 RPM tahan selama 5 menit

Keterangan: saat putaran 1.000 RPM Turbine Oil Coller di Auto dan Diff Expantion kurang dari 4,5 mm

e) Naikkan putaran 2.000 RPM ke 3.000 RPM dengan kecepatan 250 RPM/menit

f) Pada putaran 2.850 RPM MSV dibuka penuh untuk mencapai putaran 3.000 RPM diatur dengan Governor Control dari Panel ECB

6. Pararel Generator

a) Tekanan uap 80 Kg/Cm2 dan temperature 420 o Celcius Vacuum 700 mmHg.

b) Matikan Auxiliary Oil Pump (AOP) dan juga Make Up Pump

c) Light off MFO Burner B2

d) Generator Excitasi, masukkan breaker 41 E dan atur manual 7-70E dan juga 43-90 R kemudian Auto AVR kemudian Lock 7-70E

e) Parallel Generator, masukkan CS 43-25 untuk Syncrone selanjutnya masukkan Breaker 3 (4) MH dengan beban max. 8 MW ditahan selama 5 menit, setelah generator pararel CS 43-25 dilepas

f) Super Heater Outleat Drain Valve dan Main Steam Pipe Drain Valve ditutup. Turbine Exhaust Spray Valve ditutup dan set pada posisi Auto. Kemudian Heater Spray Water Line dioperasikan

g) Naikkan beban dari 8 MW menjadi 12,5 MW dengan kenaikan (1,5 sampai 2 MW/menit)

h) Tutup Turbine Drain Valve (TV2:4:14) ƒ Buka Katub Steam Air Heater Drain ke LPH I dan jalankan pompanya ƒ Lakukan Transfer Auxiliary Starting Transformer ke Auxiliary Transformer ƒ Set posisi Governor System ke Load Limiter

i) Operasikan LPH I, II. Deaerator dan HPH IV, V. Combustion Control dan Feed Water Control System pada posisi Auto

j) Naikkan beban 12,5 MW sampai maksimum (sesuai permintaan UPB) dengan kecepatan kenaikan (1,5 sampai 2) MW/menit k) Pada beban 15 MW Super Heater Temperature Control pada posisi Auto l) Pada beban di atas 25 MW, Boiller Feet Pump dan Circulating Water Pump jalan masing-masing 2 unit

Standard Operation Procedure (SOP)