Bonus Perusahaan Perkiraan RugiLaba Usaha Analisa Aspek Ekonomi .1 Profit Margin PM

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi, meliputi: - Gaji tetap karyawan - Depresiasi dan amortisasi - Pajak bumi dan bangunan - Bunga pinjaman bank - Biaya perawatan tetap - Biaya tambahan - Biaya administrasi umum - Biaya pemasaran dan distribusi - Biaya asuransi Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap, BT sebesar Rp 125.150.988.654,- 10.2.2 Biaya Variabel BV Variable Cost VC Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi. Biaya variabel meliputi: - Biaya bahan baku proses dan utilitas - Biaya karyawan tidak tetaptenaga kerja borongan - Biaya pemasaran - Biaya laboratorium serta penelitian dan pengembangan litbang - Biaya pemeliharaan - Biaya tambahan Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel, BV sebesar Rp 328.032.846.891.- Maka, biaya produksi total = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 125.150.988.654,- + Rp328.032.846.891,- = Rp 453.183.835.546,- 10.3 Total Penjualan Total Sales Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk poliasam laktat yaitu sebesar Rp. 570.857.873.534,-

10.4 Bonus Perusahaan

Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan Poli Asam Laktat, maka Universitas Sumatera Utara perusahaan memberikan bonus 0,5 dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar Rp. 588.370.190,-

10.5 Perkiraan RugiLaba Usaha

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh: 1. Laba sebelum pajak = Rp 117.085.667.798,- 2. Pajak penghasilan = Rp 35.108.200.339,- 3. Laba setelah pajak = Rp. 81.977.467.459,- 10.6 Analisa Aspek Ekonomi 10.6.1 Profit Margin PM Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan. PM = penjualan total pajak sebelum Laba 100 PM = 100 x - 3.534. 570.857.87 Rp - 7.798. 117.085.66 Rp = 20,51 Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 20,51 maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.

10.6.2 Break Even Point BEP

Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak untung dan tidak rugi. BEP = Variabel Biaya Penjualan Total Tetap Biaya 100 BEP = - 6.891. 328.032.84 534 . 873 . 857 . 570 - 8.654. 125.150.98 BEP = 51,54 Kapasitas produksi pada titik BEP = 51,54 15.000 tontahun = 2.705,8277 tontahun Nilai penjualan pada titik BEP = 51,54 x Rp 570.857.873.534 ,- = Rp 294.217.726.409,- Dari perhitungan diperoleh BEP = 51,54 , maka pra rancangan pabrik ini Universitas Sumatera Utara layak.

10.6.3 Return on Investment ROI

Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih. ROI = investasi modal Total pajak setelah Laba 100 ROI = 7.073 367.792.72 .459 81.977.467 ROI = 22,29 Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah: ROI 15 resiko pengembalian modal rendah 15 ROI 45 resiko pengembalian modal rata-rata ROI 45 resiko pengembalian modal tinggi Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 22,29 , sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.

10.6.4 Pay Out Time POT

Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun. POT = tahun 1 x 0,2229 1 POT = 4,49 tahun Dari harga di atas dapat dilihat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 4,49 tahun operasi.

10.6.5 Return on Network RON

Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal sendiri. RON = sendiri Modal pajak setelah Laba 100 Universitas Sumatera Utara RON = 6.244 220.675.63 .459 81.977.467 x 100 RON = 37,15

10.6.6 Internal Rate of Return IRR

Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan besarnya sama. Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 34,01 , sehingga pabrik akan menguntungkan karena, IRR yang diperoleh lebih besar dari bunga pinjaman bank saat ini, sebesar 15 Bank Mandiri, 2011. Universitas Sumatera Utara

BAB XI KESIMPULAN