PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA STUDI PADA PEDAGANG KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA

(1)

THE EFFECT OF LIFESTYLE AND GROUP REFERENCE TOWARD BUYING DECISION CAR TOYOTA AVANZA

STUDY ON SIDEWALK VENDORS OF MALIOBORO YOGYAKARTA

Oleh SATRIA NELFI

20070410018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

i

KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL TOYOTA AVANZA STUDI PADA PEDAGANG KAKI LIMA

MALIOBORO YOGYAKARTA

THE EFFECT OF LIFESTYLE AND GROUP REFERENCE TOWARD BUYING DECISION CAR TOYOTA AVANZA

STUDY ON SIDEWALK VENDORS OF MALIOBORO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh SATRIA NELFI

20070410018

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

ii

Hai orang-orang beriman, jadikan sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al Baqarah: 153)

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

(Q. S Al Baqarah : 286)

Sesungguhnya setelah ada kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia) maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah), dan

hanya kepadaTuhanmu-lah berharap. (Q.S Al Insyiraah : 6-8)


(4)

iii

PERSEMBAHAN

Ya Rabb……Sang maha pemberi hidup…

Ucapan syukur yang tiada terkira hamba lantunkan atas segala nikmat dan pertolongan-Mu selama ini….Karna tanpa adanya campur tangan-Mu, hamba

pasti tidak akan mampu menapaki jalan hidup yang menjadikan hamba mengerti arti hidup ini. Sesungguhnya engkaulah yang memiliki karunia maha agung,

Anugerah yang tak berakhir dan Engkaulah yang maha pengasih …. Bapak

Petuahmu bak pelita, menuntun ku dijalan-Nya Peluhmu bagai air, menghilangkan haus dahaga

Hingga darah ku tak membeku dan raga ku belum berubah kaku.

Mama

Do’a mu menjadikan ku bersemangat Kasih sayang mu yang membuatku menjadi kuat

Hingga aku selalu bersabar melalui ragam cobaan yang mengejar Kini cita-cita dan harapan telah ku gapai.

Terima kasih untuk seluruh keluarga besarku

yang tak henti-hentinya memberi motivasi dan do’anya untukku, motivasi dan do’a kalian membuatku semakin semangat untuk berjuang.

Ichsan Calon Pendamping Hidupku

Terimakasih atas perhatian, masukan, nasehat dan dukunganmu. Semoga suka dan duka yang telah kita lalui menjadi kebahagian kita berdua di masa depan.

Sahabatku Geng Gemesss

Abang Mamet, Mami, Erma, Titis, Feri, Ririn, Faldo, Fian, Bang ijul, fikha, Dimas, Syilvia, Awan, Noto

Terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, traktiran, hinaan dalam canda dan semangat yang kalian berikan selama ini, aku tak akan melupakan


(5)

iv

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza Studi Pada Pedagang Kaki Lima Malioboro Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Dra. Retno Widowati PA, M.Si Ph.D selaku Kaprodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Ibu Munjiati Munawaroh, S.E.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan pengarahan serta saran-saran demi terselesaikannya skripsi ini. 4. Bapak Mujio selaku Ketua Koperasi Tri Dharma PKL Malioboro yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian dan memberikan pelayanan yang baik selama penelitian berlangsung.

5. Seluruh PKL Malioboro yang telah membantu terlaksananya penelitian dengan baik.


(6)

v

7. Seluruh keluarga yang selalu memberi dorongan semangat dan motivasi. 8. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini mempunyai nilai manfaat khususnya bagi penulis sendiri serta para pembaca pada umumnya.

Wassalamualikum Wr. Wb

Yogyakarta, Januari 2017 Penulis


(7)

vi

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

NOTA DINAS ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI, HIPOTESIS, DAN MODEL PENELITIAN ... 8

A. Kerangka Teori... 8

1. Gaya Hidup ... 8

2. Kelompok Acuan ... 9

3. Keputusan Pembelian ... 15

B. Penelitian Terdahulu ... 17

C. Hipotesis ... 18

D. Model Penelitian ... 20


(8)

vii

A. Objek dan Subjek Penelitian ... 22

B. Jenis Data ... 22

C. Teknik Pengambilan Sampel... 22

D. Metode Pengumpulan Data ... 24

E. Definisi Operasional Variabel ... 25

F. Pengukuran Variabel ... 28

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen-Instrumen Penelitian ... 28

H. Metode Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 36

B. Karakteristik Responden ... 38

C. Uji Kualitas Instrumen ... 42

D. Analisis Data ... 44

E. Pembahasan ... 50

BAB V Simpulan, Saran, dan Keterbatasan ... 55

A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 55

C. Keterbatasan Penelitian ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(9)

viii

Tabel 2.1. Tipe Kelompok Acuan ... 11

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner ... 24

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Selain PKL... 39

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 40

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan... 40

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe Mobil ... 41

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Seri Mobil ... 42

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas ... 43

Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas ... 44

Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Berganda ... 45

Tabel 4.10. Hasil Uji F ... 45

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas ... 46

Tabel 4.12. Hasil Uji Linieritas ... 47

Tabel 4.13. Hasil Uji Multikolinieritas ... 47

Tabel 4.14. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 48


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR


(11)

x

1. Kuesioner Penelitian ... 60

2. Data Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 63

3. Data Penelitian ... 64

4. Data Karakteristik Responden ... 67

5. Hasil Uji Validitas ... 72

6. Hasil Uji Reliabilitas ... 74

7. Hasil Uji Karakteristik Responden ... 75

8. Hasil Uji Normalitas ... 77

9. Hasil Uji Linieritas ... 78

10.Hasil Uji Multikolinieritas ... 79

11.Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 80


(12)

SKRIPfil

PENGAH'H GAYAEII}I]P DAI{ KELOMFOK ACUA}T TERHADAP

KEPT'TUSAN PEMBELIAN }TOBIL TOYOTA AVANZA

SflII}T PAI}A PEDAGANG KAKI LIMA

MALIOBORO YOGYAKARTA

THE, EFFECT OF LITESTYLE AND GROT'P REFSRENCE

TOWARD BI,TING DECISION CAR TOYOTA AVANZA

STUDY ON SIDEWATK VEI\DORS OF MALIOBORO YOGYAKARTA

Telah disetujui

Pembimbing

TanggalloJanuan20lT

$,Xgrt"{1"\r1r'

+


(13)

MALIOBORO YOGYAKARTA

THE EFFECT OF LIFESTYTE AND GROUP REFERANCtr

TOWARD BUYING DECISION CAR TOYOTA AVANZA

STUDY ON SIDEWALK \IENDORS OF MALIOBORO YOGYAI{ARTA

Diajukan oleh

SATRIA NN,LFI

20070410018

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan

Dewan Penguji Program studi Manajemen Fakuitas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah yo gyakarta

Tanggal*efanuari 2017 Yang terdiri dari

Anggota Tirn Penguji Penguji

Mengetahui

s Ekonorni dan Bisnis

madiyah Yogyakarta

A3 Arc


(14)

Dengan rni sara.

Nama

Nomor mahasiswa

Program Studi Fakultas

PER\}ATA{\

: Satria Nelfi :20070410018 :Manajemen

: Ekonorni dan Bisnis

Menyatakan bahwa. dalam skripsi

ini

dengan

judul

"PENGARIIH GAYA

HIDUP

DAN

KELOMPOK

ACUAN

TERIIADAP

KEPUTUSAN{

PEMBELIAN

MOBIL

TOYOTA

AVANZA

STT]DI PADA PEDAGANG

KAKr LrMA

MALroBoRo

YOGYAKARTA'' bahwa skripsi ini merupakan

karya saya sendiri dan belurn pernah diajukan untuk mernproleh gelar kesarjanaan

di

suatu pCIrguruan tinggi, dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian

hari terbukti bahwa pernyaraan

ini

tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman atau sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Yo{V

rrta,/dJanuari 2017


(15)

keputusan pembelian, dan (2) pengaruh antara kelompok acuan terhadap keputusan pembelian. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota pedagang kaki lima di wilayah Malioboro yang merupakan anggota koperasi Tri Dharma dalam kategori dewasa (minimal 17 tahun) yang memiliki atau pernah memiliki mobil Toyota Avanza. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji instrumen dilakukan denganuji validitas dan uji reabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,007<0,05; dan koefisien beta mempunyai nilai positif sebesar 0,316; dan (2) kelompok acuan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien beta mempunyai nilai positif sebesar 0,738.


(16)

This study aimed to analyze: (1) the influence of lifestyle on buying decisions, and (2) the influence of the reference group on buying decisions.

The population in this study are members of sidewalk vendorsin Malioboro area which is a member of the cooperative Tri Dharma in the adult category (minimum 17 years) who have or have had a Toyota Avanza. The sampling method using purposive sampling. The technique of collecting data using questionnaires. Test instrument made by validity and reliability testing. Data analysis technique used is simple regression analysis.

The results showed that: (1) lifestyle positive influence on buying decisions. This is evidenced by the significant value of 0.007<0.05; and beta coefficient has a positive value of 0.316; and (2) the reference group has positive influence on buying decisions. This is evidenced by the significant value 0.000 <0.05; and beta coefficient has a positive value of 0.738.


(17)

1

Perkembangan pesat industri otomotif di Indonesia membuat tingkat persaingannya menjadi ketat, khususnya pada industri mobil. Para produsen mobil terus melakukan inovasi terhadap produknya. Hal ini terlihat dari semakin beranekaragamnya merek dan jenis mobil di Indonesia, sehingga konsumen harus semakin selektif dalam memilih produk yang akan dibeli. Kondisi persaingan yang semakin ketat ini setiap perusahaan seperti perusahaan industri mobil tetap harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang dalam memproduksi dan menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih saat ini, maka perdagangan juga semakin maju. Disisi lain pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, sehingga pasar yang baik bagi pengusaha barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen semakin bertambah, baik dalam jumlah maupun jenisnya, sehingga para pengusaha akan saling berlomba-lomba untuk menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kosumen tersebut. Hal ini akan memberikan kesempatan lebih banyak konsumen untuk menetapkan pilihannya terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Kondisi semacam ini menyebabkan terciptanya persaingan yang semakin ketat diantara para produsen, terutama bagi produsen yang menghasilkan produk yang sejenis dalam usaha merebut dan menguasai


(18)

pasar. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan harus menetapkan kebijaksanaan dalam mencapai sasaran target penjualan yang ditetapkan perusahaan.

Persaingan yang terjadi di antara perusahaan-perusahaan untuk menciptakan produk yang berkualitas yang tentunya sesuai dengan keinginan para konsumen pada saat ini semakin meningkat tidak hanya pada perusahaan-perusahaan besar tetapi juga dihadapi oleh perusahaan-perusahaan-perusahaan-perusahaan menengah dan kecil. Oleh karena itu, setiap perusahaan apabila menginginkan perusahaannya tetap menjadi yang terbaik, seluruh organisasi yang berada disetiap lini perusahaan harus selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumennya serta terus melakukan perbaikan untuk tetap menjaga kualitas produk dan juga kepuasan konsumen, karena salah satu kunci untuk menjaga tetap eksis adalah dengan memperhatikan kualitas. Hal ini dilakukan karena adanya kenyataan bahwa konsumen yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang dikembangkannya akan mencari penyedia barang atau jasa dari perusahaan lain yang mampu menciptakan kebutuhannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian antara lain budaya, sub-budaya, kelas sosial, kebudayaan, kelompok acuan/referensi, keluarga, peran dan status, usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, kepribadian, konsep diri, gaya hidup, dan nilai (Kotler dan Keller, 2008). Gaya hidup (life style) adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain (Sugihartati,


(19)

2010) khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image

di mata orang lain berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sedang trend saat ini, contohnya seperti mobil Toyota Avanza.

Kehidupan masyarakat modern saat ini turut mempengaruhi pola perilaku mayarakat dalam pembelian, kehidupan modern seringkali diidentikkan dengan gaya hidup yang selalu mengikuti trend atau perkembangan jaman. Pada kondisi seperti ini, keputusan memilih merek turut berperan dalam gaya hidup modern, sehingga keinginan untuk membeli produk yang bermerek turut mewarnai pola konsumsi seseorang. Keputusan pembelian dapat dibentuk melalui informasi baik dari pendapat teman atau pengalaman sendiri. Konsumen memiliki persepsi yang baik terhadap produk dan mempengaruhinya terbentuknya pilihan produk yang akan dibeli, selanjutnya akan membentuk sikap positif yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan pembelian.

Selain itu, keputusan pembelian suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh kelompok referensi (kelompok acuan). Menurut Sumarwan (2004), kelompok referensi (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang, dimana saat ini membeli mobil avanza bukan hanya karena keinginan, tetapi juga kebutuhan untuk mempermudah mobilitas. Kelompok acuan akan


(20)

mempengaruhi seseorang dalam memilih produk atau merek, karena komunitas tersebut sangat dipercaya sarannya, karena memiliki pengetahuan yang lebih baik. Dengan demikian komunitas berperan penting dalam keputusan pembelian karena komunitas digunakan oleh konsumen sebagai dasar dalam evaluasi produk.

Penelitian ini mengambil subjek pada pedagang kaki lima di Malioboro. Kawasan Malioboro dihuni oleh berbagai macam pedagang kaki lima, antara lain : pedagang kaki lima yang berjualan dari pagi sampai malam hari yang berjualan bermacam-macam barang dagangan dan menghadap pertokoan, umumnya mereka anggota Koperasi Tri Dharma. Manajemen usaha pedagang kaki lima mencakup asal barang dagangan, penentu harga barang dagangan, kelayakan harga barang dagangan, sikap terhadap pembeli, pengelolaan hasil usaha, waktu berjualan sekarang. Sedangkan pengelolaan modal usaha pedagang kaki lima mencakup sumber modal usaha, asal modal usaha, jumlah modal usaha awal, taksiran nilai barang dagangan dan peralatan, pendapatan bersih rata-rata per bulan, banyaknya kebutuhan dari penggunaan pendapatan bersih rata-rata per bulan, dan hambatan pengelolaan modal usaha. Pekerjaan sebagai pedagang kaki lima merupakan salah satu pekerjaan dengan pendapatan yang besar. Salah satu bukti kesuksesan dengan profesi sebagai PKL ditunjukkan dengan kepemilikan mobil Toyota Avanza.

Toyota Avanza tak terbantahkan lagi adalah raja mobil keluarga di Indonesia. Sejak kemunculan perdananya lebih dari satu dekade silam, produk ini selalu berhasil meraih tingkat penjualan tertinggi dikelasnya. Bahkan


(21)

hingga saat ini, dimana pasar otomotif nasional banyak dijejali model kendaraan terbaru disegment ini seperti Suzuki Ertiga maupun Honda Mobilio. Bukan hanya model barunya saja, brand image kuat membuat popularitas brand ini melekat kuat di hati konsumennya termasuk di Indonesia. Selain itu, kualitas produk yang dikeluarkannya selalu diatas rata rata pesaing lain di kelas yang sama, ditambah ketersediaan layanan penjualan maupun purna jual hingga spareparts terluas dan terlengkap membuat konsumen merasa lebih nyaman dan secure untuk memilih mobil keluaran pabrikan asal Jepang ini. Produsen produk ini juga sangat inovatif yang menciptakan desain yang bagus dan spesifikasi value for money (kualitas sebanding dengan harga).

Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Afandi (2011) tentang “Pengaruh Gaya Hidup, Kelompok Acuan, Produk, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Merek Yamaha Mio di Kabupaten Kudus”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut terletak obyek dan sampel penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah Mobil Avanza sedangkan objek penelitian terdahulu adalah Sepeda Motor Merek Yamaha Mio. Selain itu, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada sampel penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah pedagang kaki lima Malioboro sedangkan sampel pada penelitian terdahulu adalah masyarakat di wilayah Kabupaten Kudus.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul penelitian “Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan terhadap Keputusan Pembelian


(22)

Mobil Toyota Avanza Studi Pada Pedagang Kaki Lima Malioboro Yogyakarta”.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti hanya gaya hidup, kelompok acuan, dan keputusan pembelian. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap pedagang kaki lima di Wilayah Malioboro Yogyakarta yang saat ini memiliki atau pernah memiliki mobil Toyota Avanza di Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian? 2. Apakah kelompok acuan berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian? D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian. 2. Untuk menganalisis pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan

pembelian. E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:


(23)

1. Manfaat Teoritis

Sebagai acuan dan informasi atau referensi di penelitian yang akan datang terkait dengan permasalahan yang sama.

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan serta sumbangan pemikiran dan untuk evaluasi bagi perusahan agar terus memproduksi produk-produk yang berkualitas dalam memenuhi kebutuhan konsumen.


(24)

8

KERANGKA TEORI, HIPOTESIS, DAN MODEL PENELITIAN

A. Kerangka Teori 1. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain (Sugihartati, 2010). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.

Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan serta objek-objek yang mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu. Menurut Sumarwan (2004), gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang. Gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya.

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael gaya hidup adalah “A mode of


(25)

living that is identified by how people spend their time (activities), what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”. Yang secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini).

2. Kelompok Acuan

a. Pengertian Kelompok Acuan

Kelompok adalah merupakan dua atau lebih orang-orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bias merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Kelompok acuan disebut juga kelompok referensi. Menurut Sumarwan (2004), kelompok referensi (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok referensi memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. Dalam perspektif pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) “Kelompok rujukan adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (rujukan) bagi seseorang untuk membentuk nilai-nilai


(26)

dan sikap umum atau khusus atau pedoman khusus bagi perilaku”. Kelompok yang secara langsung mempengaruhi dan memiliki seseorang disebut kelompok keanggotaan (membership group), antara lain:

1) Kelompok primer yang interaksi teratur tetapi tidak formal seperti keluarga, teman-teman, tetangga dan rekan kerja. Keluarga dan anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi perilaku pembelian. Peran dan status seseorang merupakan anggota dari berbagai kelompok keluarga, klub, dan organisasi. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Seseorng seringkali memilih produk yang menunjukkan status mereka dalam masyarakat.

2) Kelompok sekunder yang lebih formal dan memiliki lebih sedikit interaksi teratur. Kelompok sekunder ini mencakup organisasi-organisasi seperti keagamaan, asosiasi profesional, dan serikat buruh.

Kelompok acuan melibatkan satu orang atau lebih yang digunakan sebagai alasan pembandingan atau acuan dalam membentuk respons afektif dan respon kognitif serta melakukan perilaku. Kelompok acuan bisa berukuran berapa saja (dari satu orang sampai ratusan orang) dan dapat diraba (orang sungguhan) atau tidak teraba dan simbolis (eksekutif bisnis yang sukses atau atlet pahlawan). Kelompok acuan (dan orang acuan tunggal) dapat berasal dari orang


(27)

kelas sosial, subkultur bahkan dari kultur yang sama, bisa juga berasal dari kelas sosial, sub kultur dan kultur yang lain. Berikut ini adalah daftar beberapa tipe kelompok acuan dan ciri khas pembeda utamanya (Peter & Olson, 2014: 134).

Tabel 2.1. Tipe Kelompok Acuan

Tipe Kelompok Acuan Perbedaan dan Ciri Khas Utama

Formal/informal Kelompok acuan formal memiliki struktur yang ditentukan dengan jelas; kelompok informal tidak punya.

Primer/Sekunder Kelompok acuan primer melibatkan interaksi langsung tatap muka; kelompok sekunder tidak Keanggotaan Orang menjadi anggota resmi kelompok acuan Aspirasional Orang beraspirasi menjadi anggota atau

menyaingi kelompok acuan

Disasosiatif Orang berusaha menghindari atau menolak kelompok referensi disasosiatif.

Sumber: Peter & Olson (2014)

b. Kelompok Rujukan Berkaitan dengan Konsumen yang Dipilih 1)Kelompok Rujukan Langsung

a) Keluarga

Keluarga menurut Schiffman dan Kanuk (2007) dapat didefinisikan sebagai orang atau lebih yang berkaitan oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang tinggal bersama-sama.

b)Kelompok persahabatan

Kelompok persahabatan secara khas dikelasifikasikan sebagai kelompok informal karena biasanya tidak terstruktur dan kurang mempunyai tingkat kewenangan yang khusus. Dari segi pengaruh relatif, sesudah keluarga, teman-teman yang paling


(28)

mungkin mempengaruhi keputusan pembelian individu. Pendapatan dan pilihan teman-teman merupakan pengaruh yang penting dalam menentukan produk atau merk yang akhirnya dipilih konsumen.

c) Kelompok belanja

Dua orang atau lebih yang berbelanja bersama-sama baik berbelanja makanan, pakaian atau hanya untuk melewati waktu, dapat disebut juga kelompok belanja.

d)Kelompok kerja

Kelompok kerja informal maupun kelompok persahabatan kerja (friendlyship work group) informal dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Kelompok kerja formal, terdiri dari para individu yang bekerja sebagai bagian dari sebuah tim, dengan demikian mempunyai kesempatan yang terus- menerus untuk mempengaruhi setiah sikap dan tindakan yang behubungan dengan konsumsi orang lain sehingga melakukan keputusan dalam pembelian.

2)Kelompok tidak langsung

Selebritis dan tokoh-tokoh penting dapat menjadi pengaruh yang besar sebagian masyarakat sehingga dapat mengkonsumsi suatu produk atau jasa seperti yang telah digunakan oleh selebritis atau tokoh-tokoh penting.


(29)

c. Pengaruh Kelompok Rujukan dan Kesesuaian Konsumen

Berbagai pemasar biasanya tertarik pada kelompok rujukan untuk mengubah sikap dan perilaku konsumen dengan mendorong kesesuain. Untuk mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan:

1) Memberitahu dan mengusahakan orang untuk menyadari akan produk atau jasa dari suatu merek tertentu

2) Memberikan kesempatan kepada individu untuk membendingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok

3) Mempengaruhi individu untuk mengikuti sikap dan perilaku dari norma-norma yang ada di kelompok.

4) Membenarkan untuk menggunakan produk atau jasa yang sama dengan kelompok.

Kelompok rujukan pada umumnya, menyebabkan individu untuk terpengaruh menjadikannya sebagai konsumen, setelah konsumen melakukan pembelian maka memuaskan atau tidaknya produk atau jasa tersebut yang akan menjadi penentu utama terciptanya loyalitas oleh konsumen tersebut. Kelompok acuan dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap konsumen. Banyak kelompok sosial memasukkan makna kultural positif dan diinginkan serta menjadi kelompok acuan asosiatif yang konsumen ingin menyaingi atau diafiliasikan dengannya. Kelompok sosial lain mengejawantahkan makna yang tidak menguntungkan atau


(30)

menjijikkan dan bertindak sebagai acuan negatif yang seorangpun ingin menghindarinya mereka ini menjadi kelompok disasosoatif. Pengaruh kelompok acuan informasional meneruskan informasi bermanfaat kepada konsumen perihal dirinya sendiri, orang lain atau aspek lingkungan fisik seperti produk, jasa dan demonstrasi langsung. Konsumen lebih cenderung dipengaruhi oleh kelompok acuan bila informasi itu dirasa dapat dipercaya dan relevan dengan masalah yang dihadapi dan sumber informasi dirasakan dapat dipercaya. Pengaruh kelompok acuan ekspresif-nilai mempengaruhi konsep diri orang lain sebagai satuan kultural, kelompok acuan mengandung sekaligus membentuk makna cultural (kepercayaan, norma, perilaku, gaya hidup). Namun pengaruh kelompok acuan terhadap pembelian produk dan merek tidak semuanya sama. (Peter & Olson, 2014: 133)

Peter & Olson (2014) menjelaskan bahwa berdasarkan riset, pengaruh kelompok acuan atas keputusan produk dan merek dianggap bervariasi pada sedikitnya dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan sejauh mana produk dan merek merupakan barang kebutuhan ataukah barang mewah. Barang kebutuhan hampir semua orang memilikinya (senter), tetapi hanya konsumen pada kelompok tertentu yang memiliki barang mewah (kapal layar). Dimensi kedua adalah sejauh mana objek yang bersangkutan itu menarik perhatian atau dikenali orang lain.


(31)

3. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Memahami perilaku konsumen tidaklah mudah, karena konsumen memutuskan pembelian produk tertentu yang dapat berbeda setiap hari dan sangat bervariasi dalam usia, pendapatan, tingkat pendidikan dan selera. Oleh karena itu tugas dari pemasar adalah untuk mengetahui beberapa faktor-faktor yang mendasari konsumen dalam memilih satu atau beberapa produk diantara jajaran produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.

Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2007) adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Kotler & Keller (2008), menyatakan bahwa ada beberapa tahapan yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan pembelian, antara lain:

1) Pengenalan kebutuhan

Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan, dimana pembeli akan mengenali adanya masalah dari kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang diinginkan, sehingga mengerti akan produk yang dibutuhkan.

2) Pencarian informasi

Seorang konsumen yang sudah tertarik akan suatu produk mungkin akan mencari informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila


(32)

dorongan konsumen kuat akan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak konsumen dapat menyimpan kebutuhan itu dalam ingatan atau melakukan penarikan informasi yang berhubungan dengan keadaan tersebut.

3) Tahap evaluasi

Setelah mendapatkan informasi dari sumber-sumber tertentu, maka masalah selanjutnya adalah bagaimana konsumen tersebut menggunakan informasi itu untuk tiba pada suatu pilihan merek akhir dan bagaimana konsumen memilih diantara merek-merek alternatif. Bagaimana konsumen melakukan evaluasi produk sangat tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan konsumen menggunakan perhitungan yang cermat, tetapi terkadang konsumen yang sama hanya sedikit mengadakan evaluasi atau tidak sama sekali.

4) Keputusan pembelian

Keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi 2 faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah situasi yang tidak diinginkan. Kedua faktor secara langsung atau tidak akan mempengaruhi atau mengubah niat pembelian.


(33)

5) Tingkah laku pasca pembelian

Tugas perusahaan pada dasarnya tidak hanya berakhir setelah konsumen membeli produk yang dihasilkan. Tetapi yang harus diperhatikan lebih lanjut adalah meneliti dan memonitor apakah konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau tidak setelah menggunakan produk yang dibeli selanjutnya.

B. Penelitian Terdahulu

Kadek Indayani, I Ketut Kirya dan Ni Nyoman Yulianthini (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Mobil”, menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Mobil adalah faktor pribadi yaitu gaya hidup, pekerjaan, sikap, situasi ekonomi pembeli, kebudayaan, kelas sosial, kelompok acuan, keluarga, pengalaman, persepsi, dan umur.

Penelitian Rico Saputra dan Hatane Semuel (2013) yang berjudul “Analisa Pengaruh Motivasi, Persepsi, Sikap Konsumen dalam Pembelian Mobil Daihatsu Xenia di Sidoarjo”, menyatakan bahwa Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Daihatsu Xenia di Sidoarjo. Salah satu sikap konsumen yang mempengaruhi mereka dalam pembelian Mobil Daihatsu Xenia adalah pengaruh dari kelompok acuan yaitu rekomendasi dari keluarga.

Afandi (2011) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Gaya Hidup, Kelompok Acuan, Produk, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian


(34)

Konsumen Sepeda Motor Merek Yamaha Mio di Kabupaten Kudus”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel gaya hidup, kelompok acuan, produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor di Kabupaten Kudus secara parsial. Variabel yang dominan mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha Mio adalah variabel gaya hidup.

C. Hipotesis

1. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian

Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk

image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Gaya hidup berimbas pada perilaku konsumsi, dimana ketika seseorang mengkonsumsi atau membeli sesuatu bukan sekedar karena ingin membeli fungsi inheren dari produk tersebut, tetapi juga berkeinginan untuk membeli fungsi sosialnya.

Selain teori tersebut, hasil penelitian Nita Rahma Fadillah (2011) dan Ayu Larasati & Putu Yudi Setiawan (2012) telah membuktikan bahwa gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dari teori


(35)

dan hasil uji beberapa penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. 2. Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap Keputusan Pembelian

Kelompok referensi memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. Dalam perspektif pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok. yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. Selain itu kelompok rujukan merupakan kelompok atau individu yang memiliki pengaruh secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok rujukan yang terdiri dari satu orang tau lebih ini, yang pada umumnya dijadikan sebagai dasar pertimbangan, kemudian akan membentuk sikap umum atau khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku, termasuk didalamnya pedoman untuk memutuskan pembelian. Kelompok dapat mempegaruhi cara berpikir atau berprilaku seseorang. Kelompok rujukan memiliki berbagai bentuk, tergantung pada tingkat hubungan timbal balik pribadi, struktur, dan tujuan masing-masing individu. Kelompok rujukan dianggap penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dikarenakan dapat menyebabkan konsumen layal akan produk dengan merk yang sama, sehingga mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian.


(36)

Hasil penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Nita Rahma Fadillah (2011) dan Ayu Larasati & Putu Yudi Setiawan (2012) menyatakan bahwa kelompok acuan memiliki pengaruh yang negatif terhadap keputusan pembelian, sedangkan hasil penelitian Agus Budiyanto (2013) tidak ada perbedaan pengaruh yang diberikan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian. Dari teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 : Kelompok acuan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

D. Model Penelitian

Berdasarkan telaah literatur dan pengembangan hipotesa yang telah dibahas sebelumnya, maka menghasilkan model penelitian yang diadopsi dari penelitian Artanti dan Wahyu (2011), adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Model Penelitian

Sesuai dengan model penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian. Gaya hidup merupakan penyesuaian individu untuk membentuk image di mata orang lain yang yang dapat membentuk pola

Gaya Hidup (X1)

Kelompok Acuan (X2)

Keputusan Pembelian


(37)

perilaku tertentu agar dipersepsikan oleh orang lain yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang

Gaya hidup dipengaruhi oleh kelompok acuan atau kelompok referensi seperti keluarga, kelompok persahabatan, kelompok belanja, kelompok kerja, selebritis dan tokoh-tokoh penting. Kelompok tersebut biasanya menjadi kelompok referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi.


(38)

22

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Mobil Toyota Avanza, sedangkan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah pedagang kaki lima di wilayah Malioboro yang menjadi anggota koperasi Tri Dharma di Yogyakarta.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang langsung diperoleh dari konsumen dalam bentuk daftar pertanyaan (kuesioner) kepada responden terkait dengan gaya hidup dan kelompok acuan serta keputusan pembelian.

C. Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2008) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota pedagang kaki lima di wilayah Malioboro. Berdasarkan data dari koperasi Tri Dharma tahun 2015 diketahui bahwa jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini sebanyak 1.238 pedagang.


(39)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota pedagang kaki lima di wilayah Malioboro yang merupakan anggota koperasi Tri Dharma dalam kategori dewasa (minimal 17 tahun) yang memiliki atau pernah memiliki mobil Toyota Avanza.

Penarikan sampel adalah proses memilih jumlah yang cukup dari populasi untuk mempelajari dan memahami karakteristik dari subyek sampel sehingga peneliti dapat menggeneralisasikan karakter dari elemen populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling, dalam hal ini peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2008). Kriteria responden yang diambil adalah sebagai berikut:

a. Usia responden dalam kategori dewasa (minimal berusia 17 tahun).

b. Responden memiliki atau pernah membeli Mobil Toyota Avanza. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin, ditetapkan sampel dalam dalam penelitian ini adalah 93 responden, yang dihitung berdasarkan rumus Slovin seperti perhitungan berikut (Riduwan, 2004: 65):


(40)

n = N 1 + Ne2

= 1.238 / 1 + (1.238 x 0,01) = 1.238/13,38

= 92,53 = 93 responden

Dimana n adalah ukuran sampel, N merupakan ukuran populasi dan e adalah persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, yang ditetapkan sebesar 10%. Berdasarkan rumus perhitungan sampel di atas, jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh 93 orang, selanjutnya jumlah sampel dalam penelitian ini dibulatkan menjadi 100 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner untuk memperoleh data-data primer yang dibutuhkan. Peneliti merancang kuesioner berdasarkan indikator dan mengedarkan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan kepada responden untuk memberikan tanggapannya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Data diperoleh melalui kuesioner yang dijawab responden terhadap pernyataan yang diajukan. Skala pengukuran yang dilakukan adalah skala Likert (diukur dalam 5 point skala) yaitu:

1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju

3 = Netral 4 = Setuju


(41)

E. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel independen (bebas) yaitu gaya hidup dan kelompok acuan, sedangkan variabel dependen (terikat) terdiri dari satu variabel yaitu keputusan pembelian.

Berikut adalah definisi operasional dan indikator-indikator penelitian untuk masing-masing variabel adalah:

1. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

1) Gaya Hidup

Gaya hidup adalah (life style) menurut Kotler & Keller (2008) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup

menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam

berinteraksi dengan lingkungannya.

Kelompok acuan adalah kelompok atau individu yang memiliki pengaruh secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

Schiffman dan Kanuk (2000) dan Sumarwan (2004) dalam Bintang Jalasena Anoraga & Sri Setyo Iriani (2013) menyebutkan bahwa bahwa indikator dari gaya hidup adalah


(42)

aktivitas, ketertarikan dan pendapat.

Pernyataan pada kuesioner untuk variabel gaya hidup terdiri dari tiga indikator memiliki pernyataan secara berurutan yaitu pernyataan 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.

2) Kelompok Acuan

Kelompok acuan atau sering diisebut komunitas atau kelompok rujukan adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (rujukan) bagi seseorang untuk membentuk nilai-nilai dan sikap umum atau khusus atau pedoman khusus bagi perilaku (Schiffman dan Kanuk, 2007).

Indikator komunitas menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dan Sumarwan (2004) dalam Bintang Jalasena Anoraga & Sri Setyo Iriani (2013) meliputi pengetahuan komunitas mengenai produk, kredibilitas dari komunitas, pengalaman dari komunitas dan keaktifan dalam komunitas.

Pernyataan pada kuesioner untuk variabel kelompok acuan terdiri dari empat indikator dan ditampilkan dalam pernyataan yang berurutan, yaitu pernyataan nomor 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 13.

b. Variabel dependen

Variabel dependen adalah sering disebut sebagai terikat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian


(43)

yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih atau diantaranya. Keputusan pembelian hanyalah satu tahap yang berada didalam proses pengambilan keputusan. Schiffman dan Kanuk (2000) dan Sumarwan (2004) dalam Bintang Jalasena Anoraga & Sri Setyo Iriani (2013) menjelaskan indikator keputusan pembelian adalah saat yang tepat melakukan pembelian dan metode pembayaran.

Pernyataan pada kuesioner untuk variabel keputusan pembelian terdiri dari dua indikator dan ditampilkan dalam pernyataan yang berurutan, yaitu pernyataan nomor 14, 15, dan16. Berikut ini adalah kisi-kisi kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner

No. Variabel Indikator Nomor Jumlah

1. Gaya Hidup

Aktivitas 1, 2 2

Ketertarikan 3, 4 2

Pendapat 5, 6 2

2. Kelompok Acuan

Pengetahuan

komunitas mengenai produk

7, 8 2

Kredibilitas dari komunitas

9 1

Pengalaman dari komunitas

10, 11 2

Keaktifan dalam komunitas

12, 13 2

3. Keputusan Pembelian

Saat yang tepat

melakukan pembelian

14 1

Metode pembayaran. 15, 16 2 Jumlah Pernyataan dalam Kuesioner 16 Sumber: Bintang Jalasena Anoraga & Sri Setyo Iriani. (2013).

Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Acuan Terhadap Keputusanpembelian Smartphone Merek Samsung Galaxy. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM) Vol. 1, No. 4.


(44)

F. Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2008), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Menurut Sugiyono (2008), instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen-Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian yang menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya di ukur. Dalam hal ini, peneliti menggunakan Construck Validity, yaitu untuk menguji seberapa baik hasil–hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukur sesuai dengan teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk/variable (Jogiyanto, 2013).

Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment pearson dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir pada


(45)

kuesioner dengan skor totalnya. Suatu item dikatakan valid jika

sig.(2 tailed) < alpha. Jadi, suatu variabel dikatakan valid jika nilai

p-value atau nilai sig. (2 tailed) < 0,05. Rumus korelasi (Sugiyono, 2008) adalah sebagai berikut:

  

 

 

  2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy N : Jumlah Subyek

X : Skor item Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items

∑Y : Jumlah skor total

∑X2 :

Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 :

Jumlah kuadrat skor total 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang akurasi dan ketepatan dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately) dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukur. Suatu pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat di percaya. Supaya dapat dipercaya, maka hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukur terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogiyanto, 2013).

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,


(46)

2002). Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Koefisien

Cronbach Alpha (Cα). Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang baik jika koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60. H. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi variabel penelitian yang menggambarkan jawaban atau penilaian dari responden atas kuesioner yang diberikan.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan angka-angka. Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari varibel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

a. Uji Asumsi Klasik 1) Normalitas

Syarat dalam analisis parametrik yaitu distribusi data harus normal. Pengujian menggunakan Uji One Sample Kolmogrov-Smirnov (analisis explore) untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data


(47)

menyebar jauh dari garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Priyatno, 2009).

2) Uji Linieritas

Uji liniearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau belum (Ghozali, 2011:166). Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikasi kurang dari 0,05.

3) Multikolineritas

Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi.

Untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor

(VIF), di mana menurut Hair et al dalam Priyatno (2009) variabel dikatakan mempunyai masalah multikolinearitas


(48)

apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari 10.

4) Heteroskedasitas

Heteroskedasitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dan residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedasitas. Heteroskedasitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedasitas. (Priyatno, 2009).

b.Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel gaya hidup dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan analisi Regresi Linier Berganda. Model persamaan dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut (Gujarati, 2003):


(49)

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi (intercept)

X1 = Variabel yang mewakili gaya hidup X2 = Variabel yang mewakili kelompok acuan 1) Uji F (F-test)

Uji F adalah uji serempak yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Langkah-langkah:

a) Merumuskan hipotesis :

Ho : b1 = b2 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak).

b)Menentukan kriteria pengujian

Dengan level of significant (α) 5 % dan df

pembilang k-1dan penyebut n- k.

(1) Bila Probabilitas F-statistik < Level of Significant = 0,05, maka Ho di tolak, artinya secara serentak variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(50)

(2) Bila Bila Probabilitas F-statistik > Level of Significant = 0,05, maka Ho diterima, artinya secara serentak variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2) Pengujian Hipotesis dengan Uji t (t-test)

Uji t digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap atau konstan. Adapun langkah-langkah dalam uji t adalah: a) Merumuskan hipotesis

Ho : bi = 0 (Variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen)

Ha : bi ≠ 0 (Variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen)

b) Menentukan kriteria pengujian

Penelitian ini menggunakan uji dua sisi, maka daerah penolakannya berada di sisi kanan kurva yang luasnya α (5%) dan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu: df = n-k, di mana n adalah jumlah sampel dan k adalah konstanta.

(1) Bila Probabilitas t-statistik > Level of Significant = 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh


(51)

secara signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

(2) Bila Probabilitas t-statistik < Level of Significant = 0,05, maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

3) R2 (Koefisien Determinasi)

R2 (Koefisien Determinasi) ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 (Koefisien Determinasi) mempunyai range antara 0-1. Semakin besar R2 mengindikasikan semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel independen (Gujarati, 2003).


(52)

36

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PKL Malioboro

Kawasan Malioboro dengan porosnya jalan Mangkubumi dan Jalan Malioboro, di tetapkan sebagai kota budaya, pariwisata dan perdangan jasa skala sekunder. Malioboro tidak pernah sepi oleh para pengunjung. Apalagi saat hari libur tiba Malioboro semakin ramai dengan orang-orang dari berbagai daerah. Banyak dari mereka yang berbelanja, berburu souvenir maupun kenang-kenangan khas kota gudeg ini. Bahkan ada juga sebagian dari mereka yang hanya sekedar berjalan-jalan menikmati suasana di Malioboro.

Berdasarkan catatan sejarah, Malioboro merupakan jalan yang menghubungkan Monumen Tugu dengan Kerajaan Sultan. Kini Malioboro dikenal dengan bagian kota yang ramai karena kebanyakan kegiatan ekonomi berada di sepanjang jalan ini, termasuk kantor Pemerintahan Provinsi DIY. Jalan Malioboro menjadi penengah antara toko-toko maupun mall-mall yang ada di sebelah kanan maupun kiri jalan utama yang menghubungkan dengan keraton Yogyakarta. Sebelah kanan maupun kiri jalan untuk kendaraan umum juga terdapat jalan lagi yang khusus digunakan untuk andong dan becak. Tempat ini tidak pernah sepi dengan pengunjung bahkan saat hari-hari biasa tempat ini tergolong ramai.


(53)

Apalagi kalau bertepatan dengan hari libur atau liburan, jalan utama pun macet dan Malioboro pun menjadi seperti lautan manusia.

Toko-toko terletak di sebelah kanan dan juga sebelah kiri dari jalan yang khusus digunakan untuk andong dan becak yang ada di sayap kanan dan sayap kiri. Di depan toko terdapat space yang lumayan luas untuk pejalan kaki yang ingin berbelanja ke toko-toko yang berada di sepanjang Jalan Malioboro. Space tersebut kini sudah di penuhi dengan pedagang kaki lima yang ikut meramaikan Malioboro.

Keberadaan pedagang kaki lima di Malioboro sudah mempunyai paguyuban sendiri. Nama dari paguyuban itu salah satunya adalah paguyuban Tri Dharma. Lokasi berjualan para pedagang ini saling berdekatan dan ada juga yang berhadap-hadapan. Bahkan ada juga yang letaknya hampir menyatu dengan pedagang yang lainnya dengan barang dagangan yang sejenis dan hanya dipisahkan dengan barang dagangan saja sebagai pembatas

2. Organisasi Pedagang Kaki Lima Malioboro

Pedagang kaki lima Malioboro sebagian terhimpun dalam organisasi dan paguyuban-paguyuban pedagang kaki lima Malioboro. Organisasi-organisasi tersebut didirikan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan jenis dagangan. Salah satu organisasi dari pedagang kaki lima di Malioboro yaitu Koperasi Tri Dharma yang didirikan tanggal 22 Juni 1981. Koperasi ini merupakan organisasi pedagang kaki lima terlama di kawasan Malioboro yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan


(54)

anggota koperasi. Ketua koperasi Tri Dharma yaitu Bapak Mujio yang berasal dari pedagang kaki lima Malioboro. Koperasi ini diawali dengan terbentuknya pedagang pinggir jalan Yogyakarta (P2JY) pada akhir tahun 1970-an. Pada tahun 1982 paguyuban tersebut menjadi koperasi berbadan hukum. Organisasi ini memiliki berbagai unit usaha. Jumlah anggota koperasi ini sebanyak 1.238 orang (tahun 2015) dan sekarang 850 kapling yang aktif. Para pedagang tersebut berlokasi di arcade sisi barat sepanjang Malioboro-Ahmad Yani yang menghadap toko dan sepanjang sisi timur pada kedua sisi deretan. Sebagian besar pedagang tersebut berjualan pakaian, batik, sepatu, sandal, jam tangan, tas, kaca mata, dan souvenir kerajinan antara jam 09.00 WIB sampai 21.00 WIB.

B. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 responden, maka dapat diidentifikasikan mengenai karakteristik responden sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Pria 61 61,0

2 Wanita 39 39,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa respondendengan jenis kelamin pria sebanyak 61 orang (61,0%) dan responden dengan jenis kelamin wanita


(55)

sebanyak 39 orang (39,0%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas yang menjadi respondenberjenis kelamin pria (61,0%).

2. Pekerjaan Selain PKL

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan selain PKL disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Selain PKL

Pekerjaan Selain PKL Frekuens i

Persentase (%)

Pegawai Negeri 17 17,0

Pegawai Swasta 25 25,0

Wirausaha (selain PKL di Malioboro) 41 41,0

Pelajar/Mahasiswa 9 9,0

Lainnya 8 8,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Responden dalam penelitian ini adalah PKL. Namun mereka sebagian besar responden memiliki pekerjaan lain selain PKL. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa selain menjadi PKL responden yang bekerja sebagai Pegawai Negeri (Guru, Pegawai Pemerintah Daerah, dan Pegawai Pemerintah Kota) sebanyak 17 orang (17%), responden yang bekerja sebagai pegawai swasta (karyawan kantor, karyawan bank, dan karyawan universitas) sebanyak 25 orang (25%), responden yang bekerja sebagai wirausaha (usaha warung makan, usaha laundry, usaha toko kelontong, dan usaha makanan ringan) sebanyak 41 orang (41%), responden yang berstastus sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 9 orang (9%) dan responden dengan pekerjaan lainnya (Ibu rumah tangga, guru honorer, guru privat,


(56)

penjual online) sebanyak 8 orang (8%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dengan pekerjaan sebagai wirausaha (41%).

3. Umur

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan umur disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase (%)

17-20 tahun 8 8,0

21-30 tahun 18 18,0

31-40 tahun 24 24,0

41-50 tahun 32 32,0

>50 tahun 18 18,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang berumur antara 17-20 tahun sebanyak 8 orang (8%), responden yang berumur antara 21-30 tahun sebanyak 18 orang (18%), responden yang berumur antara 31-40 tahun sebanyak 24 orang (24,8%), responden yang berumur antara 41-50 tahun sebanyak 32 orang (32%), dan responden yang berumur lebih dari 50 tahun sebanyak 18 orang (18%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berumur antara 41-50 tahun (32%).

4. Penghasilan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan penghasilan disajikan pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Penghasilan Frekuensi Persentase (%)

<Rp 5.000.000,00 20 20,0

Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 7.499.000,- 24 24,0 Rp. 7.500.000,- s/d Rp. 9.999.000,- 34 34,0


(57)

Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 12.499.000,- 13 13,0

> Rp. 12.500.000,- 9 9,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang berpenghasilan kurang dari Rp 5.000.000,00 sebanyak 20 orang (20%), responden yang berpenghasilan antara Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 7.499.000,- sebanyak 24 orang (24%), responden yang berpenghasilan antara Rp. 7.500.000,- s/d Rp. 9.999.000,- sebanyak 34 orang (34%), responden yang berpenghasilan antara Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 12.499.000,- sebanyak 13 orang (13%), dan responden yang berpenghasilan lebih dari Rp. 12.500.000,- sebanyak 9 orang (9%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpenghasilan antara Rp. 7.500.000,- s/d Rp. 9.999.000,- (34%).

5. Tipe Mobil

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan tipe mobil disajikan pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tipe Mobil Tipe Mobil Frekuensi Persentase (%)

Manual 58 58,0

Matic 42 42,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang memiliki mobil Avanza dengan tipe manual sebanyak 58 orang (58%) dan responden yang memiliki mobil Avanza dengan tipe matic sebanyak 42 orang (42%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki mobil Avanza dengan tipe manual (58%).


(58)

6. Seri Mobil

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan seri mobil disajikan pada Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Seri Mobil

Seri Mobil Frekuensi Persentase (%)

Tipe S/Avanza Veloz 31 31,0

Tipe G 36 36,0

Tipe E 33 33,0

Jumlah 100 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang memiliki mobil Avanza dengan tipe S/Avanza Veloz sebanyak 31 orang (31%), responden yang memiliki mobil Avanza dengan tipe G sebanyak 36 orang (36%), responden yang memiliki mobil Avanza dengan tipe E sebanyak 33 orang (33%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki mobil Avanza dengan tipe G (33%).

C. Uji Kualitas Instrumen

Adapun uji kualitas instrumen yang diperoleh dari lapangan disajikan sebagai berikut.

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kesahihan instrumen penelitian. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dilaksanakan dengan menggunakan rumus Korelasi dari Pearson yang dikenal dengan Korelasi Produk Moment.


(59)

Selanjutnya dikatakan valid apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan gugur atau tidak valid apabila nilai signifikansi diatas 0,05. Butir-butir yang gugur atau tidak valid dihilangkan dan Butir-butir yang valid dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Perhitungan uji validitas menggunakan program komputer SPSS 13.0 dan diperoleh hasil pengujian disajikan pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas

Butir Sig. Keterangan

Gaya1 0,05 0,000 Valid

Gaya2 0,05 0,000 Valid

Gaya3 0,05 0,000 Valid

Gaya4 0,05 0,000 Valid

Gaya5 0,05 0,000 Valid

Gaya6 0,05 0,000 Valid

Kelompok1 0,05 0,000 Valid

Kelompok2 0,05 0,000 Valid

Kelompok3 0,05 0,000 Valid

Kelompok4 0,05 0,000 Valid

Kelompok5 0,05 0,000 Valid

Kelompok6 0,05 0,000 Valid

Kelompok7 0,05 0,000 Valid

Keputusan1 0,05 0,000 Valid

Keputusan2 0,05 0,000 Valid

Keputusan3 0,05 0,000 Valid

Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan dinyatakan valid, karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya dan diandalkan. Suatu instrumen dapat dikatakan tidak baik jika bersifat tendensius, mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Uji Reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan


(60)

SPSS versi 13.0 dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha dari variabel yang diuji. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600 maka jawaban responden dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Cronbach Keterangan

Gaya Hidup 0,777 Reliabel

Kelompok Acuan 0,926 Reliabel

Keputusan Pembelian 0,738 Reliabel Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha dari variabel penelitian lebih besar dari nilai 0,600. Dengan demikian jawaban-jawaban responden dari variabel penelitian tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

D. Analisis Data

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini meliputi: 1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel gaya hidup dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan analisi regresi linier berganda. Hasil analisis regresi berganda yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.00 for Windows disajikan pada Tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Koefisien

Regresi

t-hitung Sig. Kesimpulan

Gaya Hidup 0,316 2,777 0,007 Signifikan


(61)

Konstanta = -0,356 R² = 0,474

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa koefisien regresi gaya hidup (b1) dan kelompok acuan (b2) memiliki koefisien regresi positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya hidup (b1) dan kelompok acuan (b2) memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y).

2. Uji F (secara simultan)

Uji F adalah uji serempak yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara serempak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10. Hasil Uji F

ANOVAb

28,410 2 14,205 43,739 ,000a

31,503 97 ,325

59,914 99

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kelompok_Acuan, Gay a_Hidup a.

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b.

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan hasil pengujian dengan uji F diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka dapat diketahui bahwa gaya hidup dan kelompok acuan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian.


(62)

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi linier berganda. Prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas yang dilakukan menggunakan bantuan komputer program SPSS 13.00 for Windows. Hasil uji asumsi klasik disajikan berikut ini.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Dalam penelitian ini, menggunakan Uji Kolmogrov-smirnov yang disajikan pada Tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas

Variabel Signifikansi Keterangan

Gaya Hidup 0,126 Normal

Kelompok Acuan 0,295 Normal

Keputusan Pembelian 0,107 Normal

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa semua variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada (sig>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Tujuan uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak (Ghozali, 2011:166). Kriteria pengujian linieritas adalah jika nilai signifikasi lebih besar dari


(63)

0,05, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linier. Hasil rangkuman uji linieritas disajikan pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12. Hasil Uji Linieritas

Variabel Signifikansi Keterangan

Gaya Hidup 0,254 Linier

Kelompok Acuan 0,895 Linier

Sumber : Data primer 2016

Hasil uji linieritas pada Tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (sig>0,05), hal ini menunjukkan bahwa semua variabel penelitian adalah linier.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui besarnya interkolerasi antar variabel bebas dalam penelitian ini. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinieritas (Ghozali, 2011: 105). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai toleransi di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas untuk model regresi pada penelitian ini disajikan pada Tabel 4.13 di bawah ini:

Tabel 4.13. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Kesimpulan

Gaya Hidup 0,743 1,345 Non Multikolinieritas Kelompok Acuan 0,743 1,345 Non Multikolinieritas Sumber: Data Primer 2016

Dari Tabel 4.13 terlihat bahwa semua variabel mempunyai nilai toleransi di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, sehingga dapat


(64)

disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas dan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik dan tidak memengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas yang disajikan pada Tabel 4.14 di bawah ini:

Tabel 4.14. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig. Kesimpulan

Gaya Hidup 0,080 Non Heteroskedastisitas Kelompok Acuan 0,189 Non Heteroskedastisitas Sumber: Data Primer 2016

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu variabel bebas yang ada didalam model terhadap variabel terikat. Apabila


(65)

nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji t dapat disajikan pada Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15. Hasil Uji t

Coeffici entsa

-,356 ,411 -,865 ,389

,316 ,114 ,237 2,777 ,007

,738 ,117 ,537 6,292 ,000

(Constant) Gay a_Hidup Kelompok_Acuan Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta Standardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian a.

Sumber: Data Primer 2016

Penjelasan hasil uji t untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini berbunyi “Gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian”. Hasil statistik uji t untuk variabel gaya hidup diperoleh nilai signifikansi 0,007; karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,007<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,316; maka hipotesis pertama yang

menyatakan bahwa “Gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian” terbukti.

b. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua dalam penelitian ini berbunyi “Kelompok acuan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian”. Hasil statistik uji t untuk variabel kelompok acuan diperoleh nilai signifikansi 0,000; karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi


(66)

mempunyai nilai positif sebesar 0,738; maka hipotesis yang menyatakan

bahwa “Kelompok acuan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian” terbukti.

5. R2 (Koefisien Determinasi)

Hasil uji R2 pada penelitian ini diperoleh nilai R2 sebesar 0,474. Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup dan kelompok acuan berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 47,4%, sedangkan sisanya sebesar 52,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap keputusan pembelian. Pembahasan masing-masing variabel dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut.

1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian

Hasil statistik uji t untuk variabel gaya hidup diperoleh nilai signifikansi 0,007; karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,007<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,316; maka penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis pertama yang menyatakan

bahwa “Gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian”. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk


(67)

image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Gaya hidup berimbas pada perilaku konsumsi, dimana ketika seseorang mengkonsumsi atau membeli sesuatu bukan sekedar karena ingin membeli fungsi interen dari produk tersebut, tetapi juga berkeinginan untuk membeli fungsi sosialnya.

Gaya hidup seorang konsumen dalam membeli mobil Avanza juga ditentukan oleh faktor penghasilan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas responden berpenghasilan antara Rp. 7.500.000,- s/d Rp. 9.999.000,- (34%). Rentang penghasilan ini tergolong dalam penghasilan menengah ke atas, sehingga menggambarkan kemampuan para konsumen untuk membeli mobil. Konsumen meyakini bahwa memiliki mobil adalah hal yang sangat penting, karena fungsi utama mobil yang mereka kendarai adalah untuk mengantarkan mereka ke tempat yang dituju.

Keputusan konsumen melakukan pembelian mobil Toyota Avanza didorong karena adanya aktivitas bisnis, aktivitas bersama keluarga, kualitas dari mobil Toyota Avanza amat sangat bagus, dan mobil Toyota Avanza memiliki kapasitas jumlah penumpang yang sesuai dengan kebutuhan keluarga. Selain itu, konsumen membeli mobil Toyota Avanza didasarkan pndapat keluarga dan rekan-rekan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan pembelian. Keluarga dan rekan-rekan banyak memberikan informasi mengenai manfaat dan kualitas mobil Toyota


(1)

Tipe_Mobil

58 58,0 58,0 58,0

42 42,0 42,0 100,0

100 100,0 100,0 Manual

Matic Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e Percent

Seri_Mobil

31 31,0 31,0 31,0

36 36,0 36,0 67,0

33 33,0 33,0 100,0

100 100,0 100,0

Ty pe S/Av anza Veloz Ty pe G

Ty pe E Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e Percent


(2)

HASIL UJI NORMALITAS

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

100 100 100

3,3628 3,6903 3,4302

,58400 ,56647 ,77794

,118 ,098 ,121

,089 ,097 ,116

-,118 -,098 -,121

1,176 ,977 1,211

,126 ,295 ,107

N

Mean

Std. Dev iat ion Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Gay a_Hidup

Kelompok_ Acuan

Keputusan_ Pembelian

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.


(3)

HASIL UJI LINIERITAS

Means

Keputusan_Pembelian * Gaya_Hidup

Keputusan_Pembelian * Kelompok_Acuan

ANOVA Table

23,716 16 1,482 3,399 ,000 15,551 1 15,551 35,660 ,000

8,165 15 ,544 1,248 ,254

36,197 83 ,436

59,914 99 (Combined)

Linearit y

Dev iation f rom Linearity Between

Groups

Within Groups Total Keputusan_Pembelian * Gay a_Hidup

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

29,043 16 1,815 4,881 ,000 25,905 1 25,905 69,651 ,000

3,138 15 ,209 ,562 ,895

30,870 83 ,372

59,914 99 (Combined)

Linearit y

Dev iation f rom Linearity Between

Groups

Within Groups Total Keputusan_Pembelian * Kelompok_Acuan

Sum of


(4)

HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS

Regression

Variables Entered/Removedb

Kelompok_Acuan,

Gay a_Hidupa . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b.

Model Summaryb

,689a ,474 ,463 ,56989

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Est imat e Predictors: (Constant), Kelompok_Acuan, Gay a_Hidup a.

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b.

ANOVAb

28,410 2 14,205 43,739 ,000a

31,503 97 ,325

59,914 99 Regression

Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kelompok_Acuan, Gay a_Hidup a.

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b.

Coeffici entsa

-,356 ,411 -,865 ,389

,316 ,114 ,237 2,777 ,007 ,743 1,345

,738 ,117 ,537 6,292 ,000 ,743 1,345

(Constant) Gay a_Hidup Kelompok_Acuan Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta Standardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian a.


(5)

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Regression

Variabl es Entered/ Removedb

Kelompok_Acuan,

Gay a_Hidupa . Enter Model

1

Variables Ent ered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: abs_res b.

Model Summary

,183a ,034 ,014 ,34462 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Est imat e

Predictors: (Constant), Kelompok_Acuan, Gay a_Hidup a.

ANOVAb

,401 2 ,200 1,687 ,191a

11,520 97 ,119

11,921 99

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kelompok_Acuan, Gay a_Hidup a.

Dependent Variable: abs_res b.

Coeffici entsa

,505 ,249 2,031 ,045

-,122 ,069 -,205 -1,768 ,080 ,094 ,071 ,153 1,324 ,189 (Constant)

Gay a_Hidup Kelompok_Acuan Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta Standardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: abs_res a.


(6)

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Regression

Variabl es Entered/Removedb

Kelompok_Acuan,

Gay a_Hidupa . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b.

Model Summary

,689a ,474 ,463 ,56989 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Est imat e

Predictors: (Constant), Kelompok_Acuan, Gay a_Hidup a.

ANOVAb

28,410 2 14,205 43,739 ,000a

31,503 97 ,325

59,914 99 Regression

Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Kelompok_Acuan, Gay a_Hidup a.

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian b.

Coeffici entsa

-,356 ,411 -,865 ,389

,316 ,114 ,237 2,777 ,007 ,738 ,117 ,537 6,292 ,000 (Constant)

Gay a_Hidup Kelompok_Acuan Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta Standardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: Keputusan_Pembelian a.