4.3.3 Materi Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Pengetahuan responden tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi, yakni Perubahan Fisik Pada Remaja Tanda-tanda Seks Primer dan Tanda-tanda Seks
Sekunder, Perilaku Seksual Pranikah, Pendewasaan Usia Perkawinan, Penyakit Menular Sekual, dan Peyalahgunaan NAPZA.
Tabel 4.19 Pengetahuan tentang Tanda-tanda Seks Primer
Pengetahuan tentang Tanda-tanda Seks Primer F
Sangat mengetahui Mengetahui
Kurang mengetahui Tidak mengetahui
25 50
10
3 28,4
56,8 11,4
3,4 Total
88 100
Sumber: P.13FC 017 Tabel di atas menunjukan bahwa dari 88 responden, 25 28,4 respnden
manyatakan sangat mengetahui tanda-tanda seks primer, 50 56,8 responden menyatakan mengetahui tanda-tanda seks primer, 10 11,4 responden menyatakan
kurang mengetahui tanda-tanda seks primer, dan 3 3,4 responden menyatakan tidak mengetahui tanda-tanda seks primer.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan mayoritas responden mengetahui tanda-tanda seks primer.Namun ada beberapa responden yang kurang
mengetahui, bahkan tidak mengetahui apa itu tanda-tanda seks primer. Menurut hasil dari kuesioner, responden yang kurang mengetahui dan yang tidak mengetahui ini
mayoritas duduk di kelas sepuluh, yakni berusia 16 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Pengetahuan Tanda –tanda Seks Sekunder
Pengetahuan tentang Tanda-tanda Seks Sekunder F
Sangat mengetahui Mengetahui
Kurang mengetahui Tidak mengetahui
25 51
11
1 28,4
58,0 12,5
1,1 Total
88 100
Sumber: P.14FC 018 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 25 28,4 responden
menyatakan sangat mengetahui tanda-tanda seks sekunder, 51 58,0 responden menyataan mengetahui tanda-tanda seks sekunder, 11 12,5 responden
menyatakan kurang mengetahui tanda-tanda seks sekunder, dan 1 1,1 responden menyatakan tidak mengetahui tanda-tanda seks sekunder.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mengetahui tanda-tanda seks sekunder.Hal ini dapat dilihat dari rata-
rata jawaban yang disebutkan oleh responden di dalam kuesioner, yakni payudara membesar dan pinggang melebar pada remaja perempuan, tumbuh jakun pada
remaja laki-laki, serta tumbuhnya bulu-bulu halus di bagian tubuh tertentu.
Tabel 4.21 Sebab dan Akibat Perilaku Seksual Pranikah
Sebab dan Akibat Perilaku Seksual Pranikah F
Sangat mengetahui Mengetahui
Kurang mengetahui Tidak mengetahui
15 43
22
8 17,0
48,9 25,0
9,1
Total 88
100
Sumber: P.15FC 019
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 15 17,0 reponden sangat mengetahui sebab dan akibat dari perilaku seksual pranikah, 43 48,9 reponden
mengetahui sebab dan akibat dari perlikau seksual pranikah, 22 25,0 responden kurang mengetahui sebab dan akibat dari perilaku seksual pranikah, dan 8 9,1
responden tidak mengetahui sebab dan akibat dari perilaku seksual pranikah. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
mengetahui sebab dan akibat dari perilaku seksual pranikah. Hampir seluruh responden memberikan jawaban yang sama untuk akibat perilaku seksual pranikah,
yakni hamil di luar pernikahan. Sedangkan untuk sebab perilaku seksual pranikah responden memberikan jawaban yang cukup beragam, yakni dikarenakan pergaulan
yang bebas, dan kurangnya pengawasan orang tua.
Tabel 4.22 Pendewasaan Usia Perkawinan
Pengetahuan
Tentang Usia Minimal Perkawinan
F
Sangat mengetahui Mengetahui
Kurang mengetahui Tidak mengetahui
8 49
25 6
9.1 55,7
28,4 6,8
Total 88
100
Sumber: P.16FC 020 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 8 9,1 responden
menyatakan sangat mengetahui usia minimal perkawinan, 49 55,7 responden menyatakan mengetahui usia minimal perkawinan, 25 28,4 responden
menyatakan kurang mengetahui usia minimal perkawinan, dan 6 6,8 tidak mengetahui usia minimal perkawinan.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mengetahui usia minimal perkawinan. Hal ini semakin diperjelas dengan alasan yang
diberikan responden di dalam kuesioner, yakni usia dibawah 20 tahun sangat tidak dianjurkan bagi wanita melakukan perkawinan dikarenakan belum matangnya alat
Universitas Sumatera Utara
reproduksi, sedangkan bagi pria tidak dianjurkan dibawah 25 tahun dikarenakan belum siapnya keadaan ekonomi maupun mental.
Tabel 4.23 Usia Terbaik Wanita Melahirkan Adalah 20-35 Tahun
Usia Terbaik Wanita Melahirkan Adalah 20-35 Tahun F
Sangat setuju Setuju
Kurang setuju Tidak setuju
20 65
2 1
22,7 73,9
2,3 1,1
Total 88
100
Sumber: P.17FC 021 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 20 22,7 responden
menyatakan sangat setuju usia terbaik bagi wanita untuk melahirkan adalah 20-35 tahun, 65 73,9 responden menyatakan setuju usia terbaik bagi wanita untuk
melahirkan adalah 20-35 tahun, 2 2,3 responden menyatakan kurang setuju usia terbaik bagi wanita untuk melahirkan adalah 20-35 tahun, dn 1 1,1 responden
menyatakan tidak setuju usia terbaik bagi wanita untuk melahirkan adalah 20-35 tahun.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju usia terbaik bagi wanita untuk melahirkan adalah 20-35 tahun. Menurut hasil
dari kuesioner, hampir seluruh responden memahami tentang batasan usia melahirkan bagi wanita. Hal ini diperjelas melalui alasan yag diberikan yakni, menurut responden
usia dibawah 20 tidak baik dikarenakan belum matangnya fisik, biologis, sosial maupun ekonomi. Sedangkan diatas usia 35 tahun, tidak dianjurkan karena pada usia
tersebut akan menimbulkan resiko yang berbahaya baik bagi ibu maupun anak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.24 Jumlah Anak 2 Orang
Jumlah Anak 2 Orang F
Sangat setuju Setuju
Kurang setuju Tidak setuju
27 52
8 1
30,7 59,1
9,1 1,1
Total 88
100
Sumber: P.18FC 022 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 27 30,7 responden
menyatakan sangat setuju jumlah anak terbaik dalam satu rumah tangga adalah 2 orang, 52 59,1 responden menyatakan setuju jumlah anak terbaik dalam satu
rumah tangga adalah 2 orang, 8 9,1 responden menyatakan kurang setuju jumlah anak terbaik dalam satu rumah tangga adalah 2 orang, dan 1 1,1 responden
menyatakan tidak setuju jumlah anak terbaik dalam satu rumah tangga adalah 2 orang.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden setuju jumlah anak terbaik dalam satu rumah tangga adalah 2 orang.Adapun alasan
yang diberikan oleh responden di dalam kuesioner ialah guna mendukung program pemerintah yakni keluarga berencana, dan untuk menekan jumlah pertumbuhan
penduduk.
Tabel 4.25 Jarak Kelahiran 2-4 Tahun
Jarak Kelahiran 2-4 Tahun F
Sangat setuju Setuju
Kurang setuju Tidak setuju
22 56
9 1
25,0 63,6
10,2
1,1
Total 88
100
Sumber: P.19FC 023
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 22 25,0 responden meyatakan sangat setuju jarak kelahiran yang baik antara satu anak dengan anak
yang lain adalah 2-4 tahun, 56 63,6 responden menyatakan setuju jarak kelahiran yang baik antara satu anak dengan anak yang lain adalah 2-4 tahun, 9 10,2
responden menyatakan kurang setuju jarak kelahiran yang baik antara satu anak dengan anak yang lain adalah 2-4 tahun, dan 1 1,1 responden menyatakan tidak
setuju jarak kelahiran yang baik satu anak dengan anak yang lain adalah 2-4 tahun. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
setuju jarak kelahiran yang baik antara satu anak dengan anak yang lain adalah 2-4 tahun. Adapaun alasan yang diberikan responden di dalam kuesioner, yakni agar baik
bagi pereknomian keluarga, maupun bagi kesehatan alat reproduksi wanita. Sementara itu beberapa responden yang kurang setuju atau bahkan tidak setuju
memberikan alasan yakni, jarak keahiran antara satu anak dengan anak lain ialah lebih dari 4 tahun. Alasan yang diberikan yani agar perekonomian keluarga dapat
stabil.Namun ada juga responden yang menyatakan bahwa 2 – 4 tahun merupakan jarak yang terlalu lama.
Tabel 4.26 Pengetahuan Tentang Penyakit Menular Seksual
Pengetahuan Tentang Penyakit Menular Seksual F
Sangat mengetahui Mengetahui
Kurang mengetahui Tidak mengetahui
23 53
6 6
26,1 60,2
6,8 68
Total 88
100
Sumber: P.20FC 024 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 23 26,1 responden
menyatakan sangat mengetahui tentang penyakit menular seksual, 53 60,2 responden menyatakan mengetahui tetang penyakit menular seksual, 6 6,8
Universitas Sumatera Utara
responden menyatakan kurang mengetahui tentang penyakit menular seksul, dan 6,8 responden menyatakan tidak mengetahui tentang penyakit menular seksual.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulakan bahwa mayoritas responden mengetahui tentang penyakit menular seksual.Adapaun jawaban yang kebanyakan
responden sebutkan di dalam kuesioner yakni, HIVAIDS, sifilis, herpes, raja singa. Menurut hasil dari kuesioner, responden yang menyatakan kurang mengetahui
bahkan tidak mengetahui rata-rata duduk di kelas X, yakni berusia 16 tahun.
Tabel 4.27 Pengetahuan Tentang Penyalahgunaan NAPZA
Pengetahuan
Tentang Penyalahgunaan NAPZA
F
Sangat mengetahui Mengetahui
Kurang mengetahui Tidak mengetahui
14 36
17 21
15,9 40,9
19,3 23,9
Total 88
100
Sumber: P.21FC 025 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 14 15,9 responden
menyatakan sangat mengetahui dampak negatif dari penyalahgunaan NAPZA, 36 40,9 responden menyatakan mengetahui dampak negatif dari penyalahgunaan
NAPZA, 17 19,3 responden menyatakan kurang mengetahui dapak negatif dari penyalahgunaan NPZA, dan 21 23,9 responden menyatakan tidak mengetahui
dampak negatif dari penyalahgunaan NAPZA. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
mengetahui dampak negatif dari NAPZA.Namun menurut hasil dari kueisoner, masih banyak responden yang kurang mengetahui bahkan tidak mengetahui dampak negatif
penyalahunaan NAPZA serta kaitannya dengan kesehatan reproduksi.Responden hanya sekedar mengetahui dampak negatif dari penyalahgunaan NAPZA.
4.5 Pembahasan