4.3.2 Komunikasi Interpersonal Orang tua Dan Anak Tentang Kesehatan Reproduksi
Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung. Komunikasi interpersonal dikatakan berjalan dengan baik apabila adanya keterbukaan sikap transparan dan saling
percaya, empati mendengarkan, memahami, menempatkan diri pada situasi orang lain, sikap mendukung memotivasi dan mengurangi sikap defensif, sikap positif berfikir
positif, tidak menaruh curiga dan member pujian, dan kesetaraan kesamaan posisi dan tidak memaksakan kehendak.
Di dalam penelitian ini yang menjadi komunikator maupun komunikan ialah anak dan orang tua, yang mana artinya anak dan orang tua saling melakukan komunikasi.
Penelitian ini membahas bagaimana anak berkomunikasi dengan orang tua tentang kesehatan reproduksi, yakni apakah anak transaparan dengan orang tua, anak percaya
dengan orang tua, anak mendengarkan orang tua, anak memahami setiap informasi yang disampaikan orang tua, anak diefensif dengan orang tua dan anak berfikir positif kepada
orang tua. Penelitian ini juga membahas tentang bagaimana orang tua menurut anak di dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, yakni apakah orang tua mencoba
merasakan apa yang dirasakan anak, orang tua memotivasi ke arah yang lebih baik, orang tua tidak menaruh curiga kepada anak, orang tua member pujian kepada anak, orang tua
berbincang pada tingkatan yang sama, dan orang tua tidak memkasakan kehendak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Anak Transparan Dengan Orang tua
Anak Transparan Dengan Orang tua F
Sangat Transparan Transparan
Kurang transparan Tidak transparan
22 45
12
9 25,0
51,1 13,6
10,2
Total 88
100
Sumber:P.01FC 005 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 22 25,0 responden
menyatakan sangat transparan dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reprodusi, 45 51,1 responden menyatakan transparan dengan orang tua
dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 12 13,6 responden menyatakan kurang transparan dengn orang tua dalam berkomunikasi tentang
kesehatan reproduksi, dan 9 10,2 responden menyatakan tidak transparan dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden transparan dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi. Hal
ini dijelaskan dengan alasan yang diberikan responden, yakni responden percaya terhadap orang tua dan menyadari bahwa dengan bersikap transparan, mereka dapat
mengerti apa yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Namun menurut hasil dari kueisoner, tidak sedikit responden yang menjawab kurang tranparan bahkan tidak
transparan dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.Adapun alasan yang diberikan responden yakni masih adanya perasaan
malu, segan, tabu, serta merasa belum waktunya untuk membicarakan kesehatan reproduksi dengan orang tua.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Anak Percaya Dengan Orang tua
Sikap Percaya Dengan Orang tua F
Sangat Percaya Percaya
Kurang percaya Tidak percaya
38 43
5 3
43,2 48,9
5,7 2,3
Total 88
100
Sumber: P.02FC 006 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 38 4,2 responden
menyatakan sangat percaya dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 43 48,9 responden menyatakan percaya dengan oran tua dalam
berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 5 5,7 responden menyatakan kurang percaya dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 3
2,3 responden menyatakan tidak percaya dengan orang tua dalam berkomunikasi tetang kesehatan reproduksi.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden percaya bahkan sangat percaya dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang
kesehatan reproduksi. Hal ini diperjelas dengan alasan yang diberikan responden yakni orang tua telah mengetahui dan mengalami terlebih dahulu hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi, dan beberapa responden berpendapat bahwa tidak ada orang tua yang mau memberikan informasi yang salah atau tidak benar
kepada anaknya.Itulah yang menjadi alasan mengapa anak percaya kepada orang tua.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Anak Mendengarkan Orang tua
Anak Mendengarkan Orang tua F
Sangat Mendengarkan Mendengarkan
Kurang mendengarkan Tidak mendengarkan
43 40
4 1
48,9 45,5
4,5 1,1
Total 88
100
Sumber: P.03FC 007 Tabel di atas menunjukan bahwa dari 88 responden, 48,9 responden
menyatakan sangat mendengarkan orang tua daam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 40 45,5 responden menyatakan mendengarkan orang tua dalam
berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 4 4,5 responden menyatakan kurang mendengarkan orang tua dalam berkomuikasi tentang kesehatan reproduksi, dan 1
1,1 responden menyatakan tidak mendengarkan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mendengarkan bahkan sangat mendengarkan orang tua dalam berkomunikasi tentang
kesehatan reproduksi. Walaupun informasi tentang materi kesehatan reproduksi dapat mereka terima melalui pendidikan di sekolah, dan media massa, namun keberadaan
keluarga khususnya orang tua masih sangat dibutuhkan. Hal ini diperjelas dengan alasan yang diberikan, yakni responden menyadari dan merasa sangat penting untuk
mendengarkan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, karna itu demi kebaikan masa depan responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Anak Memahami Orang tua
Anak Memahami Orang tua F
Sangat Memahami Memahami
Kurang memahami Tidak memahami
23 53
11
1 26,1
60,2 12,5
1,1
Total 88
100
Sumber: P.04FC 008 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 23 26,1 responden
menyatakan sangat memahami informasi yang disampaikan orang tua tentang kesehatan reproduksi, 53 60,2 responden menyatakan memahami informasi yang
disampaikan orang tua tentang kesehatan reproduksi, 11 12,5 responden menyataan kurang memahami informasi yang disampaikan orang tua tentang
kesehatan reproduksi, dan 1 1,1 responden menyatakan tidak memahami informasi yang disampaikan orang tua tentang kesehatan reproduksi.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memahami bahkan sangat memahami informasi yang disampaikan orang tua dalam
berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.Adapun yang menjadi alasan mengapa responden kurang memahami bahkan tidak memahami informasi yang disampaikan
orang tua tentang kesehatan reproduksi, yakni pemakaian bahasa yang digunakan orang tua sulit untuk dipahami remaja.Orang tua cenderung menggunakan bahasa
yang jarang atau mungkin belum pernah didengar oleh responden. Penyampaian dengan cara yang kaku juga memuat responden sulit untuk memahami infomrasi yang
disampaikan. Hal ini disebabkan masih adaya rasa sungkan atau enggan yang dimiliki oleh orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.Selain itu orang
tua cenderung menutupi atau menyampaikan informasi dengan tidak sepenuhnya, disebebkan orang tua merasa belum waktunya anak untuk mendengarkan informasi
yang berkiatan dengan kesehatan reproduksi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Anak Defensif Dengan Orang tua
Anak Defensif Dengan Orang tua F
Tidak defensif Kurang defensif
Defensif Sangat defensif
42 33
12
1 47,7
37,5 13,6
1,1
Total 88
100
Sumber: P.05FC 009 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 42 47,7 responden
menyatakan tidak defensif dengan orang tua dalam berkomunikai tentang kesehatan reproduksi, 33 37,5 responden menyatakan kurang defensif dengan orang tua
dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 12 13,6 responden menyatakan defensif dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan
reproduksi, dan 1 1,1 responden menyatakan sangat defensif dengan orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.
Sika defensif merupakan sikap yang tidak dapat menerima, tidak jujur, cenderung melindungi diri dari ancaman yang akan ditanggapi dalam situasi komunikasi.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tidak defensif dengan orang tua dalam berkomunikai tentang kesehatan
reproduksi.Hal ini diperjelas dengan alasan yang diberikan beberapa responden yakni responden merasa komunikasi dengan orangtua sangat penting bagi dirinya sendiri,
karna itu defensif tidak dianjurkan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Anak Berfikir Positif Kepada Orang tua
Anak Berfikir Positif Kepada Orang tua F
Sangat berfikir positif Berifkir positif
Kurang berfiir positif Tidak berfikir positif
45 42
1 51,1
47,7 1,1
Total 88
100
Sumber: P.06FC 010 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 45 51,1 responden
menyatakan sangat berfikir positif kepada orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 42 47,7 responden enyatakan berfikir positif kepda orang
tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 11,1 menyatakan responden kurang berfikir positif kepada orang tua dalam berkomunikasi tentang
kesehatan reproduksi, dan 0 responden tidak berfikir positif kepada orang tua dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.
Berdasarkan tabel keterangan tersebut, dapat disimpukan bahwa mayoritas reponden berfikir positif bahkan sangat berfikir positif kepada orang tua dalam
berkomunikasi dengan tentang kesehatan reproduksi.Hal ini dapat dilihat melalui alasan yang diberikan oleh hampir seluruh responden, yakni responden percaya pada
orang tua dan menerima setiap informasi yang disampaikan secara positif.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Menurut Anak, Orang tua Mencoba Merasakan Apa Yang Dirasakannya
Menurut Anak, Orang tua Mencoba Merasakan Apa Yang Dirasakannya
F
Sangat mencoba Mencoba
Kurang mencoba Tidak mencoba
23 47
14
4 26,1
53,4 15,9
4,5 Sumber: P.07FC 011
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 23 26,1 responden menyatakan bahwa orang tua sangat mencoba merasakan apa yang dirasakannya, 47
53,4 responden menyatakan bahwa orang tua mencoba merasakan apa yang dirasakannya, 14 15,9 responden menyatakan bahwa orang tua kurang mencoba
merasakan apa yang dirasakannya, dan 4 4,5 responden menyatakan bahwa orang tua tidak mencoba merasakan apa yang dirasakannya.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa orang tua mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh anak di
dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi. Ini merupakan hasil yang baik, karena dengan begini orang tua dapat memahami terlebih dahulu apa yang sedang
menjadi permasalahan anak yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Dan anak dapat lei leluasa dan nyaman di dalam berkomunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Menurut Anak, Orang tua Memotivasi Ke Arah Yang Lebih Baik
Orang tua Memotivasi Ke Arah Yang Lebih Baik F
Sangat memotivasi Memotivasi
Kurang memotivasi Tidak memotivasi
57 25
4 2
64,8 28,4
4,5 2,3
Total 88
100
Sumber: P.08FC 012 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 57 64,8 responden
beranggapan bahwa orang tua memotivasi ke arah yang lebih baik dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 25 28,4 responden beranggapan
orang tua memotivasi ke arah yang kebih baik dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 4 4,5 responden beranggapan orang tua kurang memotivasi
ke arah yang lebih baik dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, dan 2 2,3 responden beranggapan orang tua tidak memotivasi ke arah yang lebih baik
dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas respoden
berangapan orangtua memotivasi bahkan sangat memotivasi anak ke arah yang lebih baik dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.Hal ini diperjelas dengan
alasan yang diberikan responden, yakni tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi tidak baik.Karena itu sikap memotivasi ke arah yang lebih baik
sangat diperlukan dalam berkomunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Menurut Anak, Orang tua Tidak Menaruh Curiga Kepadanya
Orang tua Tidak Menaruh Curiga Kepada Anak F
Tidak menaruh curiga Kurang menaruh curiga
Menaruh curiga Sangat menaruh curiga
58 16
12
2 65,9
18,2 13,6
2,3
Total 88
100
Sumber: P.09FC 013 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 58 65,9 responden
menyatakan orang tua tidak menaruh curiga kepadanya dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 16 18,2 responden menyatakan orang tua kurang menaruh
curiga kepadanya dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 12 13,6 repsonden menyatakan orang tua menaruh curiga kepadanya dalam berkomunikasi
tentang kesehtan reproduksi, dn 2 2,3 responden menyatakan orang tua sangat menaruh curiga kepdanya dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan orang tua tidak menaruh curiga kepada mereka dalam berkomunikasi
tentang kesehatan reproduksi.Namun tidak sedikit juga responden yang menyatakan bahwa orang tua menaruh curiga kepadanya dalam berkomunikasi tentang kesehatan
reproduksi.Hal ini dapat dilihat melalui alasan yang diberikan beberapa responden, yakni ketika responden bertanya atau membahas hal yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi, orang tua cenderung menaruh curiga.Orang tua beranggapan bahwa dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, berarti
anak telah melakukan kesalahan yang berkaitan dengan hal tersebut.Inilah yang sering menjadi penghambat dalam berkomunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 Menurut Anak, Orang tua Memberi Pujian Kepadanya
Orang tua Memberi Pujian Kepada Anak F
Sangat memberi pujian Memberi pujian
Kurang memberi pujian Tidak memberi pujian
17 43
19
9 19,3
48,9 21,6
10,2
Total 88
100
Sumber: P.10FC 014 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 17 19,3 responden
menyatakan orang tua sangat memberi pujian kepadanya dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 43 48,9 responden menyatakan orang tua memberi
pujian kepada anak dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 19 21,6 responden menyatakan orang tua kurang memberi pujian kepadanya dalam
berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, dan 9 10,2 responden menyatakan orang tua tidak memberi pujian kepadanya dalam berkomunikasi tentang kesehatan
reproduksi. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
menyatakan bahwa orang tua mereka memberikan pujian dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.Namun tidak sedikit juga responen yang menyatakan
bahwa orang tua kurang atau bahkan tidak memberikan pujian kepada mereka.Hal ini dikarenakan menurut responden orang tua merasa tidak perlu memberi pujian kepada
anak menyangkut kesehatan reproduksi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Menurut Anak, Orang tua Berbincang Pada Tingkatan Yang Sama
Orang tua Berbincang Pada Tingkatan Yang Sama Dengan Anak
F
Sangat sama Sama
Kurang sama Tidak sama
14 46
17 11
15,9 52,3
12,5 19,3
Total 88
100
Sumber: P.11FC 015 Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 14 15,9 responden
menyatakan orang tua berbincang pada tingkatan yang sangat sama dengan anak dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 46 52,3 responden
menyatakan bahwa orang tua berbincang pada tingkatan yang sama dengan anak dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 17 12,5 responden
menyatakan orang tua berada pada tingkatan yang kurang sama dengan anak dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, dan 11 19,3 responden menyatakan
orang tua berbincang pada tingkatan yang tidak sama dengan anak dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan orang tua mereka berbincang pada tingkatan yang sama dalam
berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi. Alasan yang diberikan responden yakni agar orang tua dapat mengerti dan memahami apa yang dirasakan anak. Namun tidak
sedikit responden yang menyatakan bahwa orang tua tidak berbincang pada tingkatan yang sama dengan mereka. Menurut alasan yang diberikan responden, orang tua
masih memberikan batasan yang jelas antara dirinya sebagai orang tua kepada anak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.18 Menurut Anak, Orang tua Tidak Memaksakan Kehendak Kepadanya
Orang tua Tidak Memaksakan Kehendak Kepada Anak F
Tidak memaksakan kehendak Kurang memaksakan kehendak
Memaksakan kehendak Sangat memaksakan kehendak
59 18
7 4
67,0 20,5
8,0 4,5
Total 88
100 Sumber: P.12FC 016
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 88 responden, 59 67,0 responden menyatakan orang tua tidak memaksakan kehendak kepada anak dalam
berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, 18 20,5 responden menyatakan orang tua kurang memaksakan kehendak kepada anak dalam berkomunikasi tentang
kesehatan reproduksi, 7 8,0 responden menyatakan orang tua memaksakan kehendak kepada anak dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi, dan 4
4,5 responden menyatakan orangtua sangat memaksakan kehendak kepada anak dalam berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi.
Berdasarkan keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan orang tua tidak memaksakan kehendak kepada orang tua dalam
berkomunikasi tentang kesehatan reproduksi. Hal ini diperjelas melalui alasan yang diberikan repsonden, yakni orang tua memiliki sikap percaya terhadap setiap apa
yang dilakukan responden. Sehingga tidak perlu ada sikap memaksakan kehendak.Sementara itu responden yang memberikan jawaban bahwa orang tua
memaksakan kehendak kepadanya memberikan alasan yakni orang tua cenderung khawatir dan mengingini yang terbaik untuk anaknya.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Materi Pendidikan Kesehatan Reproduksi