2.3.1 Keadaan Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Tiruan
Adanya gigi tiruan dalam mulut umumnya mengganggu aksi pembersihan normal dari lidah dan akan meningkatkan deposisi plak. Bila plak tidak dibersihkan
dengan tindakan kebersihan rongga mulut yang cermat, akan terjadi peradangan gingiva dan pembentukan poket supraboni.
5
Pada pemakaian gigi tiruan resin akrilik, mukosa akan tertutup sehingga menghalangi pembersihan permukaan mukosa maupun permukaan gigi tiruan oleh
lidah dan saliva sehingga terjadi akumulasi plak pada gigi tiruan. Oleh karena itu desinfeksi gigi tiruan merupakan faktor penting yang harus dilakukan.
13
Daerah yang menjadi perhatian dalam desain gigi tiruan sebagian Kennedy adalah kebersihan
permukaan kerangka yang dekat dengan bagian proksimal gigi.
17
Pasien harus diberi instruksi tentang cara menjaga kebersihan rongga mulut, kebersihan sangat penting untuk keberhasilan gigi tiruan sebagian lepasan.
14
Pembersihan gigi tiruan dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Pembersihan secara mekanis dengan sikat gigi, pembersihan secara kimia dengan
merendam gigi tiruan dalam larutan desinfektan seperti alkali peroksida, alkali hipoklorit dan enzim. Upaya untuk mengatasi kenaikan jumlah flora mulut akibat
pemakaian gigi tiruan dilakukan dengan cara pembersihan gigi tiruan dengan merendamnya dalam larutan desinfektan untuk menghindari kontaminasi bakteri dan
jamur.
13
2.3.2 Kondisi Pendukung Gigi Tiruan
Dukungan bagi gigi tiruan sebagian lepasan merupakan semua dukungan yang diterima dari jaringan mulut untuk melawan atau menahan daya oklusal yang di
terima gigi tiruan sebagian lepasan. Gigi yang dipilih untuk mendukung gigi tiruan harus mempunyai kondisi periodontal dan tulang pendukung yang sehat.
5
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.1 Gigi Penyangga
Gigi tiruan sebagian lepasan didukung oleh gigi penyangga dan jaringan lunak serta jaringan tulang yang berada di bawah landasan gigi tiruan. Maka dengan
sendirinya daya kunyah yang diterima oleh gigi tiruan akan disalurkan pada jaringan - jaringan tersebut. Beban berlebihan dari daya kunyah dapat menyebabkan resorpsi.
Semakin besar resorpsi, maka gigi tiruan semakin longgar dan tidak stabil. Semakin tidak stabil gigi tiruan, semakin hebat goncangan yang dapat dibuat procesus
alveolaris maupun gigi penyangga. Hal tersebut mengakibatkan kegoyangan gigi penyangga semakin besar.
24
2.3.2.2 Jaringan Pendukung Gigi
Beberapa penelitian longitudinal menunjukkan bahwa GTSL telah dikaitkan dengan peningkatan gingivitis, periodontitis, dan mobiliti gigi penyangga, karena
peningkatan akumulasi plak, tidak hanya pada permukaan gigi dalam kontak langsung dengan gigi tiruan, tetapi juga pada gigi dengan lengkung yang berlawanan,
dan dalam beberapa kasus, bahkan pada permukaan bukal gigi. Perubahan periodontal juga disebabkan tidak hanya untuk kebersihan rongga mulut yang buruk,
tetapi juga untuk transmisi kekuatan berlebihan pada struktur periodontal dari permukaan oklusal rangka GTSL.
16
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Kennedy Kelas I modifikasi 1 lengkungan dengan gigi tiruan sebagian lepasan yang membutuhkan pelapisan ulang. Jaringan keras terlihat di
wilayah bukal kiri harus diperbaiki sebelum reline dibuat. Diperlukan menejemen di wilayah yang terkena dampak dengan penempatan
jaringan pelapis lentur dalam upaya untuk mengurangi efek traumatis dari tekanan.
15
2.3.3 Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Kebersihan merupakan bagian terpenting dari desain suatu gigi tiruan sebagian lepasan untuk memastikan bahwa tepi gingiva tidak tertutup oleh gigi tiruan. Pada
posisi dimana desain gigi tiruan sebagian lepasan melewati tepi gingiva tentu perlu diperhatikan terutama bila tepi gigi tiruan melewati gingiva pada sudut yang runcing.
Sudut antara gigi tiruan dan tepi gingiva tidak boleh kurang dari 90
o
dan harus tumpul untuk memudahkan pembersihan oleh saliva.
6
Pada umumnya, makin pendek tepi basis gigi tiruan dan makin sederhana desain, makin mudah bagi pasien untuk memakai gigi tiruan tersebut dan menjaganya
agar tetap bersih. Salah satu hal sederhana yang harus dilakukan dalam menentukan desain gigi tiruan adalah upaya memaksimalkan kebersihan rongga mulut sedemikian
rupa dimana bila gigi tooth borne.
14
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. A Bila basis gigi tiruan berjalan melewati tepi gingiva, sudut antara gigi tiruan dan tepi gingiva harus tumpul B. Sudut yang runcing memungkinkan terjadinya
timbunan sisa makanan dan menimbulkan peradangan. Desain A dan B dapat diperbaiki dengan menghilangkan basis gigi tiruan yang terletak dibelakang garis
putus- putus. Desain A lebih kuat dan lebih mudah dibersihkan daripada desain B yang walaupun tidak menutupi tepi gingiva, tetapi memerlukan lengan cengkram
lingual untu mengimbangi tekanan.
14
Klasifikasi yang digunakan dalam menentukan desain GTSL adalah klasifikasi Kennedy. Klasifikasi ini membagi semua keadaan tak bergigi menjadi empat klas,
yaitu: Klas 1 : daerah tak bergigi yang terletak dibagian psterior dari gigi yang
masih ada dan berada pada kedua sisi rahang bilateral. Klas 2 : daerah yang tak berigigi yang terletak dibagian posterior dari gigi
yang masih ada tetapi berada pada salah satu sisi rahang saja unilateral Klas 3 : daerah yang tak berigigi yang terletak di antara gigi-gigi yang masih
ada dibagian posterior maupun anterior dan unilateral Klas 4 : daerah yang tak berigigi yang terletak pada bagian anterior dari gigi-
gigi yang masih ada dan melewati garis tengah rahang.
2.4 Indeks Pemeriksaan Klinis
Untuk mengetahui status kesehatan periodonsium pada pemakai GTSL maka dilakukan pengukuran dengan berbagai parameter yaitu: Indeks kebersihan mulut,
indeks gingiva, indeks peridontal, kedalaman poket, dan mobiliti gigi.
Universitas Sumatera Utara