Variabel 1. Varibel bebas Definisi operasional Definisi

Dimana: Z −α = 1,96 α=0,05 P = Proporsi prevalensi pengguna GTSL =0,5 1- P = 0,5 D = Perbedaan proporsi yang diharapkan sebesar 15 = 0,15 Maka pada penelitian ini, minimal besar sampel yang digunakan 45 orang

3.4 Variabel dan defenisi operasional

Adapun variabel-variabel penelitian yang terdapat di dalam penelitian ini, antara lain:

3.4.1 Variabel 1. Varibel bebas

Pemakai GTSL Akrilik

2. Variabel tergantung

Kondisi Periodontal yaitu: indeks gingiva, indeks periodontal, kedalaman poket, mobiliti gigi dan OHIS.

3. Variabel terkendali

Lamanya pemakaian

4. Variabel tidak terkendali

Desain GTSL, pendukung GTSL, kebersihan rongga mulut dan GTSL. � = ,9 . , . , , � = , N = Z −α P − P d Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Definisi operasional Definisi

Operasional Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Ukur Desain Gigi tiruan sebagian lepasan GTSL akrilik Gambaran alat yang digunakan seseorang untuk menggantikan gigi yang hilang sebagian yang terbuat dari bahan resin akrilik dan dapat dibuka pasang oleh pasien sendiri. Diukur dengan menggunakan klasifikasi Kennedy. Caranya dengan melihat gigi yang hilang di rongga mulut penderita lalu menggolongkannya ke dalam klasifikasi Kennedy, yaitu: Klas 1 : apabila gigi yang hilang adalah gigi bagian posterior pada kedua sisi rahang. Klas 2 : apabila gigi yang hilang adalah gigi bagian posterior hanya pada satu sisi rahang. Klas 3 : apabila gigi yang hilang terletak diantara gigi-gigi yang masih ada dibagian posterior maupun anterior dan satu sisi rahang. Klas 4 : apabila gigi yang hilang adalah gigi-gigi bagian anterior dan telah melewati garis klasifikasi Kennedy Ordinal Universitas Sumatera Utara midline rahang. Indeks OHIS cara untuk mengukur besarnya tingkat debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi pemakai GTSL akrilik Setiap permukaan gigi dibagi secara horizontal atas sepertiga gingival, sepertiga tengah dan sepertiga insisal. Untuk mengukur skor indeks debris, sonde ditempatkan pada sepertiga insisal gigi kemudian digerakkan kearah sepertiga gingival dan skor diberikan menurut kriteria skor. Skor indeks OHIS diperoleh dengan menjumlahkan nilai indeks debris dan indeks kalkulus. Sonde dan kaca mulut Ordinal Indeks gingiva digunakan untuk menilai derajat keparahan inflamasi gingiva Penilaian indeks gingiva dilakukan dengan cara menelusuri dinding margin gingiva dengan melakukan palpasi pada gingiva, lalu melihat perubahan warna gingiva atau inflamasi pada empat sisi gigi yang diperiksa: papila distovestibular, papila mesiovestibular dan tepi Gingival oral. Skor ke Pengukuran ini berdasarkan indeks gingiva menurut Loe and Sillnes Ordinal Universitas Sumatera Utara empat daerah selanjutnya dijumlahkan dan dibagi empat, itu merupakan skor gingiva untuk gigi yang bersangkutan. Untuk mendapatkan skor indeks gingiva satu sampel, yaitu dengan menjumlahkan seluruh skor gigi dan dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Indeks periodontal Pengukuran yang digunakan untuk mengukur keparahan inflamasi gingiva maupun destruksi periodontal Pengukurannya dengan cara melihat keparahan inflamasi gingiva dan pembentukan poket ataupun resorpsi akar gigi. Pengukuran ini berdasarkan indeks periodontal menurut Russel. Skor indeks periodontal diperoleh dengan menjumlahkan skor dari setiap gigi yang diperiksa, lalu dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Kaca mulut Ordinal Kedalaman poket jarak yang diukur dengan menggunakan Diukur dengan menyelipkan prob periodontal dari dasar poket Prob periodontal dan kaca Ordinal Universitas Sumatera Utara prob periodontal dari dasar poket ke krista gingiva bebas ke krista gingiva bebas sejajar dengan panjang poros gigi sampai dirasakan ada tahanan, kemudian kedalaman poket yang terukur dibaca pada kalibrasi prob lalu hasilnya dimasukkan ke dalam lembar pemeriksaan mulut Mobiliti gigi adalah pemeriksaan derajat kegoyangan gigi dilakukan dengan menggunakan tangkai 2 instrumen atau dengan satu tangkai instrumen dan satu jari, dengan salah satu tangkai instrumen menekan gigi yang diperiksa dari arah vestibular, sedangkan tangkai instrumen yang lain atau jari menekan gigi dari arah oral, gigi didorong ke segala arah. Derajat mobiliti gigi adalah sebagai berikut: 23 N normal : Secara klinis tidak terlihat adanya mobiliti gigi. Derajat 1 : Gigi terlihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral, Prob periodontal dan kaca mulut Ordinal Universitas Sumatera Utara tetapi belum lebih dari 1 mm Derajat 2 : Gigi terlihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral sampai lebih dari 1 mm Derajat 3 : Gigi terlihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral sampai lebih dari 1mm dan dalam arah vertikal gigi bisa didepresikan ke dalam soket Lama dan frekuensi pemakaian GTSL Waktu yang digunakan pasien dalam menggunakan GTSL Diukur dengan menanyakan lamanya penggunaan GTSL dihituNG minimal 3-6 bulan, frekuensi pemakaian selama satu harian penuh atau dilepas bila malam atau yang dipakai hanya bepergian saja. Lalu mencatat hasilnya ke dalam lembar kuesioner Kuesioner Nominal Universitas Sumatera Utara

3.5 Alat dan bahan penelitian 5.5.1. Alat penelitian