1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah yang sedang dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah masih tingginya Angka Kematian Bayi AKB dan Angka
Kematian Ibu AKI. Jumlah Angka Kematian bayi di ASEAN seperti Singapura 21000 kelahiran hidup, Malaysia 5,61000 kelahiran hidup, Brunei Darussalam
5,61000 kelahiran hidup, Vietnam 17,31000 kelahiran hidup, dan Indonesia 24,81000 kelahiran hidup Depkes RI, 2012.
Sedangkan jumlah Angka Kematian Bayi di Sumatera Utara, Kota Medan sebanyak 37 kasus, Gunung Sitoli sebanyak 117 kasus, Kabupaten Padang Lawas
sebanyak 64 kasus, Langkat 70 kasus, Deli Serdang sebanyak 74 kasus, Tapanuli Selatan sebanyak 78 kasus, Simalungun sebanyak 81 kasus, Labuhan Batu Utara
sebanyak 87 kasus, Labuhan Batu sebanyak 94 kasus, Tapanuli Utara sebanyak 109 kasus, Nias sebanyak 132 kasus, Asahan sebanyak 176 kasus, sedangkan
AKI tertinggi di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 189 kasus Depkes RI, 2012.
Demikian juga Angka Kematian Ibu AKI di Indonesia, data kematian ibu yang digunakan saat ini masih menggunakan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia Tahun 2007. SDKI 2007 menyebutkan bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei 2003-2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup Depkes RI, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan jumlah Angka Kematian Ibu di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Nias Sebanyak 10 kasus, Mandailing Natal sebanyak 10 kasus,
Tapanuli Selatan sebanyak 11 kasus, Labuhan Batu Utara sebanyak 13 kasus, Deli Serdang sebanyak 15 kasus, Batubara sebanyak 16 kasus, Langkat sebanyak 17
kasus, dan AKI tertinggi di Sumatera Utara adalah Kabupaten Labuhan Batu sebanyak 33 kasus Depkes RI, 2012.
Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan Keluarga Berencana KB. KB menurut UU no. 10 thn 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan
PUP, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera Setya Sujiyatini, 2009.
Kontrasepsi merupakan salah satu kebutuhan hidup sehat, selain makanan yang sehat, air bersih dan lingkungan yang sehat. Pasangan usia subur yang
belum tidak berencana punya anak lagi dan tidak memakai kontrasepsi, termasuk kelompok “unmet need”. Tanpa mereka sadari, mereka telah masuk
kedalam kelompok yang beresiko tinggi, yaitu kelompok dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang
memakai kontrasepsi. Angka “unmet need“ di Indonesia pada pertengahan 2010 diperkirakan 9 atau lebih dari 5 juta pasangan usia subur Affandi, 2011.
Jenis atau metode KB ada dua yaitu metode KB modern seperti pil, suntik, Intra Uteri Devece
IUD, Metode Operasi Wanita MOW, Metode Operasi Pria MOP, Implant, dan metode sederhana yang alami seperti Metode Amenorea
Universitas Sumatera Utara
Laktasi MAL, metode kalender, metode suhu basal, metode lendir servik, metode simtotermal, senggama terputus Coitus interuptus, metode barier antara
lain kondom, diafragma, dan spermisida Saifuddin, 2006. Bagi wanita yang ingin menghindari efek samping alat kontrasepsi
modern, maka mereka lebih memilih cara KB alami, yaitu KB tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Seperti metode kalender, metode suhu tubuh dan
tes lendir vagina maka dapat diperkirakan kapan terjadinya masa subur pada wanitaAffandi, 2011.
Metode Amenorea Laktasi MAL merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat haid dan waktunya
kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifitasnya dapat mencapai 98. MAL efektif jika menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapatkan
cukup asupan perlaktasi Saifuddin, 2006. Keuntungan nonkontrasepsi, bayi mendapatkan kekebalan pasif
mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI, sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal, terhindar dari
keterpaparan terhadap kontaminasi dari air dan susu formula. Keuntungan untuk ibu yaitu mengurangi perdarahan pasca persalinan, mengurangi resiko anemia dan
meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi Saifuddin, 2006. Metode Amenorea Laktasi MAL di Indonesia pencapaiannya masih
rendah. Hal ini diukur dari tingkat pencapaian pemberian ASI eksklusif yang masih rendah berdasarkan data susenas tahun 2010, baru ada 61,3 bayi umur 0-5
bulan yang mendapatan ASI Eksklusif. Bahkan Riset Kesehatan Dasar
Universitas Sumatera Utara
menyebutkan, hanya 34,5 bayi umur kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif Riskesdas, 2013.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan di Dusun Mawar Desa Mancang Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat, jumlah ibu yang berumur 20-35 tahun
sebanyak 58 orang. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Dusun Mawar Desa Mancang Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat pada 10 orang ibu
didapatkan hasil 7 dari 10 orang ibu belum pernah mendengar kontrasepsi metode amenorea laktasi dan 3 orang menyatakan pernah mendengar metode amenorea
laktasi. Hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara peneliti di Dusun Mawar Desa Mancang Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
Berdasarkan dari 10 responden, sebanyak 1 orang menyatakan menggunakan kondom, sebanyak 2 orang menyatakan menggunakan
injeksisuntikan progestin, 6 orang menggunakan KB hormonal pil dan suntik, dan sebanyak 1 orang menggunakan KB intra uteri device IUD.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu diteliti pengetahuan dan sikap ibu tentang Metode Amenorea Laktasi di Dusun Mawar Desa Mancang
Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.
1.2 Rumusan Masalah