d.
Melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan.
Beberapa pendapat dari pakarahli perbankan, tentang tujuan dari Otoritas Jasa Keuangan adalah sebagai berikut:
95
a. Agus Martowardojo
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan diperlukan guna mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis. Di sisi lain,
pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
merupakan komitmen pemerintah dalam reformasi sektor keuangan di Indonesia.
b. Fuad Rahmany
Otoritas Jasa Keuangan akan menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan abuse of power yang selama ini cenderung muncul, sebab
dalam Otoritas Jasa Keuangan, fungsi pengawasan dan pengaturan dibuat terpisah.
c. Darmin Nasution
Otoritas Jasa Keuangan adalah untuk mencari efisiensi di sektor perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan, sebab, suatu
perekonomian yang kuat, stabil, dan berdaya saing membutuhkan dukungan dari sektor keuangan.
d. Muliaman D Hadad
Terdapat empat pilar sektor keuangan global yang menjadi agenda Otoritas Jasa Keuangan. Pertama, kerangka kebijakan yang kuat untuk
menanggulangi krisis. Kedua, persiapan resolusi terhadap lembaga- lembaga keuangan yang ditengarai dapat berdampak sistemik. Ketiga,
lembaga keuangan membuat surat wasiat jika terjadi kebangkrutan sewaktu-waktu dan keempat transparansi yang harus dijaga.
B. Fungsi dan Tugas Otoritas Jasa Keuangan
Fungsi dari OJK diatur di dalam Undang-Undang OJK Pasal 5 yang menyatakan “OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.”
96
95
Rudy D.,
“Otoritas Jasa
Keuangan” melalui
http:softskill- rudy.blogspot.com201101otoritas- jasa-keuangan.html, diakses pada tanggal 07 Mei 2015.
96
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Pasal 5.
Universitas Sumatera Utara
Tugas daripada OJK sendiri diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang OJK yang menyatakan OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan
terhadap:
97
1. Kegiatan jasa keuangam di sektor perbankan;
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiuan,
lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Terkait dengan tugas pengaturan dan pengawasan sektor perbankan
tersebut, OJK memiliki wewenang:
98
1. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank
Yang meliputi: a.
Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya
manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan
b. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana,
produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa; 2.
Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: a.
Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio Kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit,
rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank; b.
Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja Bank; c. Sistem informasi debitur;
d. Pengujian kredit credit testing; dan e. Standar akuntansi bank;
3. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
a. Manajemen risiko;
b. Tata kelola bank;
c. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan
d. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; dan
4. Pemeriksaan bank.
97
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Pasal 6.
98
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Pasal 7.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai wewenang:
99
1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
2. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
3. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
4. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
5. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
6. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis
terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu; 7.
Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;
8. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola,
memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan 9.
Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan. Otoritas jasa keuangan memiliki fungsi, tugas dan wewenang
pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara terpadu, independen, dan akuntabel.
C. Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan