Undang-Undang OJK juga dilatarbelakangi oleh kondisi serta perkembangan sistem keuangan yang semakin kompleks, dinamis dan saling terkait antar
masing-masing subsektor keuangan, baik dalam hal produk maupun kelembagaan dan kompleksitas transaksi dan interaksi antar lembaga jasa keuangan sebagai
akibat dari konglomerasi pemilikan pada lembaga jasa keuangan.
92
Dengan mempertimbangkan berbagai latar belakang tersebut, perlu untuk melakukan penataan kembali struktur pengorganisasian dari lembaga-Iembaga
yang melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor jasa keuangan, sehingga nantinya kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dapat terselenggara
secara labih teratur, adil, transparan, dan akuntabel, mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan sektor jasa keuangan akan mampu berkontribusi dalam mewujudkan perekonomian nasional
yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
2. Tujuan Dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dapat terselenggara secara teratur, adil, transparan,
dan akuntabel, mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan konsumen dan
92
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, yang diwujudkan melalui adanya sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
93
Selain itu tujuan dibentuknya OJK untuk mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis, menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan,
mencari efisiensi di sektor perbankan dan keuangan lainnya, dan tercapainya Bank Indonesia dalam melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, dan transparan dengan mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.
Dengan tujuan ini, OJK diharapkan mampu mendukung kepentingan sektor jasa keuangan di Indonesia sehingga mampu meningkatkan daya saing
nasional. Selain itu, OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional, antara lain meliputi sumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di
sektor jasa keuangan, dengan tetap mempertimbangkan aspek positif globalisasi. OJK dirancang untuk melakukan pengawasan secara ketat lembaga
keuangan seperti perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Adapun tujuan utama pendirian Otoritas Jasa
Keuangan adalah:
94
a. Meningkatkan dan memelihara kepercayaan publik di bidang jasa
keuangan
b.
Menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa keuangan.
c.
Meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa keuangan.
93
Zadiatul Amina. Kajian Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Di Indonesia Melihat Dari Pengalaman Di Negara Lain, Surabaya : Universitas Negeri Surabaya,2012, hal.8.
94
Naskah Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas jasa Keuangan, Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2011, hal 1-2.
Universitas Sumatera Utara
d.
Melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan.
Beberapa pendapat dari pakarahli perbankan, tentang tujuan dari Otoritas Jasa Keuangan adalah sebagai berikut:
95
a. Agus Martowardojo
Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan diperlukan guna mengatasi kompleksitas keuangan global dari ancaman krisis. Di sisi lain,
pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
merupakan komitmen pemerintah dalam reformasi sektor keuangan di Indonesia.
b. Fuad Rahmany
Otoritas Jasa Keuangan akan menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan abuse of power yang selama ini cenderung muncul, sebab
dalam Otoritas Jasa Keuangan, fungsi pengawasan dan pengaturan dibuat terpisah.
c. Darmin Nasution
Otoritas Jasa Keuangan adalah untuk mencari efisiensi di sektor perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan, sebab, suatu
perekonomian yang kuat, stabil, dan berdaya saing membutuhkan dukungan dari sektor keuangan.
d. Muliaman D Hadad
Terdapat empat pilar sektor keuangan global yang menjadi agenda Otoritas Jasa Keuangan. Pertama, kerangka kebijakan yang kuat untuk
menanggulangi krisis. Kedua, persiapan resolusi terhadap lembaga- lembaga keuangan yang ditengarai dapat berdampak sistemik. Ketiga,
lembaga keuangan membuat surat wasiat jika terjadi kebangkrutan sewaktu-waktu dan keempat transparansi yang harus dijaga.
B. Fungsi dan Tugas Otoritas Jasa Keuangan