persamaannya. Karena semuanya memang bertujuan untuk memberi kemudahan finansial bagi perusahaan lain.
52
B. Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan
Perusahaan pembiayaan adalah usaha di luar Badan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha Lembaga Pembiayaan. Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk
melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, danatau usaha Kartu Kredit. Kegiatan usaha kartu kredit meliputi:
1. Sewa Guna Usaha;
2. Anjak Piutang
3. Usaha Kartu Kredit
4. Pembiayaan Konsumen
Sewa guna usaha leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi finance
lease maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara angsuran.
53
Pengertian leasing sebagai setiap perjanjian dalam kegiatan pembayaran perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan, untuk suatu jangka watu tertentu berdasarkan pembayaran
52
Munir Fuady, Op.Cit, hal.4.
53
H.Ahmad Muliadi, Op.Cit, hal.7.
Universitas Sumatera Utara
secara berkala disertai dengan hak pilihan opsi bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka
waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.
54
Disisi lain bahwa perjanjian leasing disebut juga sebagai perjanjian pengikatan hak bersyarat berupa perjanjian sewa guna usaha leasing agreement
adalah suatu perjanjian dimana seseorang pemberi sewa guna usaha lessor memberikan hak kepada orang lain penerima sewa guna usaha lessee untuk
menguasai suatu objek dengan kompensasi berupa uang sewa atau pembayaran lainnya.
55
Apapun nama perjanjian dalam leasing, harus mencerminkan inti het wezen perjanjian dengan tegas sehingga bentuk hukum peraturan mana yang
berlaku, hak-hak dan kewajiban-kewajiban pihak-pihak jelas dan tidak memberi kesempatan atau peluang kepada hakim yang mengadili perselisihan tentang
perjanjian itu untuk memberikan interprestasi lain atau melaksanakan perjanjian itu lain daripada yang dimaksudkan pihak-pihak.
56
Leasing memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
57
1. Para pihak dalam leasing yang terdiri dari :
a. Lessor yang harus berbentuk perseroan atau koperasi yang telah
memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan. b.
Lessee perusahaan pembiayaan. c.
Supplier. 2.
Leasing adalah suatu cara pembiayaan yang dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagi lessee, baik dengan maupun tanpa hak
opsi untuk membeli barang tersebut.
54
Ibid.
55
H.Ahmad Muliadi, Op.Cit, hal.8.
56
Ibid.
57
Munir Fuady, Op.Cit, hal.18.
Universitas Sumatera Utara
3. Perjanjian leasing itu harus berbentuk tertulis dengan tujuan
pengawasan dan pembuktian yang disertai dengan pembuatan dokumentasi yang diperlukan dalam leasing.
4. Adanya hubungan antara jangka waktu lease dan masa kegunaan
benda yang di-lease kan. 5.
Hak milik benda yang di-lease-kan ada pada lessor. 6.
Objek leasing adalah benda-benda yang dipergunakan dalam suatu perusahaan.
a. Objek leasing biasanya dibeli lessor atas permintaan lessee dari
supplier menurut spesifikasi yang ditentukan lessee, barang langsung diserahkan kepada lessee oleh supplier, dan setelah lessor
menerima pemberitahuan dari lessee bahwa ia telah menerima barang dengan baik, lessor akan membayar harga barang kepada
supplier.
b. Objek leasing harus diperinci jenisnya, kuantitasnya, lokasinya dan
lain-lain, demi kepastian hukum semua pihak dalam perjanjian leasing.
7. Opsi bagi lessee untuk membeli objek leasing, dimana setelah jangka
waktu leasing berakhir dan memenuhi semua kewajibannya berdasarkan perjanjian leasing, maka lessee mempunyai hak opsi
untuk membeli atau memperpanjang leasing, maka lessee wajib mengembalikan barang atas biaya lessee kepada lessor, dalam keadaan
baik dan dengan tempatyang ditentukan lessor.
8. Adanya jaminan kebendaan yang diberikan berupa benda yang di-
lease-kan, dan eksekusi jika cicilan macet, serta pengaturan tentang putusnya perjanjian leasing.
Pada prinsipnya ada dua macam prototipe leasing, yaitu leasing yang berbentuk operating dan leasing yang berbentuk finansial :
58
1. Operating Lease
Operating lease disebut juga Service lease. Operating lease ini biasanya merupakan suatu corak leasing dengan karakteristik.
2. Financial Lease
Financial lease ini sering disebut juga dengan capital lease atau full- payout lease. Financial lease merupakan suatu corak leasing yang
lebih sering diterapkan.
58
Munir Fuady, Op.Cit, hal.16.
Universitas Sumatera Utara
Operating lease dan financial lease memiliki perbedaan sebagai berikut :
59
1. Financial Lease adalah suatu perjanjian pembiayaan dimana lessor
diminta untuk membiayai pengadaan barng untuk lessee, sedangkan operational lease perjanjian menitikberatkan pada pemberian jasa.
2. Pada financial lease, resiko ekonomi atas objeknya berada pada lessee
karena lessee wajib membayar kembali modal yang disediakan lessor untuk mengadakan barang yang bersangkutan ditambah bunga dan
ongkos lain selama kontrak berjalan, sedangkan operational lease resiko ekonomis atas barang yang di-lease ada pada lessor.
3. Pada financial lease, lessor hanya memikul resiko berkenaan dengan
keadaan keuangan, kemampuan membayar, serta resiko lessee, sedangkan pada operational lease, lessor menanggung resiko
hilangnya atau rusakna objek yang di-lease. 4.
Pada financial lease jangka waktu kontrak sama atau hampir sama dengan masa kegunaan barang yang bersangkutan menurut persetujan
lessor dan lessee, sedangkan operational lease jangka waktu perjanjian pada umumnya tidak sama dengan masa kegunaan barang yang
bersangkutan. 5.
Dalam hak opsi untuk membeli barang dari lessor harus disetujui lebih dahulu, pada financial lease hampir tidak berarti jumlahnya,
sedangkan pada operational lease jumlah harga relatif tinggi menurut nilai ekonomis riil barang tersebut.
59
Munir Fuady, Op.Cit, hal.36.
Universitas Sumatera Utara
6. Pada financial lease, lessee dilarang mengakhiri kontrak sebelum
jangka waktu yang diperjanjikan berakhir,kecuali diperjanjikan lain, sedangkan pada operational lease jangka waktu leasing tidak tertentu
dan dapat diakhiri oleh lessee. 7.
Pada operational lease, lessee pada umumnya memberikan jasa-jasa untuk kegunaan pengoperasian dan pemeliharaan barang yang di-lease,
sedangkan hal ini tidak terjadi pada financial lease. Anjak piutang factoring adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian piutang dagang jangka pendek suatu Perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Kegiatan anjak piutang merupakan kegiatan pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, yang dilakukan dengan cara pengambilalihan atau pembelian piutang
tersebut.
60
Pengertian anjak piutang factoring merupakan usaha pembiayaan atau tekhnik pendanaan dalam bentuk pembelian danatau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan client yang terbit dari suatu transaksi perdagangan dalam dan luar negeri oleh client dan nasabah,
dengan imbalan biaya administrasi dan bunga yang diberikan kepada perusahaa n factor.
61
60
H.Ahmad Muliadi, Op.Cit, hal.43.
61
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.
Pelaksanaan kegiatan anjak piutang antara lain :
62
1. Sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil dengan
pengembangan lembaga anjak piutang. 2.
Menerbitkan surat sanggup bayar dengan memenuhi prinsip kehati- hatian.
Dari kegiatan anjak piutang tersebut diatas dapat dikemukakan :
63
1. Usaha anjak piutang terdiri dari 3 tiga pihak, yaitu :
a. Perusahaan anjak piutang : ialah perusahaan yang akan membeli
danatau menerima pengalihan piutang, yang berfungsi sebagai perantara antara penjual piutang dengan nasabah.
Adapun yang dapat menjadi perusahaan anjak piutang antara lain : 1
Perusahaan yang bergerak khusus dalam usaha anjak piutang. 2
Perusahaan multifinance yang di samping bergerak di bidang anjak piutang tetapi juga bergerak dibidang usaha financial
lainnya, seperti bidang leasing, consumer finance, kartu kredit dan sebagainya.
3 Bank yang diperkenankan beroperasi dibidang usaha anjak
piutang berdasarkan Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dalam Pasal 6 butir I, dengan bentuk badan usaha
perseroan dan koperasi.
62
Munir Fuady, Op.Cit, hal.52.
63
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
b. Penjual piutang adalah perusahaan yang menjual piutang dagang
jangka pendek
kepada perusahaan
pembiayaan danatau
mengalihkan piutang atau tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan kepada perusahaan anjak piutang factor. Piutang
termasuk benda bergerak tak bertubuh choses in action , maka hak milik atas piutang yang dialihkan dapat beralih kepada
pembeli. c.
Nasabah atau pelanggan, adalah pihak debitur yang berutang kepada penjual piutang klien, yang selanjutnya dengan kegiatan
anjak piutang, piutang yang terbit dari utang tersebut dialiihkan kepada perusahaan anjak piutang.
2. Usaha anjak piutang adalah berupa perjanjian jual beli tagihan, oleh
karena perjanjian anjakpiutang harus dianggap sebagai satu jenis atau varian dari perjanjian jual beli, yang diartikan sebagai suatu
persetujuan dimana pihak yang satu mengikat dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar
harga yang telah dijanjikan. Dalam proses transaksiprosedur anjak piutang maka piutang yang dimiliki oleh klien dialihkan dijual
kepada perusahaan anjak piutang. 3.
Jual beli piutang dilakukan secara terus menerus on a continuing basis dengan en bloc in bulk baik yang sudah ada maupun yang
baru akan ada.
Universitas Sumatera Utara
Usaha Kartu Kredit Credit Card adalah kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang danatau jasa dengan menggunakan kartu kredit. Sehingga
dengan demikian kartu kredit dapat disebut jenis alat pembayaran yang dapat digunakan oleh masyarakat yang termasuk alat pembayaran yang bersifat
elektronis. Usaha kartu kredit merupakan usaha dalam kegiatan pemberian kredit atau pembiayaan untuk pembelian barang atau jasa yang penarikannya dilakukan
dengan kartu.
64
Kartu kredit atau credit card adalah suatu kartu yang umumnya dibuat dari bahan plastik, dengan dibubuhkan identitas dari pemegang dan penerbitnya
dengan basis magnetis yang memberikan hak kepada siapa kartu ini diisukan untuk menandatangani tanda pelunasan pembayaran harga dari suatu jasa atau
barang yang di beli di tempat-tempat tertentu, yang pembayaran pelunasannya dapat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu.
Seiring dengan pesatnya penggunaan kartu kredit tersebut penyalahgunaannya juga banyak terjadi. Di samping itu,ternyata juga seringkali terjadi bahwa para
pihak yang terlibat dalam penggunaanpenerbitanpemakai kartu kredit tidak selamanya melaksanakan prestasinya seperti yang di perjanjikan.
65
Kegiatan usaha kartu kredit dilakukan dalam bentuk penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh pemegangnya untuk pembelian barang dan
atau jasa sepanjang berkaitan dengan sistem pembayaran wajib mengikuti Bank Indonesia.
66
64
H.Ahmad Muliadi, Op.Cit, hal.75.
65
Ibid.
66
Munir Fuady, Op.Cit, hal.85.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk fisik dari kartu kredit mencantumkan :
67
1. Keterangan tentang badan hukum perusahaan danatau bank yang
menerbitka kartu kredit. Keterangan ini penting untuk siapa yang bertanggungjawab atas penagihan nantinya dari pihak pedagang. Bagi
penerbit sendiri pencantuman ini juga berarti sarana promosi. 2.
Nama dan tanda tangan pemegang kartu. Pencantuman nama dan tanda tangan penting karena hanya orang dan nama tanda tangannya
tercantum dalam kartu kredit tersebut yang dapat menggunakan kartu itu, artinya kartu kredit itu tidak dapat dipindah tangankan.
3. Nomor urut kartu kredit. Nomor urut kartu kredit berfungsi untuk
mengetahui berapa kartu kredit yang sudah dikeluarkan oleh penerbit dan sebagai salah satu alat keamanan bagi penerbit dalam menerbitkan
daftar hitam yang disebarkan para pedagang. 4.
Masa berlakunya kartu. Pencantuman masa berlaku pada kartu kredit adalah agar para pedagang dapat mengetahui apakah kartu kredit
tersebut masih berlaku atau tidak. 5.
Kartu kredit bukan termasuk surat berharga, karena tidak memenuhii ciri-ciri surat berharga, yang antara lain dapat dipindah tangankan
dengan mudah.
67
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Ada pun pihak-pihak pendukung terciptanya lalu lintas kartu kredit yaitu:
68
1. Pemegang kartu, adalah seseorang yang namanya tercantum pada kartu
dan berhak menggunakan kartu tersebut. 2.
Merchant, adalah perusahaan atau perorangan yang menandatangani perjanjian dengan bank untuk menerima pembayaran atas penjualan
barang-barang makanan atau jasa dengan menggunakan kartu kredit 3.
Slip penjualan, adalah formulir yang disediakan oleh bank yang memproses untuk digunakan oleh merchant dalam melakukan
transaksi penjualan barang-barang makanan atau jasa dan merupakan bukti yang sah bagi merchant untuk menagih kepada bank atau badan
usaha lainnya yang ditunjuk oleh bank penerbit. 4.
Lembar penagihan, adalah lembar informasi yang berisi rincian penggunaan kartu kredit pemegang kartu utama dan tambahan
pembelanjaan, pembayaran, penarikan uang tunai, biaya administrasi yang di cetak dam dikirimkan oleh penerbit setiap bulannya.
5. Tanggal penagihan, adalah tanggal tutup buku dan sekaligus
merupakan tanggal pencetakan tagihan bulan. 6.
Tanggal jatuh tempo, adalah batas akhir bagi pemegang kartu kredit untuk melakukan pembayaran tagihan baik minimum, sebagian,
maupun seluruh tagihan barang.
68
Munir Fuady, Op.Cit, hal.86.
Universitas Sumatera Utara
7. Batas kredit, adalah batas maksimal penggunaan kartu kredit yang
besarnya telah ditentukan penerbit. Adapun pihak-pihak dalam kartu kredit :
69
1. Pihak penerbit issuer
Penerbit disini merupakan pihak atau lembaga atau badan usaha hanya dalam bentuk usaha Perseroan dan Koperasi yang kegiatan
usahanya mengeluarkan dan mengelola kartu kredit. 2.
Pemegang kartu card holder Pihak yang telah memenuhi prosedur atau persyaratan yang ditetapkan
oleh penerbit untuk dapat diterima sebagai anggota dan yang berhak menggunakannya.
3. Pihak penjual barang atau jasa merchant
Pihak yang ditunjuk atau disetujui oleh pihak pengelola untuk dapat melakukan transaksi dengan pemegang kartu kredit sebagai pengganti
uang tunai. Merchant ini dapat berupa pedagang, toko-toko, hotel, restoran, travel biro, dan sebagainya
4. Perantara acquirer
Pihak yang mengelola penggunaan kartu kredit terutama dalam hal penagihan dan pembayaran antara pihak issuer dan merchant danatau
antara pemegang dan penerbit. Karena itu kehadiran sektor hukum yang adil, tegas dan predictable untuk
menata penggunaan kartu kredit tentu merupakan kebutuhan dunia bisnis yang
69
Munir Fuady, Op.Cit, hal.88.
Universitas Sumatera Utara
nyata dalam praktek. Karena para pihak yang terlibat dalam hubungan dengan kartu kredit ini ingin agar kedudukannya terlindungi secara hukum dengan hak
dan kewajibannya yang reasonable dan transparan.
70
Pembiayaan konsumen consumer finance adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran
secara angsuran. Pembiayaan konsumen sebagai suatu kegiatan perjanjian yang dilakukan dalam bentuk penyediaan dana bagi konsumen untuk pembelian barang
atau jasa yang akan langsung dikonsumsi oleh konsumen.
71
Pembiayaan konsumen tergolong kedalam sale credit, karena konsumen tidak menerima cash, tetapi hanya menerima barang yang dibeli dengan kredit
tersebut untuk tujuan konsumtif. Sistem pembiayaan konsumen memungkinkan perusahaan pembiayaan memberikan bantuan dana untuk pembelian barang-
barang produk dari perusahaan dalam kelompoknya yang disebut captive finance company.
72
Oleh karena itu market untuk perusahaan pembiayaan tersebut sudah ditentukan, misalnya seperti yang dilakukan oleh general motors acceptance
coorporation yang menyediakan pembiayaan konsumen terhadap produk-produk penjualan general motors.
Kegiatan pembiayaan konsumen dilakukan dalam bentuk pembiayaan dana untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran antara lain meliputi :
73
70
Munir Fuady, Op.Cit, hal.171-172.
71
H.Ahmad Muliadi, Op.Cit, hal.109-110.
72
H.Ahmad Muliadi, Op.Cit, hal.110.
73
Munir Fuady, Op.Cit, hal.117.
Universitas Sumatera Utara
1. Pembiayaan kendaraan bermotor.
2. Pembiayaan alat rumah tangga.
3. Pembiayaan barang-barang elektronik.
4. Pembiayaan perumahan.
C. Peran dan Funsi Perusahaan Pembiayaan