Sejarah Perusahaan Pembiayaan Pengertian dan Sejarah Perusahaan Pembiayaan 1. Defenisi Perusahaan Pembiayaan

lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga p embiayaan.” 41 Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen, danatau usaha kartu kredit. 42 Masing-masing kegiatan perusahaan pembiayaan meskipun berbeda-beda dan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, tetapi masih banyak terdapat persamaannya. Karena semuanya memang bertujuan untuk memberikan kemudahan finansial bagi perusahaan lain.

2. Sejarah Perusahaan Pembiayaan

Kehadiran industri pembiayaan multifinance industry sesungguhnya belum terlalu lama, terutama bila dibandingkan dengan di negara-negara maju lain. Dari beberapa sumber diketahui industri ini mulai tumbuh di Indonesia pada tahun 1974. Kehadirannya didasarkan pada Surat Keputusan Bersama SKB tiga menteri yaitu Menteri Keuangan, Menteri Perdangan, dan Menteri Perindustrian. 43 Setahun setelah dikeluarkannya SKB tersebut, berdirilah PT Pembangunan Armada Niaga Nasional pada 1975. Kelak, perusahaan tersebut mengganti namanya menjadi PT Persero PANN Multi Finance. Pada tanggal 2 Juli 1982 dibentuk Asosiasi Leasing Indonesia ALI yang berkedudukan di Jakarta sebagai 41 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan Pasal 1 Huruf b. 42 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Pasal 2 Huruf a. 43 Seputarpembiayan.blogspot.com, “Sejarah Lembaga Pembiayaan Di Indonesia” melalui http:seputarpembiayaan.blogspot.com201205sejarah-lembaga-pembiayaan-di- indonesia.html diakses pada tanggal 05 Mei 2015. Universitas Sumatera Utara satu-satunya wadah komunikasi bagi perusahaan-perusahaan leasing di Indonesia. 44 Kehadiran ALI telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh pelaku usaha leasing di Indonesia dan ALI telah berhasil melakukan berbagai aktifitas guna kepentingan para anggotanya, termasuk membantu pengembangan industri usaha leasing di Indonesia bersama pemerintah. Kemudian melalui Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 yang ditindak lanjuti dengan Surat Keterangan Menteri Keuangan Nomor 1251KMK.0131988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan sebagaimana telah berkali-kali diubah, terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 448KMK.0172000 tentang perusahaan pembiayaan. Dalam peraturan perundang-undangan tersebut diperincikan bahwa kegiatan lembaga pembiayaan meliputi : 45 1. Sewa Guna Usaha. 2. Modal Ventura. 3. Perdagangan Surat Berharga. 4. Anjak Piutang. 5. Usaha Kartu Kredit. 6. Pembiayaan Konsumen. Akan tetapi dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 448KMK.0172000 tentang Perusahaan Pembiayaan, Lembaga Pembiayaan yang dijalankan oleh suatu Perusahaan Pembiayaan adalah sebagai berikut : 46 1. Sewa Guna Usaha. 2. Anjak Piutang. 44 Ibid. 45 Munir Fuady, Op.Cit, hal.3. 46 Ibid. Universitas Sumatera Utara 3. Usaha Kartu Kredit. 4. Pembiayaan Konsumen. Hal tersebut dikarenakan kegiatan modal ventura dan perdagangan surat berharga mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan keempat lembaga pembiayaan tersebut. Disamping itu ditentukan pula bahwa suatu perusahaan pembiayaan tidak diperkenankan menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk : 47 1. Giro. 2. Deposito. 3. Tabungan. 4. Surat Sanggup Bayar. Promissory Notes, kecuali jika surat sanggup bayar tersebut hanya dipakai sebagai jaminan hutang kepada bank yang menjadi kreditnya. Pada tahun 1990, industri leasing mulai kembali pada prinsip dasar ekonomi. Mereka lebih mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pada tahun 1991, kembali terjadi perubahan besar-besaran pada perusahaan pembiayaan. Seiring dengan kebijakan uang ketat TMP = tight money policy yang lebih dikenal dengan Gebrakan Sumarlin I dan II, suku bunga menjadi naik. Akibatnya, banyak kredit yang sudah disetujui terpaksa ditunda pencairannya. Dari sisi permodalan, TMP membuat perusahaan multifinance menjadi terhambat. Oleh karena itu banyak perusahaan multifinance yang mengabungkan perusahaannya agar lebih mudah memperoleh kredit termasuk dari luar negeri. 48 47 Munir Fuady, Op.Cit, hal.4. 48 Ibid. Universitas Sumatera Utara Seiring dengan pertumbuhan sektor usaha jasa pembiayaan dan guna menampung aspirasi seluruh anggota maka pada tanggal 20 Juli 2000 telah diambil keputusan ALI menjadi Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia APPI. Keputusan itu sejalan dengan keberadaan usaha para anggota sebagai perusahaan pembiayaan yang dapat melakukan aktivitas usaha : sewa guna usaha leasing, anjak piutang factoring, pembiayaan konsumen consumer finance, dan kartu kredit credit card. 49 Dalam perkembangannya pada tanggal 21 Desember 2000 Asosiasi Factoring Indonesia AFI juga bergabung ke dalam APPI. Sesuai dengan tujuan didirikannya APPI bersama pemerintah terus berupaya memberikan andil dan peran lebih berarti dalam peningkatan perekonomian nasional khususnya pada sektor usaha jasa pembiayaan. 50 Sebagai bentuk nyata dari perhatian pemerintah maka dibentuklah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan dalam rangka meningkatkan peran perusahaan pembiayaan dalam pembangunan nasional dan demi penyempurnaan ketentuan di bidang Perusahaan Pembiayaan. 51 Masing-masing kegiatan perusahaan pembiayaan walaupun berbeda-beda dan mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, tetapi masih banyak terdapat 49 Ibid. 50 Ibid. 51 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84PMK.0122006 tentang Perusahaan Pembiayaan bagian Menimbang Huruf a. Universitas Sumatera Utara persamaannya. Karena semuanya memang bertujuan untuk memberi kemudahan finansial bagi perusahaan lain. 52

B. Kegiatan Usaha Perusahaan Pembiayaan

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Otoritas Jasa Keuangan Dalam Pencegahan Dan Penghimpunan Dana Ilegal Di Masyarakat

31 230 135

Analisis Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.

102 478 77

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika Perjanjian Pembiayaan Konsumen(Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Cabang Purwodadi).

0 4 14

SKRIPSI PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Perjanjian Pembiayaan Konsumen(Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Cabang Purwodadi).

0 6 13

PENDAHULUAN Perjanjian Pembiayaan Konsumen(Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Cabang Purwodadi).

0 7 17

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN OLEH PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT. ADIRA FINANCE.

0 1 11

Adira Dinamika Multi Finance Tbk 2013

0 2 696

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DI INDONESIA A. Pengertian dan Sejarah Perusahaan Pembiayaan 1. Defenisi Perusahaan Pembiayaan - Implikasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.05/2014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaa

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Implikasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.05/2014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan Selaku Pembina dan Pengawas Perusahaan Pembiayaan (Studi Pada : PT. Adira Dinamika Multi Finance Med

0 0 19

IMPLIKASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29POJK.052014 TENTANG PENYELANGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SELAKU PEMBINA DAN PENGAWAS PERUSAHAAN PEMBIAYAAN. (STUDI PADA : PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE MEDAN)

0 0 11