Terapi Wicara Terapi ADL Aktifitas Keseharian Terapi Perilaku

18

2. Terapi Wicara

Terapi Wicara adalah layanan terapi yang membantu bekerja pada prinsip- prinsip dimana timbul kesulitan berkomunikasi atau ganguan pada berbahasa dan berbicara bagi orang dewasa maupun anak. Terapi wicara bertujuan untuk membantu seseorang yang mengalami gangguan komunikasi, seperti : -Anak-anak dengan gangguan berbahasa reseptis tidak mengerti Gambar 2.2 Proses terapi wicara Sumber: myfurniture8.com -Anak-anak dengan gangguan berbahasa ekspresif sulit mengungkapkan keinginannya dalam berbicara -Anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang khusus autisme, down syndrome, tuna rungu-wicara -Anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara speech delay. -Anak-anak yang mengalami gangguan artikulasi gagapstuttering, cadel, dst -Anak-anak dan orang dewasa yang baru selesai menjalani operasi celah bibir cleft lipsumbing dan celah langit-langit cleft palate. -Serta gangguan bahasa pada orang dewasa seperti pasca stroke yang mengalami kehilangan berbahasa Afasia.3 Universitas Sumatera Utara 19

3. Terapi ADL Aktifitas Keseharian

-Salah satu bentuk layanan terapi yang membantu anak-anak untuk dapat melakukan aktifitas keseharian seperti makan, minum, berpakaian, bersepatu, bersisir, mandi, aktifitas toileting, dst secara mandiri. -Layanan terapi ADL ini pada umumnya diberikan oleh seorang Okupasi Terapis. -Layanan terapi ini dapat diterapkan bagi anak berkebutuhan khusus sehingga anak dapat mandiri dalam kesehariannya.

4. Terapi Perilaku

-Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik dalam arti perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan belum ada ditambahkan. -Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis yang diciptakan oleh O.Ivar Lovaas, PhD dari University of California Los Angeles UCLA. -Dalam terapi perilaku, fokus penanganan terletak pada pemberian reinforcement positif setiap kali anak berespons benar sesuai instruksi yang diberikan. Tidak ada hukuman punishment dalam terapi ini, akan tetapi bila anak berespons negatif salahtidak tepat atau tidak berespons sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcementpositif yang ia sukai tersebut. Perlakuan ini diharapkan meningkatkan kemungkinan anak untuk berespons positif dan mengurangi kemungkinan ia berespons negatif atau tidak berespons terhadap instruksi yang diberikan. Gambar 2.3 Proses terapi perilaku Sumber: slbn-sragen.sch.id Universitas Sumatera Utara 20 Tujuan umum terapi tingkah laku adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar. Dasar alasannya ialah bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari learned, termasuk tingkah laku yang maladaptif. Jika tingkah laku neurotik learned, maka ia bisa unlearned dihapus dari ingatan, dan tingkah laku yang lebih efektif bisa diperoleh. Terapi tingkah laku pada hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan pemberian pengalaman-pengalaman belajar yang di dalamnya terdapat respons-respons yang layak, namun belum dipelajari:  Meningkatkan perilaku, atau  Menurunkan perilaku  Meningkatkan perilaku:  Reinforcement positif: memberi penghargaan terhadap perilaku  Reinforcement negatif: mengurangi stimulus aversi  Mengurangi perilaku:  Punishment: memberi stimulus aversi  Respons cost: menghilangkan atau menarik reinforcer  Extinction: menahan reinforcer

5. Fisioterapi