1. Teori Kepuasan Kerja
Jika dilihat dari teori kepuasan kerja, dibedakan menjadi: 1 Teori ketidaksesuaian discrepancy theory, 2 Teori keadilan equity theory, dan 3
teori dua faktor two factor theory. Rivai dan Sagala 2009 : l856-857. Teori ketidaksesuaian discrepancy theory, pertama sekali di pelopori
oleh Porter 1961. Rivai dan Sagala 2009:856. Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya
dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga apabila kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka orang yang akan lebih puas lagi,
sehingga terdapat discrepancy yang positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang
dicapai. Kepuasan kerja karyawan dilihat dari teori keadilan equity theory,
dikembangkan oleh Adams 1963, Zalzenik 1958, dan Locke 1969. Rivai dan Sagala 2009:856, prinsip teori ini adalah bahwa :
“Orang akan merasa puas tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan equity. Perasaan adil equity dan ketidak adilan inequity atas
situai, diperoleh dengan cara mwmbandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, dan pemerintah dipengerahui oleh motivasi”.
Di dalam diri seseorang, ia memiliki kepuasan dan ketidakpuasan dalam pekerjaan, dua variabel yang tidak terjadi terus menerus, akan tetapi saling
menekan satu dengan yang lainnya, jika kepuasan meningkat, maka nilai ketidakpuasan menurun, demikian sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Rivai dan Sagala 2009:856 menyatakan bahwa aspek kepuasan kerja terdiri dari :
a. Kepuasan kerja adalah kepuasan terhadap setiap perlakuan ysng mereka
terima ditempat kerja, termasuk kepuasan terhadap evaluasi pekerjaan, seleksi, pemberian fasilitas dan tunjangan, insentif atau pemberhentian.
b. Kepuasan kerja bukan merupakan konsep yang berdimensi tunggal,
melainkan yang satu, namun tidak puas dengan dimensinya yang lain. Dengan demikian, usaha untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi
sumber kepuasan kerja akan berpengaruh pada kondisi-kondisi tertentu, termasuk perlakuan yang diterima di tempat kerja, juga evaluasi kerja,
seleksi, dan pemberian fasilitas kerja, disertai tunjangan dan insentif bagi karyawan.
Hal-hal yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Perum BULOG Divre Sumut
1. Dari struktur organisasi yang tidak rumit.
2. Budaya organisasi tidak menyulitkan karyawan diperusahaan.
3. Aturan – aturan yang dibuat oleh perusahaan jelas.
4. Sistem kerja yang sudah tersistematis sehingga karyawan mudah
melakukan pekerjaan. 5.
Kesejahteraan dan kesehatan karyawan sangat diperhatikan oleh perusahaan.
Data yang di ambil dari hasil wawancara untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan Perum BULOG Divre Sumut. Hasil wawancara pada 10 orang
Universitas Sumatera Utara
karyawan BULOG dari berbagai tingkat jabatan, sebagian besar menjawab mereka puas dikarenakan pelaksanaan pemberian kompensasi dan lingkungan
kerja yang kondusif dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Tabel : 3.1 Jenis dan Waktu Pemberian Imbalan Karyawan BULOG Terima
No Tengah Bulan
Akhir Bulan Tahunan
Sekali Selama Bekerja
1 Tunjangan Kerja
BULOG TKB Gaji Pokok
Insentif Kinerja
- 2
Tunjangan Operasional
Tunjangan keluarga
- -
3 -
Tunjangan Jabatan
- -
Sumber : Perum BULOG Divre Sumut
Dan sebagian kecil menjawab kurang puas karena faktor kepemimpinan, jika pimpinan bagus tingkat kepuasan mereka juga tinggi. Kalau pimpinan
tersebut mendukung mereka, maka mereka akan merasa nyaman bekerja di perusahaan tersbut.
Tingkat kepuasan kerja tersebut dilihat dari faktor jabatan, pimpinan dan lingkungan kerja, semakin tinggi tingkat jabatan semakin tinggi tingkat
kepuasan, pimpinan yang baik akan memberikan kepuasan kerja karyawan dan akan lebih memberikan kenyamanan.
D. ANALISIS DAN EVALUASI 1. Analisis Terhadap Sistem Komunikasi